Heart - 21 (BARU)

1.8K 300 42
                                    

Yuhuuu update🤗

#Playlist: The Shires - Desperate

Davares membantu India memeriksa pergelangan kaki. Setiap kali Davares tekan cukup pelan, India meringis sakit. Maka dari itu Davares menyarankan India untuk memeriksakan kakinya ke dokter takut kenapa-kenapa.

"Nggak, deh. Paling besok udah baikan," tolak India.

"Jangan disepelein, In. Biar kaki lo nggak sakit."

"Udahlah biarin aja. Ini gara-gara sepupu lo yang gila itu. Bikin emosi aja."

Davares tergelak, membuat India menaikkan satu alisnya heran. "Jondas keterlaluan, sih. Tapi gue senang lo udah seberani itu sama Jondas, nggak nangis lagi. Lo jauh lebih kuat dari sebelumnya. Gue suka gaya lo, deh."

"Mau nangis, sih, cuma air mata udah habis. Mungkin udah kebal juga dengar Jondas nyakitin perasaan. Tahu gitu gue nikah sama Adit aja, nggak usah nolak ajakan serius dia. Nyesel."

"Kalau gitu habis lo cerai, lo nikah sama Adit."

India tertawa kecil. Kepala mengangguk setuju. "Gue setuju. Hidup bahagia sama Adit lebih menyenangkan. He's the best one."

"Betul banget."

India kembali tertawa. Walau terdengar simple dan membahagiakan, dia sedikit meragu. Dia takut perasaan Adit akan berubah. India pernah mengalami masa-masa datar dan berujung putus seperti saat bersama Panca. Kalau Adit yang dikira adalah masa depannya, apakah benar akan tetap sama tanpa berubah sedikit pun?

"Tapi jangan lupa cek ke dokter. Kalau nggak mau, gue suruh Adit nemenin lo ke dokter. Oke?" Davares mengingatkan.

"Iya, iya, udah macam bapak gue aja."

"Anggap aja bapak kedua lo."

"Ada lagi gila-gilanya. Nyokap gue bersuami dua, dong? Mantap amat. Gue satu aja udah capek banget. Duh!"

Davares terbahak. "Haha ... gue ketawa mulu sampai sakit perut. Kalau gue pikir lagi pas kalian ribut, gue yakin satu hal. Jondas cemburu. Kalau nggak cemburu mana mungkin bakal semarah itu."

"Jondas cemburu?" India memutar bola matanya. "Bumi bisa terbelah dua. Jangan ngawur, deh."

"Siapa tahu, kan? Buktinya semarah itu tahu lo bohongin dia jalan berdua Adit. Kalau nggak mah bodo amat aja, nggak mungkin negur lo sampai ribut besar." Davares mengutarakan pendapatnya pribadi. Mendengar dan melihat bagaimana respons sepupunya, dia meyakini hal itu.

"Udah, ah, jangan belajar gila." India tidak mau menanggapi serius. Tidak mungkin juga suaminya cemburu. Sebuah kemustahilan.

"Btw, waktu lo pergi sama Adit berdua. Kalian bahas apa? Seru, ya, berduaan sampai gue nggak boleh tahu?" ledek Davares.

"Iya, seru. Seperti biasa Adit menjaga dan menemani dengan sabar. Misal gue kasih tahu lo, nanti lo laporan sama Jondas kalau gue di Bali. Gue, kan, bohong sama dia nginap di rumah kakak gue. Eh, kakak gue ngamuk dan bocorin gue pergi ke Bali. Sebel banget," celoteh India.

Lovely Heart (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang