Part 2

18.9K 1.2K 24
                                    

Rafa dan Ronal sekarang sedang sarapan. Sesekali Rafa masih merasa mual melihat makanan yang ada di meja makan itu.

Ronal menatap Rafa. "Mau sampai kapan disembunyikan?"

"Iya kak, nanti aku kalo ketemu dia, aku bakal ngomong kok."

"Kalau terlalu lama, kakak sendiri yang akan cari dia." Ujar Ronal dengan nada datarnya.

"Eh jangan kak. Aku takut jadi masalah besar entar."

"Hem."

Rafa menghela nafasnya. Sebenarnya Rafa hendak membicarakan ini dengan Gavin sejak hari pertama ia hamil. Tapi, Rafa tak berani. Jadi, ia harus mengumpulkan keberaniannya dulu.

"Rafa!! Rafa!! Yok kita berangkat!!" Itu pasti suara Langit. Pagi-pagi udah teriak-teriak di depan rumah Rafa. Sungguh kebiasaan si Langit.

Langit Januartha adalah teman dekat Rafa sejak SMP, rumah mereka berdua gak jauh, cuman beda komplek aja. Langit ini bisa dibilang orangnya sedikit ngegas kalo ngomong, kadang kuping Rafa suka budeg kalo Langit yang ngomong. Ia seorang atlet basket, tentu badannya menjulang tinggi. Kadang suka tebar-tebar pesona disaat dia sedang tanding basket.

"Iyaa!! Bentar." Rafa beranjak lalu berpamitan pada Ronal. "Kak aku berangkat dulu ya."

"Hem."

Rafa berjalan sedikit terburu-buru untuk membuka pintu rumahnya.

Ceklek!
Rafa membuka pintunya. Dan sudah terpampang wajah Langit dengan cengirannya.

Langit kemudian berjongkok. "Ouwh... Celamat pagi dekek bayiku..." Ujarnya sambil menatap perut Rafa.

"Lebay banget sih..." Rafa terkekeh.

"Biarin! Yang penting ponakan gue seneng liat wajah ganteng gue."

"Ihh... Norak deh..."

Langit terkekeh, lalu kembali berdiri. "Yaudah yok kita berangkat!!" Ujar Langit dengan teriak.

"Lang! Bisa gak sih, gak usah teriak kalo ngomong. Kuping aku sakit, sumpah." Kata Rafa.

"Hehe... Udah bawaan dari orok."

Setelah itu, mereka berdua kemudian berangkat dengan motor gede milik Langit.

.

Sesampainya di sekolahan. Mereka berdua berjalan beriringan hendak menuju kelasnya. Tapi, tak sengaja mereka bertemu dengan Gavin dan dua orang temannya.

"Pasangan homo lagi bareng nih! Ihiirr..." Ejeknya teman Gavin yang bernama Kenzo.

"Hahahaha... Betul! Pasangan serasi. Kiw kiw! Ahahaha..." Dilanjut dengan Vano yang mengejek Langit dan Rafa.

Kenzo Mahardika dan Vano Anggara adalah dua kawan Gavin. Ya, mereka berdua juga suka mengejek para siswa. Manusia seperti Kenzo dan Vano tidak takut dengan adanya karma? Tentu, tidak. Buktinya sekarang mereka berani mengejek Langit dan Rafa kalo mereka berdua pasangan homo yang serasi.

Sedangkan Gavin hanya menunjukkan smirknya sambil menatap Rafa. Hanya dengan menatapnya, Gavin sudah memperlihatkan sikap angkuhnya

Langit sudah mengepalkan tangannya hendak menghantam mereka. "Udah jangan diladenin." Bisik Rafa yang berupaya menenangkannya.

"Langit, kamu masuk ke kelas dulu aja. Aku masih mau ngomong sama Gavin." Ujar Rafa.

"Ha? Lo beneran mau ngomong sekarang? Oke gue temenin."

"Gak usah... Aku bisa sendiri."

"Lo yakin? Kalo Lo diapa-apain gimana?"

"Gak bakal, Lang. Aku bakal hati-hati, kok."

MY BOYFRIEND IS BADBOY || Ss1 - Ss2 || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang