Part 15

13.7K 860 8
                                    

Kalau masih terdapat Typo atau kekeliruan mohon maaf ya:)

.

"Kamu berdiri di jendela, terus buka jendelanya, lalu kamu loncat dari jendela itu."

"Ha?!" Gavin membuka mulutnya lebar-lebar sambil mengedip-ngedipkan matanya.

Gavin tak menyangka Rafa mengidamkan sesuatu yang diluar nalar.

"Gila Lo, ha?!" Amuk Gavin.

Rafa mengerucutkan bibirnya. "Bukan aku yang minta, tapi si Baby..."

Gavin mendengus sebal. "Gak! Buat apa gue harus nurutin kemauan, Lo!" Gavin memalingkan wajahnya, lalu kembali mengambil hpnya.

Entah kenapa, tiba-tiba Rafa kesal saat melihat Gavin mengabaikan keinginannya. Ia pun berjalan mendekat pada Gavin, lalu merebut hpnya dan kemudian membantingnya ke lantai.

Gavin melotot kaget, lalu menatap tajam pada Rafa. "Bangsat! Apaan sih Lo, ha?!!" Sentak Gavin.

"Kamu sih! Gak mau nurutin apa yang aku mau!" Rafa kesal.

"Anjing, Lo!" Gavin mendorong bahu Rafa. "Lo pengen gue mati? Ha?!"

"Kok kamu kasar sih, Vin?"

"Bodoamat, bangsat!!" Gavin kemudian pergi dari kamar Rafa lalu menutup pintu kamarnya dengan sangat kencang.

Rafa menghela nafas panjang. Kepalanya terasa pening saat mendengar amukan Gavin. Rafa pun membaringkan tubuhnya dan tak berniat untuk mengejar Gavin. Lalu memejamkan matanya hingga membawanya ke alam mimpi.

.

Keesokan harinya Rafa bangun lalu mandi, dan hendak bersiap untuk menyiapkan sarapan untuk kakaknya.

Saat Rafa sampai di ruang tengah, ia melihat Gavin yang ternyata tidur di sofa semalaman.

Rafa menghela nafas panjang, tak berniat untuk membangunkannya. Ia pun kemudian menuju dapur lalu menyiapkan sarapannya.

Setelah semua siap, Rafa membawa makanannya ke meja makan. Dan ternyata di meja makan sudah ada Ronal yang fokus pada tabletnya.

Ronal melihat pada Rafa. "Raf, itu si Gavin gak dibangunkan?"

Rafa menggeleng. "Biarin, mungkin dia kecapekan." Ujarnya datar, seperti orang yang lagi gak mood.

"Pasti habis berantem." Batin Ronal, lalu kembali fokus pada tabletnya.

Ketika semua makanan sudah ada di meja makan, Ronal dan Rafa pun menyantap sarapannya sampai tuntas.

Sampai akhirnya Ronal sudah kenyang dengan sarapannya, lalu berpamitan pada Rafa untuk pergi ke kantornya.

Kemudian Rafa membawa piring-piring kotornya ke wastafel lalu mencucinya.

Tak lama, ada kedua tangan yang melingkar di pinggangnya. Rafa sedikit kaget lalu menghela nafas jengah saat ia tau siapa sang pemilik tangan tersebut.

"Gue minta maaf." Kata Gavin dengan lembut.

"..." Rafa tak merespon, ia fokus mencuci piringnya.

Merasa tak direspon, Gavin pun menciumi leher belakang milik Rafa.

"Ish! Apasih..." Rafa sedikit keganggu, ia pun menyenggol perut Gavin.

"Maaf..." Ujar Gavin.

Rafa menghela nafas, lalu berbalik dan menatap Gavin. "Tapi kamu udah kelewatan semalam." Ujarnya lalu berjalan pergi meninggalkan Gavin.

Gavin berdecak kesal, lalu memijat pelipisnya. Kemudian melihat jam di dinding ternyata sudah jam tujuh lewat.

Menghela nafas, lalu berjalan menuju kamarnya. Saat sampai di dalam kamar, terlihat Rafa yang sedang merapikan kasurnya. Dengan cepat Gavin membantunya.

MY BOYFRIEND IS BADBOY || Ss1 - Ss2 || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang