Part 11

15.2K 966 50
                                    

Kenzo terkekeh lalu menciumi pipi Vano. Ia merasa bahagia, akhirnya bisa ngehomo juga, apalagi sama temen sendiri. Ara~ Ara~ Saking gemesnya, Kenzo menciumi seluruh wajah Vano.

"Aih! Geli anjir..." Vano kegelian pipinya di cium oleh Kenzo.

Kenzo tersenyum ganteng, mengelus kepala Vano, lalu memeluknya dengan erat.

Lumayan lama Kenzo memeluk Vano, hingga terdengar dengkuran halus yang keluar dari bibir Vano. Kenzo mengerutkan keningnya, lalu mengendurkan pelukannya. "Lah? Malah turu." Kenzo terkekeh.

Kemudian Kenzo melepaskan pelukannya, lalu membenarkan posisi Vano dan menyelimuti.

Tetapi, baru saja Kenzo hendak menuju lemari, Vano tiba-tiba bangun dan teriak menyebut namanya.

"Kenzoo!!"

Sontak Kenzo membalikkan badannya, lalu berjalan mendekat pada Vano.

"Lo kenapa?" Tanya Kenzo sedikit panik.

Mendengar suara Kenzo, Vano langsung menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca. "Ken... Ken... Hiks... Hiks..." Vano memeluk erat pinggang Kenzo yang berdiri di samping kasurnya.

"Iya, ini gue... Lo kenapa?" Kenzo mengelus kepala Vano.

Vano mendongak menatap Kenzo dengan mata yang berair. "Hiks... Hiks... Hiks... I-ini hiks... Beneran Lo, kan?"

"Iya ini gue..." Jawab Kenzo sambil membersihkan air mata Vano.

"Gue hiks... Mimpi Lo barusan... Hiks..."

"Mimpi apa? Hem?" Tanya Kenzo.

"Hiks... Hiks..." Vano sesenggukan susah untuk ngomong.

"Jangan bilang, Lo mimpi basah? Ya kan? Hahahah...." Bisa-bisanya Kenzo bercanda disaat seperti ini.

"Ish!!" Vano mencubit perut Kenzo.

"Aduh! Sakit, Baby..." Kenzo mengelus perutnya. Cubitan boti emang gak maen-maen.

"Gue mimpi, Lo isdet! Hiks... Hiks... Hiks..."

"Anjir! Bisa-bisanya Lo mimpi gue mati, Van." Kenzo sedikit merinding mendengar mimpi Vano.

"Lo gak boleh mati, gak boleh! Hiks... Hiks... Hiks..." Vano mengeratkan pelukannya.

Kenzo menghela nafas panjang. "Tenang, By. Gue gak akan mati duluan sebelum gue bisa main 10 ronde."

"Anjir lah, fak kata gue teh." Vano mengacungkan jari tengahnya.

Sedangkan Kenzo tertawa terbahak-bahak.

Ternyata, itu cuman mimpi. Ahahaha! Cemas kau dek! Sebenarnya bagus juga kalo dibuat meninggoy. Tapi, di sisi lain kasian juga dengan Vano, bakal jadi janda:(

.

Di depan pintu rumah Rafa, Ronal menatap tajam sambil bersendekap dada. Menatap satu persatu dua pemuda yang tengah berdiri di depan Ronal.

Yap, dua pemuda yang dimaksud adalah Gavin dan Rafa.

Ronal menatap datar si Gavin, dan Gavin pun sebaliknya. Rafa menghela nafas jengah. Pasti akan terjadi pertengkaran lagi, pikir Rafa.

"Aku masuk dulu." Rafa hendak masuk ke dalam rumah, tapi di cekal oleh Ronal.

"Bawa Gavin masuk ke dalam." Kata Ronal.

"Ha?" Rafa bingung, dan Ronal berjalan lebih dulu masuk ke dalam rumahnya.

Rafa menatap Gavin yang sedang membawa dua kantong kresek belanjaan Rafa. "Masuk." Rafa mempersilahkan Gavin masuk ke rumahnya.

MY BOYFRIEND IS BADBOY || Ss1 - Ss2 || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang