Part 12

15.1K 961 22
                                    

Kalau ada typo atau kekeliruan, mohon maaf. Biasa matanya burem:)

.

Rafa tengah berkaca, merapikan rambutnya, dan memakai parfum. Tersenyum saat melihat dirinya sendiri di cermin. Lalu melihat perutnya, mengelusnya dengan lembut. "Saatnya check up, Baby..." Ujar Rafa.

Rafa melangkah keluar dari kamarnya lalu menuju kamar milik Ronal.

Rafa mengetuk pintu kamarnya, dan dibukalah oleh Ronal. "Hem? Tanya Ronal.

"Loh, kakak lupa? Kalau sekarang waktunya aku check up ke bidan."

"Kakak hari ini lagi sibuk. Kakak banyak kerjaan yang harus dibawa ke rumah." Kata Ronal.

Rafa cemberut. "Terus siapa yang mau anterin aku dong."

"Yang anterin kamu, orangnya sudah di depan rumah." Kata Ronal membuat Rafa bingung.

"Ha? Owh... Kakak mesenin aku ojek ya?" Tanya Rafa.

"Iya, yasudah sana berangkat, dia sudah lama menunggu kamu."

"Oke, Kakak ku yang tampan!" Rafa tersenyum lalu berjalan ke luar rumah.

Sesampainya di depan rumah, ternyata sudah ada Kang ojeknya. Dengan memakai kaos hitam, dan celana jeans robek-robek. Terlihat seperti berandal. Kang Ojek itu berdiri membelakangi Rafa. Rafa mendekat padanya sambil melihatnya dari atas hingga ke bawah dan dari bawah sampai ke atas.

"M-mas, ayo berangkat." Ujar Rafa.

Kang Ojek itupun membalikkan badannya. Rafa terkejut, ternyata...

"Hem." Itu Gavin.

Oh tidak! Bayangin kalau Gavin nganterin Rafa ke bidan dengan memakai baju anak brandal seperti itu.

"Kenapa kamu di sini?" Tanya Rafa.

"Nganterin, Lo." Jawab Gavin.

"Ha?!"

"Kenapa?" Gavin bertanya saat Rafa seperti terkejut.

"Kamu kok bisa tau, kalo sekarang jadwalnya aku check up kehamilan?"

"Bisa gak sih Lo, gak usah banyak tanya. Kalo Lo gak mau gue anterin, gakpapa, gue pulang!" Gavin berbalik lalu hendak berjalan pergi.

"Bukan gitu maksud aku." Rafa menghentikan langkah laki Gavin

Gavin menghela nafas panjang. "Cepet masuk mobil." Ujarnya, lalu diangguki oleh Rafa.

Akhirnya mereka berdua berangkat menuju bidan. Selama perjalanan tak ada obrolan di antara kedua pemuda itu.

Mereka berdua sudah sampai di tempat bidan yang akan memeriksa Rafa.

"Lo duduk aja." Gavin menyuruh Rafa untuk duduk terlebih dahulu, sedangkan si Gavin mengambil nomor antrian.

Rafa pun duduk dan tak lama Gavin juga menghampirinya dengan membawa nomor antrian.

Tak sengaja Gavin melihat cincin yang dipakai oleh Rafa. Yap, itu cincin pemberiannya. Sungguh terlihat sangat cantik saat dikenakan oleh jari lentik milik Rafa.

Gavin tersenyum tipis, lalu dengan perlahan menggenggam tangan Rafa. Rafa sedikit kaget, saat tiba-tiba Gavin menggenggam tangannya.

Rafa mengeratkan genggamannya lalu menatap  wajah Gavin yang terlihat jutek, garang, dan dingin itu.

"Vin." Panggil Rafa.

Gavin menyahut tapi tak menoleh pada Rafa. "Hem?"

"Tangan kamu besar banget, hihihi..." Rafa cekikikan melihat tangan Gavin yang menggenggam tangannya yang terlihat mungil.

MY BOYFRIEND IS BADBOY || Ss1 - Ss2 || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang