Prue pergi ke kamarnya dengan terpaksa membawa hadiah dari Ken yang dititipkan pada Howie. Ia menaruh kantong itu di meja belajarnya lalu duduk sambil memandangi kotak cokelat yang menyembul dari dalamnya. Sempat tebersit keinginan untuk mengeluarkan kotak berisi cokelat murni itu, Ken sangat tahu Prue tidak terlalu menyukai cokelat manis. Namun, egonya menyeret Prue untuk mengabaikan kantong itu, dan pindah untuk berbaring di tempat tidurnya.
Kemudian Bonnie datang ke kamar Prue malam itu. Sahabatnya itu akan pergi ke University of Tasmania di Australia di awal tahun ketiga nanti sebagai salah satu program studinya. Jadi, Bonnie meminta Prue membantunya untuk mengemas barang-barangnya, karena ia akan keluar dari asrama.
"Oh, kau punya cokelat!" Perhatian Bonnie teralih pada kantong di meja.
Oh, tidak, Prue lupa menyimpannya. Ia tidak ingin membaginya, tetapi ia juga merasa tidak enak jika Bonnie tahu cokelat itu adalah pemberian Ken. "Howie memberikannya padaku tadi. Kau ambil saja."
"Benarkah? Kalau begitu, ayo kita makan di kamarku nanti!"
Prue mengikuti Bonnie ke gedungnya, berharap tidak ada nama Ken menempel di kotak cokelat itu. Kemudian fokus Prue sudah teralihkan saat ia membantu Bonnie menyimpan buku-bukunya di dus. Bonnie baru akan berangkat pekan depan, tetapi ia harus mengirimkan barang-barangnya lebih awal. Karena kamar Bonnie lebih besar, Prue merasa buku-buku dan pakaian sahabatnya itu tidak ada habisnya. Bahkan Bonnie menawarkan beberapa pakaiannya pada Prue karena dua koper masih belum cukup, tetapi Prue menolaknya. Ia tidak ingin tahu pakaian mana yang disukai oleh Ken atau pakaian mana yang dikenakan Bonnie pada kencan pertama mereka.
"Tunggu di sini. Aku akan mengambil minuman dingin dulu," kata Bonnie.
Prue menaruh dus terakhir di atas tumpukan lalu mengelap peluh di dahinya. Kemudian ia pergi membuka jendela kamar agar angin bisa masuk, dan baru menyadari kotak cokelat tadi sudah berada di meja belajar Bonnie. Diam-diam ia memeriksa sekeliling kotak itu dan lega karena tidak ada tanda-tanda bahwa Ken yang memberikannya.
"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu," kata Bonnie yang kembali dengan beberapa kaleng soda di pelukannya.
Prue mengambil kaleng soda yang disodorkan lalu duduk di tepi tempat tidur. Bonnie membuka laci meja belajarnya lalu mengeluarkan sebuah kartu dari dalamnya.
"Lihat, Ken memberikan ini padaku," kata Bonnie sambil menyodorkan kartu itu pada Prue.
Prue menerima kartu itu dengan enggan. Namun, ia juga penasaran karena ia tidak tahu apakah isinya baik atau buruk.
"Aku ingin selalu berada di sisimu,
Dalam suka, maupun sedihmu
Aku ingin menggenggam tanganmu,
Agar aku bisa terus menjagamu
Bawa aku ke manapun kau pergi,
Agar aku bisa terbangun di sisimu setiap hari
Maukah kau menerima cintaku,
Agar aku bisa selamanya menjadi milikmu?
Temui aku di Valley Gardens pukul delapan malam ini, dan berikan aku jawabanmu.
-KJ"
"Apa menurutmu Ken ingin melamarku? Tidak mungkin, kan?" Bonnie memekik girang sambil menutupi wajahnya. "Apa yang harus kukatakan padanya? Bagaimana jika dia meminta kami untuk tinggal bersama setelah aku kembali nanti?"
Prue tidak ingin tahu. Tiba-tiba dadanya terasa sesak, sementara kabut mulai mengaburkan pandangannya.
"Aku lelah. Aku akan kembali ke kamar untuk istirahat," gumam Prue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sour Grapes
RomancePrue harus menjadi ibu tunggal di usianya yang baru 22 tahun. Ia meninggalkan keluarganya, teman-temannya, dan masa lalunya, kemudian membawa putra satu-satunya ke Bruton untuk memulai kehidupan baru. Suatu hari Ken, senior di kampus yang pernah mew...