¤ 27 - The Biter Bit

70 12 34
                                    

"Hai, Bonnie."

Kali ini senyum Bonnie yang menghilang dari wajahnya. "Hai, Prue. Aku tidak menyangka kau akan ada di sini."

"Kenapa tidak? Ayo, silakan duduk," kata Prue sambil menunjuk ke bangku di seberangnya. "Wah, sudah berapa lama kita tidak bertemu, ya?"

"Entahlah. Kurasa... sekitar lima tahun." Bonnie memperbaiki posisi duduknya lalu berdehem. "Bagaimana kabarmu? Apa persiapan pernikahanmu dengan Ken lancar?"

Prue mengangguk. "Kabar kami baik dan hubungan kami jauh lebih baik daripada bertahun-tahun yang lalu."

"Oh ya? Lalu, di mana dia? Apa kalian tidak datang bersama?"

"Kau terlihat kecewa karena aku yang ada di sini alih-alih Ken."

"Masa? Sepertinya itu hanya perasaanmu saja."

Prue menatap Bonnie selama beberapa saat. "Aku jelas memberi tahumu bahwa kami akan menikah. Lalu, untuk apa kau masih mengirimkan pesan panjang padanya? Dia itu sekarang tunanganku, kau tahu?"

Bonnie balas memandang Prue lalu mendengus. "Jadi, kau yang mengirimkan pesan itu, dan mengajakku bertemu?"

Prue menggeleng. "Kau yang mengajak Ken bertemu. Aku hanya mengubah jam pertemuan kalian."

Bonnie berdecak sambil melipat kedua lengannya di depan dada. Ia tidak lagi berusaha menutupi rasa jengkelnya. Prue memang sengaja mengubah jam pertemuan Ken dengan Bonnie satu jam lebih awal agar ia bisa menemui Bonnie duluan. Sebenarnya Prue juga janjian dengan Justin, tetapi semalam pria itu mengatakan tidak bisa menemuinya karena ada urusan mendadak. Rencana harus tetap dijalankan, Prue akan menyelesaikan urusannya dengan Bonnie hari ini, dan mungkin dengan Justin lain kali.

"Hal-hal apa lagi yang sangat ingin kau ceritakan pada Ken?" lanjut Prue. "Apa kau akhirnya akan mengaku padanya bahwa kau berbohong pada kami agar kami saling membenci satu sama lain?"

Bonnie tercengang. "Apa? Jangan sembarangan bicara. Kapan aku melakukannya?"

"Aku masih ingat setiap kata yang kau ucapkan padaku mengenai Ken, juga yang kau ucapkan pada Ken mengenai aku. Kami sudah tahu soal itu, Bonnie, termasuk Howie. Jadi, kurasa Ken tidak akan kaget lagi jika kau mengatakan itu padanya nanti."

Bonnie menggertakkan giginya, tetapi ia tidak menyungguhkan, maupun menyanggah ucapan Prue.

"Oh, atau kau ingin memberi tahu Ken bahwa kaulah yang melumuri kotoran ke wajahku selama bertahun-tahun?" Prue menghela napas, lelah dengan senyum yang dipasang di wajahnya sejak tadi. "Sejak pertama mengenalmu, aku hanya bersungguh-sungguh ingin berteman denganmu. Terlepas dari apa yang sebenarnya terjadi di sekolah asalmu, aku hanya ingin membantumu melalui masa-masa sulit selama di sekolah. Apa aku pernah menghakimimu akan hal itu? Atau pernahkah aku membencimu karena kau berbohong padaku dengan memutar cerita itu? Lalu, apa balasanmu? Mencekokkan minuman keras padaku dan membiarkan pria asing meniduriku saat aku tidak sadar. Kau juga menyebarkan berita ke seluruh penjuru kampus seolah-olah kau adalah korban kedengkianku. Semua orang berpikir aku adalah perempuan jalang dan pencuri yang ingin menjatuhkan temanku sendiri. Kenapa kau melakukan semua itu padaku, Bonnie?"

"Oh, jadi ini karena masalah uang yang hilang itu? Kau masih kesal karena aku mengira kau mengambil uangku? Ayolah, itu hanya masalah sepele, dan sudah lewat bertahun-tahun yang lalu!"

Prue mengernyitkan dahi dengan tidak percaya. "Ini bukan hanya soal satu tuduhan sepele, melainkan apa yang sudah kau lakukan selama ini. Kau mencemarkan nama baikku, dan kau mengambil semua dariku, tapi kau mengumumkan akulah yang melakukan itu. Meski begitu, aku sama sekali tidak pernah mengatakan hal buruk tentangmu pada siapapun, bahkan pada Howie atau Ken. Aku tetap menjaga kehormatanmu dan aku tidak ingin orang lain memandang rendah dirimu jika mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku bahkan tidak melawan saat kau menginjak-injak harga diriku. Namun, kulihat kau tidak meminta maaf hingga hari ini setelah apa yang kau lakukan pada hidup anakku juga."

Sour GrapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang