Akhirnya Sour Grapes bisa selesai di tengah-tengah kesibukan saya iniiii 😩
Yes, tidak seperti saat saya mengerjakan cerita-cerita sebelumnya, kali ini saya agak kesulitan menyelesaikan satu part pun. Dikarenakan kesibukan pribadi, saya sudah berusaha banget bisa update setiap satu minggu sekali (biarpun kadang molor sampai dua minggu).
Oh iya, ini pertama kalinya lho saya menulis cerita dengan alur maju-mundur-maju-mundur. Semoga kalian tidak kebingungan mengikutinya yaa. Ini juga pertama kalinya saya menulis happy, sad, dan cliff-hanger alias ending gantung sekaligus dalam satu cerita! Sejak memikirkannya saja, saya tahu pasti akan ada yang tidak puas, atau tidak terima dengan endingnya. Hanya saja, hidup itu tidak selalu berjalan seperti apa yang kita harapkan, bukan? Sebenarnya saya sudah menyiapkan tiga ending, tetapi saya memilih ending yang ini karena menurut saya ini yang paling pas untuk "membungkus" cerita ini. Lalu, apa yang terjadi setelahnya? Kalian bebas menerka-nerka, lho! Apapun tebakan kalian, tidak ada jawaban yang benar atau salah hihihi
Sour Grapes itu terinspirasi dari cerita yang ada di mimpi saya, walau bukan secara penuh terinspirasi dari sana. Iya, kami tuh nulis bisa dapat inspirasi dari mana saja. Kalian ingat adegan Prue melihat kepergian Ken yang baru lulus dari jendela kamar asramanya? Saya nangis waktu lihat itu di mimpi saya, dan ya, orang yang melihat ke arah jendela dari luar itu Jang Geun Suk. Makanya secara visual Ken itu terinspirasi dari Jang Geun Suk. Se-random itu mimpi saya 🤣 Meski setelah bangun dari tidur pun tidak semua kejadian di mimpi itu saya ingat. Pada akhirnya, ada beberapa ide yang saya jadikan satu, lalu dikembangkan.
Apakah ada part yang paling mengena untuk kalian? Kalau untuk saya, awalnya saya paling terenyuh sama part 29 (silakan dicek lagi, apa isi partnya). Karena menurut saya, Prue mencapai puncak segala emosi yang selama ini dipendamnya tuh di part itu. Namun, habis nulis part akhir, ternyata malah part itu yang bikin saya... ah, campur aduk, sulit dijelaskan. Kalau kalian sudah baca part epilog, pasti ngerti deh maksud saya. Tengah malam, ngetik sambil menahan air mata itu malah bikin sakit kepala 😩
Lalu, dari beberapa cerita yang sudah saya tulis, juga dari komentar-komentar manis dari kalian selama ini, saya merasa ada satu atau dua hal yang ingin saya sampaikan pada kalian:
Percayalah, pasangan yang baik itu ada kok di dunia nyata. Hanya saja, yang perlu kita ingat adalah manusia itu tidak ada yang sempurna. Misalnya, kita melihat Julian adalah sosok suami dan ayah yang sempurna. Akan tetapi, kita juga pernah melihat sikap Julian yang bisa sangat menguras emosi, bukan? Lalu, Milo yang bersikap terbuka, dan selalu mengecek keadaan pasangannya, tetapi dia kurang memiliki pijakan untuk membuat keputusan, bukan? Atau Prue yang rasa simpatinya tinggi, bahkan sama orang yang jahat ke dia, tapi dia terlalu tertutup, dan menyembunyikan pikiran dia sendiri, bukan?
Nah, kalau kita merasa belum menemukan pasangan yang menurut kalian sempurna, jawabannya ada beberapa kemungkinan. Mungkin mereka belum menunjukkan sisi terbaik dari diri mereka. Atau level baik mereka belum sesuai ekspektasi kita, karena standar kebaikan menurut orang kan berbeda-beda. Atau, kalau kita berpikir keburukan mereka yang lebih menonjol, meski sebenarnya mereka memiliki beberapa kebaikan, barangkali keburukan-keburukan itu berada di level yang tidak bisa kita tolerir. Intinya, jangan sampai satu keburukan (yang masih dalam batas wajar, yaa) bisa membuat seribu kebaikannya luntur. Semoga kita yang sudah memiliki pasangan bisa menggali lagi hal-hal terbaik yang dimiliki pasangan kita. Dan yang belum punya... ya, semoga bisa menemukan pasangan terbaiknya.
Saya juga mau mengingatkan bahwa cinta yang tulus itu ada. Kalau kalian merasa sering gagal dalam percintaan, mungkin kalian hanya bertemu dengan orang yang kurang tepat. Tidak ada salahnya untuk tetap membuka diri, karena siapa tahu selama ini ada seseorang yang memiliki cinta yang tulus untuk kalian. Selain itu, Howie dan Preston di cerita ini menunjukkan bahwa cinta yang tulus itu bisa datang dari mana saja. Bisa dari keluarga atau teman terdekat kalian yang rela melakukan apa saja untuk kalian. Jadi, jangan patah semangat dan jangan pernah malu untuk mengungkapkan rasa sayang kalian, yaa. Kalian dan kita semua pantas untuk dicintai ♡
Akhir kata, terima kasih untuk teman-teman yang menemani Prue dan Ken dalam menempuh perjalanan waktu untuk menyatukan kembali cinta mereka. Semoga kalian suka dan terhibur dengan cerita ini.
Setelah ini saya berencana untuk libur menulis cerita dulu. Seperti yang saya sebutkan di atas, akhir-akhir ini saya sedang kewalahan menyeimbangkan kegiatan menulis dengan urusan pribadi saya. Untuk sementara, saya hanya akan fokus menerjemahkan cerita-cerita saya ke dalam bahasa Inggris (saat part ini ditulis, saya baru menerjemahkan beberapa bab awal Because It's You. Dan syukurlah ceritanya, terutama seri yang pertama, sudah dibaca di beberapa negara). Jadi, tidak akan ada cerita baru untuk beberapa waktu ke depan, ya.
Thank you and see you next time! ♡
XOXO
26 Juni 2024
Feline 🐈
KAMU SEDANG MEMBACA
Sour Grapes
RomancePrue harus menjadi ibu tunggal di usianya yang baru 22 tahun. Ia meninggalkan keluarganya, teman-temannya, dan masa lalunya, kemudian membawa putra satu-satunya ke Bruton untuk memulai kehidupan baru. Suatu hari Ken, senior di kampus yang pernah mew...