05. Penolakan

7K 573 26
                                    

Lingga dan Jazziel masih asyik bergandengan tangan seperti saat di parkiran tadi, dan itu membuat pipi Jazziel semakin merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lingga dan Jazziel masih asyik bergandengan tangan seperti saat di parkiran tadi, dan itu membuat pipi Jazziel semakin merah. Dia hanya bisa menunduk, mencoba menenangkan diri.

“Kenapa diem aja?” tanya Lingga, bingung melihat Jazziel yang tiba-tiba jadi pendiam.

“Enggak, nggak apa-apa,” jawab Jazziel gugup, matanya cepat-cepat berpaling dari tatapan Lingga.

Lingga tersenyum, kemudian menggoyangkan tangan mereka yang masih saling menggenggam. Jazziel tak bisa menahan senyumnya yang semakin lebar, perasaan hangat menyelimuti hatinya.

Tanpa mereka sadari, Abizar dan Delvin sedang memperhatikan mereka dari belakang, menyaksikan setiap detik kemesraan Lingga dan Jazziel.

“Sialan!” batin Abizar, merasa kesal.

Delvin yang berada di sampingnya hanya mendengus pelan, kemudian tanpa ragu menggenggam tangan Abizar, membuatnya menoleh dan tersenyum kecil pada Delvin.

Delvin yang berada di sampingnya hanya mendengus pelan, kemudian tanpa ragu menggenggam tangan Abizar, membuatnya menoleh dan tersenyum kecil pada Delvin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya, mereka sampai di kelas. Saat Lingga dan Jazziel masuk dengan tangan masih tergenggam, terdengar suara siulan menggoda dari teman-teman sekelas yang melihat mereka. Jazziel tersenyum malu dengan wajah yang semakin merah, sementara Lingga hanya cengengesan, menikmati perhatian yang mereka dapatkan.

Ketika Delvin dan Abizar masuk, siulan itu tiba-tiba terhenti. Semua murid seolah kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, namun atmosfer di kelas tetap dipenuhi rasa ingin tahu.

“Btw, kursi gue di mana ya? Kepala gue kejedot semalam, jadi lupa ingatan dikit,” ucap Lingga sedikit pelan kepada Jazziel.

Sejak tadi, Lingga mengikuti Jazziel yang berjalan ke tempat duduknya, masih dengan tangan mereka yang bergandengan.

“Kamu biasanya ngotot mau duduk sama Abizar, walaupun Abizar duduknya sama Delvin. Kursi kamu itu di paling depan, sama Juna,” jelas Jazziel, berusaha membantu.

Lingga mengangguk, lalu menatap teman duduk Jazziel.

“Bro, pindah duduk sama Juna bisa nggak? Gue mau duduk sama Jazziel,” tanya Lingga sambil mengetuk meja teman sebelah Jazziel.

Second Change Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang