22. Savero

1.5K 249 29
                                    

"Heh, boleh juga kamu," ucap Savero, akhirnya melepaskan cengkeraman tangannya dan melangkah mundur sedikit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heh, boleh juga kamu," ucap Savero, akhirnya melepaskan cengkeraman tangannya dan melangkah mundur sedikit.

Wajahnya masih menyiratkan ketidakpuasan, tapi ia seolah tidak ingin memperpanjang konfrontasi ini.

Jazziel yang sedari tadi memperhatikan di samping Lingga hanya bisa mengerutkan kening, sedikit bingung dengan interaksi antara keduanya. Namun, dia tetap diam, membiarkan Lingga mengatasi situasi dengan caranya sendiri.

Lingga hanya bisa menghela napas panjang, merasa lelah. Baru bertemu dengan satu orang yang jelas-jelas dekat dengan Abizar saja, ia sudah merasa capek seperti ini. "Gimana kalau mereka semua kumpul? Pasti bakal makin capek," pikirnya dalam hati, sedikit kesal.

"Kalau gitu, gue duluan," ucap Lingga akhirnya, berusaha mengakhiri percakapan yang menurutnya tak perlu diperpanjang. Ia lalu meraih tangan Jazziel dan dengan lembut menariknya untuk mengikuti langkahnya menjauh dari Savero.

Jazziel, yang sejak tadi memperhatikan dengan sedikit cemas, merasa lega saat melihat bahwa tak ada pertengkaran yang terjadi. Ia melirik Savero sebentar, lalu menganggukkan kepalanya sedikit, berniat untuk pamit secara sopan.

Namun, Savero tampaknya tak memperhatikan atau mungkin memang memilih untuk tidak membalas sama sekali. Tatapan pria itu terus lurus ke depan, tak menoleh sedikit pun ke arah mereka.

Sementara itu, Savero sendiri tampak sedang sibuk dengan pikirannya. Ketika Lingga berjalan melewatinya, ia mencium aroma maskulin yang kuat dari Lingga—aroma yang memikat dan membuatnya tanpa sadar menarik napas dalam-dalam.

"Wangi banget," gumam Savero pelan, tangannya secara refleks menggosok hidungnya seolah ingin mengabadikan aroma itu di pikirannya.

Lingga dan Jazziel sudah semakin menjauh, meninggalkan Savero yang kini kembali melangkah pelan, berusaha menikmati suasana taman meskipun cuaca siang itu terasa sangat panas. Wajahnya terlihat sedikit tenang, tapi pikirannya masih dipenuhi oleh pertemuan singkat dengan Lingga tadi.

 Wajahnya terlihat sedikit tenang, tapi pikirannya masih dipenuhi oleh pertemuan singkat dengan Lingga tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second Change Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang