Apakah aku pantas dilahirkan? Sedangkan diriku tidak tahu tentang apapun dari diri sendiri? - Jennie Raveena----------------
Jennie berjalan dengan lesu menuju ke rumah, yang berjarak 50 meter dari sekolah.
Ia terus terngiang perkataan dari Jisoo, sahabatnya.
"Katanya dia mau bertemu dengan perempuan, aku gak rela Jennie,"
"Aku takut jika dia nanti berpaling,"
"Walaupun aku terus menyangkal, tapi hatiku tidak pernah merasa tenang!"
Plak
Jennie memukul ke-dua pipi dengan tangannya.
"Tidak usah di pikirkan Jen, bisa jadi itu bukan dirimu," ucap Jennie dengan menutup matanya.
Lagi pula...aku kan hanya ingin berteman bukan maksud yang lain. Batin Jennie tersenyum kecil.
"Haduh susah banget dah, nih motor kenapa mogok pula!" Jennie tidak sengaja mendengar suara itu di depannya, ia pun mulai menghampiri ketika melihat teman satu sekolah dengannya itu.
"Kenapa motornya Jin?" tanya Jennie yang sudah di samping lelaki yang memakai jaket kuning sedang berjongkok mengecek motor ninja nya.
Ahmad Jin adalah seorang murid di sekolah yang sama dengan Jennie, tetapi beda kelas. Jennie 12 Ips 1, Jin 12 Ips 3.
"Lu kok bisa ada di sini Jen?" tanya Jin yang berdiri dan terlihat pendeknya tubuh Raven yang hanya setinggi dagu Jin saja.
"Aku mau pulang, tapi melihatmu kesusahan di sini jadinya aku menghampirimu." jawab Jennie.
"Kenapa dengan motornya?" tanya Jennie dan muka Jin menjadi kesal.
"Entahlah aku juga tidak tahu, motor ini tiba-tiba berhenti di tengah jalan," jawab Jin sambil memukul helmnya.
"Kapan terakhir kamu bawa motor ini ke bengkel?" tanya Jennie sambil melihat-lihat motor Jin mencari titik penyebabnya.
"Mungkin sekitar 1 tahun yang lalu," Jennie membulatkan dan menepuk jidatnya.
"Pantas saja motormu ini mati, ya sudah ayo bawa motor ini ke bengkel," ajak Jennie.
"Aku gak tahu daerah sini," elak Jin.
"Tenanglah, di perempatan di depan itu ada bengkel kok," ucap Jennie berjalan ke depan kembali, di ikuti Jin yang mendorong motornya mengekori dari belakang.
----------------
"Bagaimana mang, rusaknya parah gak?" tanya Jennie kepada tukang montir langganannya.
"Sudah sering ke sini?" Jennie mengangguk.
"Lumayan sih neng, ini mah hampir rusak total," jawab tukang montir tersebut.
"Bisa di perbaiki?" tanya Jennie.
"Bisa tapi lumayan lama lah," jawab seadanya dan mulai mengambil beberapa peralatan miliknya.
"Mau menunggu di sini?" tanya Jennie kepada Jin yang sedang mengecek hp.
"Ya mau bagaimana lagi," jawab Jin seadanya, "Gak mungkin-kan gue meninggalkan motor."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAWA YANG MENYAKITKAN (TAMAT)
Fanfiction[High School Series no. 1] Kau lah yang mengajariku seperti ini. Kau lah yang membuatku menjadi seperti ini. Aku tidak akan pernah melupakanmu.