Hai, selamat pagi...
Selamat menikmati hari ini...
Dan semoga kau (tidak) cepat mati..
----------------
Di pagi hari, Jennie sedikit takut dengan sikap dari sang kakak tirinya. Ia pun berniat pergi jalan-jalan untuk menjernihkan pikiran tentang kakak tirinya sebentar."Kamu mau kemana Dira?" tanya papa di teras yang sedang membaca berita melalui media elektronik yaitu tablet.
"Dira mau pergi jalan-jalan pa, sumpek di rumah terus." jawab Jennie.
Papa melihat pakaian Jennie dari ujung kepala hingga ujung kaki. Di rambutnya yang keemasan, Jennie menggunakan aksesoris jepitan rambut yang terbuat dari besi untuk menjepit anak poni miliknya. Ia memakai kalung mutiara begitu juga dengan anting mutiara, ia memakai pakaian berwarna pink lengan panjang dengan celana rok putih selutut. Tidak lupa memakai stoking selutut berwarna hitam. Bagian kaki memakai sepatu berwarna hitam sedikit berhak dan itu membuat Jennie terlihat feminim tapi anggun.
"Baiklah, tapi lebih baik kamu membawa mobil papa. Bagaimana?" tawar papa.
"Tapi pa, aku kan belum ada sim. Juga umurku belum 17 tahun." ucap Jennie.
"Bulan depan kamu mau 17 tahun, lagi pula kamu bisa menyetir kan. Sudah papa buatkan sim buat kamu." ucap papa sambil memberikan kartu sim mobil kepada Jennie.
"Makasih pa, Dira berangkat dulu ya." ucap Jennie sambil berpamitan kepada papanya, dan ia pun membawa mobil berwarna silver menuju ke arah jalan aspal di luar komplek.
----------------
Setelah melakukan perjalanan selama 30 menit + kejebak macet, akhirnya Raven di sebuah pusat pembelanjaan di ibu kota.Huh capek juga ya, batin Raven yang baru keluar dari mobil dan segera menaiki lift untuk menuju ke sebuah pusat pembelanjaan.
"Lebih baik aku nonton dulu deh, kayaknya hari ini ada film yang enak deh." gumam Raven yang menaiki tangga menuju ke XXI.
Raven lebih memilih menggunakan tangga karena selain bisa lebih menyehatkan dirinya.
"Aku pilih yang mana ya, kayaknya nonton horor lebih enak deh." ucap Raven dan segera masuk untuk memesan tiket, setelah menunggu lama akhirnya ia mendapatkan tiket nonton yang ia harapkan dan duduk di lobby di depan teater 4. Sekitar 10 menit lagi film akan di mulai, sebelum masuk ke dalam bioskop ia terlebih dahulu membeli makanan seperti popcorn yang berukuran sedang dan minuman yang berukuran sedang pula.
"Pemberitahuan, teater 4 telah di buka." pengumuman pun terdengar hingga ke gendang telinga Raven, ia segera masuk ke dalam dan duduk di tempatnya yaitu di paling pojok di bagian atas.
Raven sebenarnya tidak mau di pojok, karena hanya bagian itu saja yang tersedia di waktu siang dan akhirnya ia pun memilih.
"Maaf permisi, saya mau lewat." ucap Raven kepada cowok yang duduk di sebelah tempatnya, yang sedang bermain.
Lelaki memberi jalan kepada Raven, tetapi itu melihat ke arah Raven terus-menerus.
Raven duduk sambil menaruh popcorn dan minumnya, dan bersandar di kursi bioskop.
"Kamu anak ipa itu kan?" Raven melihat ke samping kanan, dan membulatkan mata ketika melihat siapa yang bertanya kepadanya.
Kenapa hari mingguku ini sial sekali sih! Batin Raven kesal tetapi ekspresi mukanya datar seperti biasa.
"Wow tidak ku sangka bisa bertemu denganmu di sini." ucap cowok anak ips di sekolahnya.
"Sudah diam, aku sedang kesal hari ini !" ketus Raven dan melihat ke arah layar karena sebentar lagi filmnya akan di mulai.
"Siapa juga yang tanya," ujar lelaki itu dan memakan popcorn berukuran kecilnya dan fokus ke depan, itu membuat Raven sedikit kesal dan menginjak kaki lelaki ips itu.
"Aww, sakit njir!" pekik lelaki ips itu sambil memegang kakinya.
"Maaf, di kakimu ada ular makanya langsung ku injek." ucap Raven dan terus melihat ke depan.
"Haha, gak lucu."
"Memangnya saya sedang melawak?!" dan tidak ada lagi suara di antara mereka berdua.
Selama pemutaran tidak ada yang berbicara, mereka benar-benar terhanyut dalam suasana menyeramkan ini.
Tidak ada yang menyeramkan di dalam film ini, tetapi kenapa semua orang berteriak histeris?. Batin Raven sambil melihat pembunuh yang mengeluarkan bagian isi korbannya.
Film yang Raven lihat itu 18+, dan Raven dengan santai memakan popcorn tanpa ada jijik sama sekali.
Deg
Popcorn yang Raven ingin memasukan popcorn ke dalam mulut, terhenti ketika dirinya di peluk oleh lelaki anak ips.
Di adegan mengejutkan itu membuat banyak pasangan saling memeluk, dan menyalurkan ketakutan yang mereka terima kepada pasangannya.
Otot aja yang besar, ketika nonton ini langsung takut. Batin Raven mengejek dalam hati, sambil memfoto lelaki anak ips dan layar bioskop.
"Oi lepaskan !" ketus Raven tetapi lelaki itu malah memeluknya makin erat.
"Apa adegan pembunuhan itu sudah gak ada?" tanya lelaki anak ips.
"Iya gak ada, udah ah sana." ucap Raven dan mendorong tubuh lelaki anak ips.
Raven pun meminum soda yang ia beli melalui sedotan dan melihat ke arah layar.
"Kyaa!" teriakan histeris para penonton karena di munculkan adegan serupa tidak terkecuali dengan Raven yang ikut berteriak karena lelaki anak ips memeluknya kembali.
"Katanya gak ada adegan itu lagi, kenapa sekarang malah ada sih?!" bentak lelaki anak ips di iringi teriakan histeris para penonton.
"Mana aku tahu, namanya juga film. Sudah sana kamu bikin aku gak bisa minum!" bentak Raven dengan suara besar di iringi pula teriakan histeris para penonton.
"Tolong biarkan seperti ini, gue takut!" lirih lelaki anak ips dengan pelan dan tersirat kesedihan di into suaranya.
"Gak, sudah sana ih!" elak Raven mendorong tubuh lelaki anak ips sampai minumannya tumpah di baju anak ips itu.
"Aku mohon, aku takut gelap terlebih lagi dengan adegan pembunuhan seperti itu. Aku teringat dengan tragedi di dalam hidupku." ucapan anak ips itu membuat Raven menjadi kasihan dan membiarkan lelaki anak ips itu memeluknya.
Hihi, thanks Raven. Batin lelaki itu sambil tersenyum licik di dalam pelukan Raven.
-------------
Bersambung...
Tolong berikan komentarmu karena itu sangat memiliki pengaruh
Rabu, 29 November 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
TAWA YANG MENYAKITKAN (TAMAT)
Фанфик[High School Series no. 1] Kau lah yang mengajariku seperti ini. Kau lah yang membuatku menjadi seperti ini. Aku tidak akan pernah melupakanmu.