23. Dylan dan Siva

22 3 0
                                    

Kau bebas membenci siapapun,tetapi untuk saat ini bersyukurlah bahwa kau masih hidup,sebisa mungkin hiduplah dengan tenang.

-Bellmere (One piece).

----------------

Selama hampir satu bulan penuh, Jennie dan Jin berperang habis-habisan dengan buku mereka. Terkadang ruang tamu tempat belajar tidak dapat di kenali karena berserakan buku-buku di lantai.

"Huaaaaaa, benar-benar melelahkan." jerit Jennie sambil merentangkan tangan ke atas untuk relaksasi otot-otot tangan, leher dan punggung.

"Besok kita akan berperang, bersiaplah." ucap Jin sambil masih fokus mengisi beberapa soal-soal matematika.

"Bisakah kita beristirahat dulu, kalo besok badan tidak fit kita juga yang bakal repot." ucap Jennie dengan cemberut sambil meletakkan dagunya di atas meja kaca di hadapan Jin yang masih fokus belajar.

Jin kalo pakai kacamata, kadar gantengnya nambah. Batin Jennie yang terus melihat ke arah Jin.

"Apa yang di bilang Jennie ada benarnya Jin, beristirahatlah dulu. " ucap mama Jin sambil membawa jus dan beberapa snack.

"Maaf tante, kalo ruang tamunya jadi berantakan." ucap Jennie membersihkan tumpukan kertas untuk membantu mama Jin menaruh makanan.

"Iya, gak papa kok mama ngerti." elak mama Jin.

"Jin! Makan nak!" ucap mama Jin geram melihat tingkah Jin yang masih berkutat dengan buku-bukunya.

"Iya ma, tenang nanti Jin makan kok." sahut Jin tetapi pandangan mata tidak terlepas dari buku.

"Lihatlah dia Dira, anak tante ini benar-benar!" ketus mama Jin sambil menggelengkan kepala.

"Mungkin dia memang sedang fokus tante." balas Jennie sambil tersenyum tipis.

"Terserah deh, pokoknya tolong ya Dira." ucap mama Jin dan Jennie sedikit bingung.

"Tolong bantu dia untuk makan dulu, mama takut nanti dia drop." lanjut mama Jin yang mengerti raut wajah kebingungan dari Jennie.

"Iya tante, aku bakal suruh di makan kok." ucap Jennie menganggukkan kepala dengan mantap.

"Kalo begitu mama tinggal dulu ya," ucap Mama Jin.

"Jin!" panggil mama memanggil nama anaknya.

"Siap ma, hati-hati." sahut Jin dan terus fokus dengan buku-bukunya dan setelah itu mamanya mulai pergi menuju ke dalam kamar

"Kita makan dulu yuk." ajak Jennie tetapi Jin tidak merespon.

"Jin!" panggil Jennie.

"Hmm.. Iya, kamu makan aja duluan nanti aku nyusul." sahut Jin terus menulis di buku-buku tersebut.

"Bisa gak sih kamu makan baru lihat buku lagi!" ketus Jennie melihat kepribadian Jin yang benar-benar kepala batu.

"Dasar kepala batu." gumam Jennie dan segera Jin memberhentikan aktivitas belajarnya.

"Nah gini dong dari tadi, benar-benar ya kamu susah di kasih tahunya." ucap Jennie meminum jus jeruk buatan Mama Jin.

TAWA YANG MENYAKITKAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang