8. Papa Jennie

43 5 0
                                    


Terkadang ketika orang yang tidak di pedulikan itu pergi, barulah kita merasakan kehilangan. Apakah itu penyesalan yang terlambat?

----------------

"Dari mana saja kamu, pulang sampai malam seperti ini?" tanya mama Jisoo di depan pintu masuk.

"Ma, biarkan Jisoo beristirahat. Jisoo benar-benar lelah." ujar Jisoo sambil melepaskan flat shoes nya.

Aduh akhirnya lega juga. Batin Jisoo sambil mengelus bagian belakang kaki yang dekat mata itu karena sedikit tergores.

Gapapa deh sakit, lagi pula sepatunya bagus sih. Lanjut Jisoo tersenyum menahan sakit.

"Sudah berapa kali mama bilang jangan pakai sepatu itu lagi! Sepatu itu sudah kecil Jisoo!" bentak mama, dan itu membuat Jisoo tidak bisa mengontrol emosi.

"Mama apa-apa sih, lagi pula Jisoo juga yang pakai bukan mama." ketus Jisoo sambil mengelus kakinya.

"Aduh perih." meringis Jisoo pelan sambil memijat pelan kakinya.

"Ayo ikut mama," ajak mama membawa Jisoo ke dalam dan menyuruh Jisoo duduk di sofa.

Jisoo pun menuruti perintah dari mamanya itu. Ia pun duduk di sofa, dengan kaki ia selonjoran ke depan.

"Nih mama bawa Betadine buat kamu, lukanya harus di bersihkan terlebih dahulu baru di pakai Betadine ya sayang." ucap mama dengan suara lembut mendatangi Jisoo, di tangan mama ada sebuah baskom yang telah di beri cairan antiseptik dan membawa Betadine dan kapas.

"Eh mama mau ngapain?" tanya Jisoo ketika mamanya ingin membasuh kaki Jisoo.

"Tentu saja membersihkan lukanya sayang, mama takut kamu nanti sakit." jawab mama lembut dan mulai menyentuh luka Jisoo dengan kapas yang telah di basuh oleh cairan antiseptik.

"Ahh, sakit mama!" meringis Jisoo menahan perih di kakinya.

"Tahan ya sayang, ini demi kamu juga kok." ucap mama menenangkan Jisoo yang mulai menangis.

Tidak lama setelah membersihkan luka, mama Jisoo memberi obat merah (Betadine) di luka dan di oleh dengan lembut.

"Semoga luka anakku ini cepat sembuh, aamiin." ucap mama sambil meniup luka biar tidak terlalu perih.

"Mama sakit huhu." rengek Jisoo sambil menggigit bantal sofa menahan perih.

Dasar anakku ini, lukanya kan tidak terlalu serius. Batin mama sambil menggelengkan kepala atas sikap putrinya.

"Nah sekarang kamu bisa menjelaskan kepada mama, kenapa kamu pulang sampai malam sayang?" tanya mama lemah lembut duduk di sampingnya sambil membelai rambut Jisoo.

"Jisoo mencari sahabat Jisoo ma, sudah 3 hari ini dia tidak ada kabar. Bahkan pergi ke sekolah saja tidak." jawab Jisoo sedih melihat ke bawah.

"Sahabat? Maksud kamu Jennie?" Jisoo menganggukkan kepala.

"Kamu sudah berkunjung ke rumahnya?" tanya mama, Jisoo menganggukkan kepala.

"Sudah ma, tapi dia tidak ada di sana. Bahkan sepertinya rumah itu sudah di tinggalkan." Jisoo menghadap ke mama.

"Kamu sudah meneleponnya?" Jisoo kembali menganggukkan kepala.

TAWA YANG MENYAKITKAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang