28. Definisi Cinta?

12 1 0
                                    

"Hadirnya adalah salah satu wujud kebahagiaanku, dan diam adalah caraku mencintainya."
—Fazoya Aruna Zivara



◦•●◉✿ TACENDA ✿◉●•◦

Bel pulang telah berbunyi, Jingga keluar kelas dengan terburu-buru ketika Jojo sudah keluar dengan langkah yang sengaja dipercepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pulang telah berbunyi, Jingga keluar kelas dengan terburu-buru ketika Jojo sudah keluar dengan langkah yang sengaja dipercepat. Meninggalkan ketiga temannya yang terheran, gadis itu berlari mencari keberadaan Jojo.

"Tumben si Jingga buru-buru banget, kenapa Run?" Tanya Feby sambil mengemasi alat tulisnya.

"Biasa, ngejar cowoknya tuh," sahut Lely.

"Iya, kayaknya nyari Jojo dia," balas Aruna.

Ketiganya pun saling menatap lalu menghela nafasnya. Bahkan setelah ucapan-ucapan yang dilontarkan oleh Jojo siang tadi yang terdengar sangat menyakitkan itu, Jingga masih peduli kepada Jojo.

Sementara Jingga yang saat ini sudah sampai di parkiran mengedarkan matanya mencari keberadaan Jojo yang entah di mana.

Jojo, Zayn, Jeff, dan Bima dengan kompak menatap Jingga yang degan nafas terengah-engah mendekat ke arah mereka.

"Gue mau bicara sama lo, bentar." Ucap Jingga menatap lekat mata Jojo.

Zayn menyenggol bahu Jojo sedikit kasar. "Turutin."

Jojo pun beranjak dari duduknya dengan rasa malas dan terpaksa. Menghadap Jingga yang sepertinya sangat serius untuk berbicara tentang suatu hal.

"Kita belum putus, kan?" tanya Jingga.

Jojo hanya diam, ia tahu jika Jingga akan melanjutkan ucapannya.

"Ih kok diem aja sih? Lo mau gue cium dulu biar gak bingkem mulu tuh mulut?"

"Gue gak nafsuan, apalagi sama cewek murah."

Jingga mendengus tidak menyangka. Ia masih tidak habis pikir dengan cowok ini. Bersikap seolah masalah ini tidak dapat terselesaikan sampai kapan pun.

"Jangan galak gini lah, Jo. Kayak bukan lo sumpah. Lo tuh biasanya hiperaktif, atau lo udah kesambet setannya Bima ya? Lo diem mulu sama gue, giliran sama yang lain lo udah kayak cacing kepanasan." Ujar Jingga mencoba membiasakan diri untuk tidak terlalu dalam memikirkan masalahnya dengan Jojo, menganggap semua baik-baik saja.

Jojo tiba-tiba mengeluarkan uang dari sakunya dan memberikan kepada Jingga. "Nih, lo pasti ke sini mau ngemis uang buat pulang kan? Nih bawa aja, lo pergi."

Seketika itu jantung Jingga terasa terhantam, namun gadis itu tetap tersenyum kepada Jojo, ini bisa menjadi peluang untuk bertemu cowok itu besok.

"Boleh juga nih, gue pinjem dulu ya, besok gue kembaliin, duluan ya ganteng."

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang