31. Empat Bulan Milik Jingga

7 1 0
                                    

Ikhlas itu bohong, kita hanya terpaksa merelakannya.



◦•●◉✿ TACENDA ✿◉●•◦

Hari demi hari telah terlewati, tak terasa empat bulan sejak semester genap awal Jingga mati-matian bertahan dan berjuang untuk hubungannya dengan Jojo itu tak pernah memperoleh hasil memuaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari telah terlewati, tak terasa empat bulan sejak semester genap awal Jingga mati-matian bertahan dan berjuang untuk hubungannya dengan Jojo itu tak pernah memperoleh hasil memuaskan. Ia sempat memberikan rekaman kepada Jojo, pacarnya itu tidak pernah mau mendengarkannya, bahkan sudah tertolak berkali-kali.

"Gue capek, Bim." Lirih Jingga kepada Bima yang telah selesai mendengarkan curhatan gadis dengan rambut berjepit warna oren itu.

"Jangan terus-terusan ngejar cowok, dia bakal semena-mena nanti. Tapi bukan berarti gue ngehasut lo buat ninggalin Jojo gitu aja. Kita bertiga sahabatan udah lama, gue ngerti karakter dia, Jojo kayak gitu ada sebabnya," ujar Bima.

"Dia udah gak peduli sama gue, dia lebih sering sama Viola, seakan-akan Viola itu ceweknya."

"Lo sama Jojo sama-sama lagi dijauhin. Lo dijauhin dia, dia dijauhin temen-temen gue."

"Maksudnya?" Tanya Jingga yang tak mengerti.

"Pas lo mau ngasih rekaman ke dia, dia sempet mau lempar HP lo kan?" Jingga mengangguk membuat Bima melanjutkan ucapannya. "Malemnya, gue, Zayn, Rey, Jojo, sama Jeff nongkrong di tempat gue kayak biasanya, dan Jojo dipojokin. Gue cuma diem aja, karena kalian sama-sama salah paham."

"Salah paham?" Tanya Jingga lagi.

"Ada hal yang lo gak ketahui, gue gak bisa ngomong ke lo soal ini, gue udah terikat janji sama pacar lo. Kalo lo mau tanya, lo tanya ke Jojo langsung aja."

"Dua bulan lalu gue udah nanya ke dia. Tapi dia bilang gak usah ikut campur urusannya, gue gak sepenting itu buat tau, katanya gitu. Hati gue udah sakit, biarin kalo dia emang gak mau berbagi masalah sama gue. Toh, gue bukan prioritas dia."

Bima hanya diam, laki-laki itu menjadi bingung harus apa sekarang.

"Udah deh gitu aja curhatnya, yang lain mau gue curhatin ke Aruna sama Azza aja, sama lo cuma didiemin doang. Udah ya gue mau cari Jojo, bye-bye Bim."

Gadis itu pergi dari taman dan berlari melewati koridor hingga sampai ke dalam kelas X Bahasa 1.

"Jojo!" panggilnya.

Jojo sedang bermain game online bersama Jio dan Tio. Cowok itu hanya fokus pada ponselnya dan membiarkan Jingga duduk di sampingnya. Meletakkan dagunya di bahu cowok itu membuat Jingga nyaman. Begitupun Jojo, namun gengsinya lebih tinggi dari kenyamanan itu.

"Minggir! Gue lagi main." Usirnya kepada Jingga.

"Gue gini doang kok, gak bakal ganggu. Janji deh."

Bersamaan dengan itu, permainan yang dimainkan ketiganya telah usai. Jojo kalah, cowok itu sudah merasakan kekalahan sebanyak enam kali. Dia kesal.

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang