🌈PROLOG

2.7K 119 9
                                    

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Bibirnya tertarik membentuk kurva yang begitu tampan membuat matanya naik hingga senyumannya terlihat. Jay melihat bagaimana pria cantik itu tengah melakukan wawancara di sebuah televisi, semua orang yang ada di restoran tersebut memandang televisi besar yang tengah menyiarkan model papan atas Kim Sunghoon.

"Baik, Sunghoon-ssi. Untuk pertanyaan terakhir. Boleh kah saya bertanya bagaimana pria atau wanita idaman yang menjadi tipe anda?" Tanya host tersebut.

Jantung Jay berdegup kencang.

"Aku memiliki kriteria khusus untuk pria idamanku. Dan aku rasa hanya aku yang mengetahuinya." Jawab Sunghoon seadanya.

"Permisi? Boleh aku memesan?" Perhatian Jay teralihkan saat seorang wanita menepuk lengannya.

"Ah, maaf karena tidak memperhatikan. Tentu boleh, ingin memesan apa?" Jay bersiap untuk mencatat pesanan wanita tersebut.

"Aku ingin seafood saus tiram, untuk minumannya aku memesan jus mangga."

"Baik, tunggu sebentar. Kami akan segera menyiapkannya." Setelah mencatat, Jay segera pergi untuk menyerahkan pesanan pelanggan tadi.

Hanya melihat model papan atas tadi di televisi— jantung Jay tidak berhenti berdetak dengan cepat.

••

Setelah selesai melakukan wawancara, Sunghoon harus segera melakukan pemotretan. Sekarang ia tengah bersiap-siap di ruang rias.

Sunghoon :

→Jangan lupa hari ini jemput aku! Aku akan marah sampai berbulan-bulan kalau kau sampai lupa!

Setelah mengetikan sebuah pesan untuk kekasihnya, Sunghoon lantas segera pergi keluar ruangan untuk melakukan pemotretan.

Makeup yang tipis dengan baju yang yang sangat cantik begitu Sunghoon mengenakannya membuat semua orang yang ada di ruangan itu menatapnya dengan penuh puja.

"Baik! Kita mulai sekarang!" Perintah manajer dari brand tersebut.

Pria dengan paras cantik itu segera berpose dengan semestinya. Sang fotograger segera memotret model tersebut walaupun dirinya sudah panas dingin dibuatnya. Sunghoon yang melihat itu tersenyum miring dengan nakal ia menaikan sedikit bajunya hingga perut tummy nan putihnya terpampang jelas.

Membuat sesuatu yang ada di fotografer itu menegang dengan tiba-tiba.

••

Sesi pemotretan sudah selesai, Sunghoon kini tengah beristirahat diruangannya yang sudah di sediakan. Pintu ruangannya terbuka tapi ia enggan membuka matanya karena ia pikir itu pasti Vincent.

"Vincent, aku ingin banana milk. Bisakah kau membelikannya?" Ujar Sunghoon, ia masih menyandar disofa sambil menutup matanya.

"Tidak harus membeli. Aku akan memberikannya padamu gratis."

Sunghoon lantas segera membuka matanya saat seorang pria berbisik di telinganya. Karena itu bukan suara Vincent!

"Kau?! Untuk apa kau keruanganku!" Sunghoon sedikit menjauh dari Hongjoong seorang fotografer tadi yang sedikit ia goda.

"Memberikanmu banana milk? Kenapa menjauh seperti itu aku tidak akan kasar... Kau tenang saja." Hongjoong menyentuh pipi Sunghoon membuat pria manis itu menamparnya cukup keras hingga tercetak telapak tangan dipipi Hongjoong.

"Jangan sembarangan menyentuhku sialan!" Sunghoon dengan brutal mengusap pipinya untuk menghilangkan bekas tangan Hongjoong yang ada disana.

"Bertindak jual mahal? Kau pikir aku tidak tahu pria seperti apa kau?! Menjual tubuhmu pada beberapa pria kaya untuk mendapatkan kepopuleran seperti sekarang." Sinis Hongjoong membuat Sunghoon mendelik tidak terima.

"Jaga bicaramu brengsek!" Sunghoon hendak menampar pria itu lagi tapi Hongjoong segera menahan tangannya.

"Sunghoon, Sunghoon, semua orang sudah tahu kalau kau hanya pelacur rendahan! Jadi tidak usah berlagak jual mahal dihadapanku!" Hongjoong hendak mencium paksa Sunghoon— tapi tiba-tiba saja tubuhnya terlempar begitu saja saat seseorang menendangnya dengan kuat.

"Berani melecehkan cucu dari keluarga Kim kau ingin mati hah?!"

Mata Hongjoong membulat sempurna saat mendengar penuturan Vincent.

"Vincent! Hajar dia! Dia menyuntuhku dan ingin melecehkanku!" Sunghoon merengek pada Vincent agar pria itu menghajar Hongjoong.

"Baik tuan muda." Vincent segera menghampiri Hongjoong.

"M-maaf.. maafkan aku! Aku bersalah!"

Suara pukulan pun terdengar membuat Sunghoon tersenyum senang dibuatnya.

••

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Coba tebak ini Angst apa bukan?🦅

Run For Roses (Jayhoon)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang