01

23 5 0
                                    

Matahari sudah mulai menampakkan sinarnya. Seperti biasa hari senin adalah hari untuk kembali masuk sekolah. Alara sangat malas untuk beranjak dari kasurnya. Dia tak takut sekolah. Dia hanya lelah menghadapi apa yang dia terima semasa biru putihnya.

Kalau di tanya apa menyenangkan? Tentu saja tidak. Teman saja Alara tak punya, bagaimana dengan kebahagiaan.

"Huft... Ayo, Ra. Dua bulan lagi ini selesai. Dan kamu akan ke kota. Semoga di sana kamu mendapat teman yang jauh lebih baik dari ini." Ucapnya menguatkan diri sendiri.

Dengan hati yang di paksa ikhlas Alara beranjak dari tempat tidurnya dan segera bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Seperti biasa, sesampainya di sekolah Alara selalu di mintai jawaban tugas oleh Julia and the genk.

"Buku!" Satu kata yang diucapkan dengan angkuh.

"Bisa nggak, sih. Sekali aja kamu usaha sendiri?" Alara mulai muak dengan semua ini. Masalah ini sudah masa akhir putih biru.

"Lo berani? Jangan sok-sokan pinter, lo" Teriak Julia menggebrak meja Alara.

"Aku capek, Julia. Setiap hari kamu paksa aku buat ini itu. Kamu kira aku robot? Kalau mau jadi yang lebih unggul dari aku bukan seperti ini caranya." Alara berusaha sabar.

Kesabaran Julia habis, dia merobek kertas tugas milik Alara yang telah selesai. Alara hanya diam membisu. Tak apa, dia sudah menyiapkan dua kertas karena tau resiko penolakan ini.

"Kalau lo nggak ngasih contekan, lo juga nggak akan dapet nilai tugas dari guru." Ucap Julia lalu meninggalkan meja Alara karena sebentar lagi bel akan berbunyi.

Kriiiiiiiiinggggg

Bel tanda pelajaran berbunyi nyaring tak lama kemudian Bu Wira datang. Setelah basa basi membuka pembelajaran beliau menagih tugas minggu lalu.

"Ayo seperti biasa tugasnya segera di kumpulkan di depan. Bagi yang tidak mengerjakan silahkan keluar kelas."

Julia and the genk  langsung berdiri keluar kelas. Mereka kira Alara akan menyusul mereka, sekian lama menunggu di luar Alara tak kunjung keluar. Julia pun masuk berniat memanggil Alara.

"Izin, Bu. Alara tidak mengerjakan tugas. Kok, dia tidak di suruh keluar?" Tanya Julia penasaran. Alara tersenyum di tempatnya.


"Bisa-bisanya kamu, Julia. Fitnah sembarangan. Langganan tidak mengerjakan tugas ya cuma kamu dan genk tidak jelas yang ngintil kamu kemana-mana itu. Alara anak rajin kok kamu bilang nggak mengerjakan. Sudah sana keluar, berjemur di bawah bendera. Jangan kemana-mana!" Celoteh Bu Wira sudah lelah dengan tingkah Julia dan gengnya.

Julia dengan raut bingung melirik Alara sambil malu berjalan keluar kelas.

"Pasti dia sengaja bikin gue malu, awas aja nanti" Batin Julia.

"Gimana, Jul?" Tanya Cheryl.

"Kayaknya tu bocah jebak kita, deh. Dia sengaja bikin dua kertas jawaban karena nggak mau nyontekin kita. Bener-bener minta di hajar"

"Wah, tar istirahat kita seret dia ke gudang" Saran Abel.

Dan merekapun menyusun rencana untuk menjebak Alara.

***

Bel istirahat berbunyi lima menit yang lalu, Alara baru saja selesai mencatat materi dan hendak pergi ke kantin untuk mengisi perutnya.

OMBAK KEHIDUPAN - "Renjana di balik pesisir hati"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang