06

12 3 0
                                    

"Lo gadis manis yang akan jadi calon pacar gue."
~Ren Mavy Sanjaya~

Sejak melihat Siswi baru itu membaca puisi, hati Ren seperti merasakan jatuh cinta pandangan pertama. Dia semakin kacau ketika melihat gadis itu tertawa riang bersama teman lelakinya. Aneh, ini perasaan yang tak seperti biasanya.

"Lo kenapa Ren?" tanya Keenan.

"I'm interested in that girl." akunya sambil pandangan mengarah ke Alara yang sedang berbincang dengan Juan dan Valdo.

"Oke, gue paham. Dengan gengsi lo yang gede ini pasti nyuruh gue buat cari tau siapa dia." Keluh Keenan.

"Sip, lo emang sahabat gue yang paling peka. Gue traktir mixue kalau lo berhasil tau detail tentang dia." 

"Ashiap.." Ujar Keenan sambil mengacungkan dua jempolnya.

"Oke, gue tunggu kabar dari lo." Ucap Ren menepuk pundak Keenan lalu beralih pergi.

Ren berjalan menuju parkiran untuk pulang ke rumah. Hari yang sangat indah karena tak ada rapat apapun. Ren pulang menaiki motor sport dengan helm full face.

Di depan dia melihat Alara yang dijemput lelaki. Harapannya seakan pupus, sampai dia tak fokus saat mengendarai motor. Hampir saja dia menabrak seorang pejalan kaki. Dia segera memfokuskan diri agar segera sampai ke rumah dan mencari tahu tentang gadis itu.

Sesampainya dirumah Ren menuju kamarnya dan segera mengirim pesan pada Keenan. Dia gengsi tapi, sangat tidak sabaran. 

Ren : Bro? 

Keenan : Alara Rainelle. Ayah Brama Nanggala Ibu Padma Dwita. Jalan Sanara No. 17 Amerta Barat. Kelas X IPA 3. Cowok yang tadi lo cemburuin itu temennya namanya Valdo dan Juan. Dia nggak punya pacar. Berangkat dan pulang selalu sama Ayahnya. 

Ren : Oke, Thanks.

Perasaan Ren lega setelah membaca pesan dari Keenan. Ada kesempatan buatnya untuk mendekati Alara. Sebenarnya bukan tanpa alasan dia menyukai Alara. Ada hal istimewa yang dimiliki gadis itu, dia pembicara yang baik. Beberapa kali dia melihat gadis itu presentasi atau sekedar berbincang dengan temannya, bahasanya santun dan tidak menyinggung perasaan lawan bicaranya.

Ah, sial pikiran Ren penuh dengan bayangan gadis itu. Besok dia harus bisa mendekati gadis itu.

***

Sebuah keajaiban Ren melihat Alara di ruang Mading. Ren segera beraksi.

"Hmm." Sial kenapa dehaman yang keluar. Niatnya menyapa malah lidahnya terasa kaku.

"Eh, kenapa kak?" Alara kikuk.

"Enggak apa-apa. Kamu Alara kan?" Tanya Ren mencoba mencairkan suasana.

"I-iya kak." Jujur dia takut kalau ada kakak kelas yang tiba-tiba mengajaknya bicara.

"Santai saja, Al. Ikut Mading juga ternyata? Baru tahu kalau kita satu ekskul." Ujar Ren menyadari ketidak nyamanan Alara. Alara mengangguk bingung merespon apa. Dia hanya tahu kalau kakak ini seorang kapten basket dan sekretaris OSIS.

"Oh, iya. Kenalin gue Ren Mavy Sanjaya. Panggil aja Ren." Ren menyadari bahwa dia belum memperkenalkan diri.

"Iya, kak. Aku Alara Raynelle. Panggil aja senyaman kakak. Boleh Al boleh Ra aja."

Ren mengangguk, dari dekat Alara terlihat sangat manis. Dia sampai bingung baru kali ini dia berani mendekati perempuan. Biasanya perempuan yang mengejarnya bahkan sampai obsesif terhadapnya.

"Em, aku ke kelas dulu ya, Kak. Sampai ketemu lagi." Pamit Alara yang di respon anggukan oleh Ren.

Sepeninggal Alara Ren salah tingkah sendiri. Suatu keberuntungan baginya bisa sedekat ini dengan gadis yang membuatnya tertarik. Gadis manis yang membuatnya membuka hati lagi untuk perempuan. Setelah sekian lama sendiri.

OMBAK KEHIDUPAN - "Renjana di balik pesisir hati"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang