CH 9 : The Disappointment.

37 8 2
                                    

"if it was you, you could be the second best after me."

-

Kaiser memberikan pujian kepada Rin, mengakui kelihaian adik dari Sae itu dalam menyukseskan rencananya. Dengan senyuman licik, Kaiser berbicara, "Hebat, Rin. Kamu memang tahu caranya. Dengan mudah kamu membuat Sae meminum susu campuran obat itu."

Kemudian, dengan kekuatan fisiknya yang jauh lebih besar, Kaiser mengangkat tubuh yang lebih kecil dari Rin. Dengan gerakan ringan, ia membawa Sae masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan, dengan Bachira sebagai sopirnya. 

Kaiser merasa bangga dengan pencapaian mereka.

Dengan nada serak yang penuh kemenangan, Kaiser berseru pada Rin, "Akhirnya, nama besar sang kakak akan jatuh berkat kita. Selamat, Rin, kau melakukan pekerjaan dengan baik." 

Mereka melaju pergi, meninggalkan rumah Itoshi dengan rasa kemenangan dan rencana jahat yang semakin dekat untuk diwujudkan.

-

Sae membuka matanya untuk yang ketiga kalinya hari ini, menemukan dirinya dalam suatu ruangan mewah dengan suasana yang asing, namun juga membawa nuansa deja vu yang menyesatkan. 

Badannya terasa panas, dan ia merasa terombang-ambing di tempat yang tak dikenal.

Segera, kesadaran menyapanya dengan penuh kejutan saat ia menyadari bahwa ia berada di dalam sebuah hotel dengan kamar yang jauh dari kesan murah. 

"Sialan," batinnya mengutuk keras, mengetahui bahwa Kaiser pasti berhasil menjualnya lagi.

Sae hendak melangkah, namun tubuhnya terasa lemah, dan ia terjatuh dengan gemetar. Sedikit keheranan ketika ia merasa seharusnya dirinya tidak selemah ini.

"Sial, apa yang sedang terja-!"

Pemandangan semakin mengerikan ketika seorang pria setengah telanjang keluar dari kamar mandi dengan tubuhnya yang masih basah. Sae, panik dan penuh dengan kemarahan, berusaha untuk kabur saat tubuhnya disentuh. 

Namun, kekuatannya hilang, dan pikirannya terasa kacau, sulit untuk merangkai bagaimana ia bisa berada di tempat ini.

Dalam situasi yang mengejutkan ini, Sae merasa terjebak dalam ketidakpastian dan kebingungan, mencari jawaban atas pertanyaan yang menderu dalam benaknya.

Apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana Kaiser bisa lagi - lagi membuatnya berada di tempat yang sama sekali tidak diinginkannya. Bagaimana manusia busuk itu bisa melakukannya lagi untuk kedua kalinya?

Seketika ia mengingat apa yang terjadi tepat sebelum kesadarannya terenggut. Rin, anak itu telah melakukan sesuatu dengan susu yang di buatnya.

Detik itu pikiran Sae menjadi kosong, mengabaikan apa yang dilakukan oleh orang tidak dikenal itu pada tubuhnya. Ia lebih kecewa, ketika ternyata Rin memilih untuk berada di pihak Kaiser.

Retakan itu semakin besar, menyadari kalau hubungan mereka mungkin tidak akan bisa lagi diperbaiki setelah ini. Sebenarnya apa yang Rin inginkan, hingga ia melakukan kesepakatan dengan iblis macam Kaiser?

Apakah ia putus asa untuk mengalahkannya?

'maafkan aku Rin, mungkin aku terlalu keras padamu. Maafkan aku yang sekarang, maupun yang saat itu sangat kejam padamu. Maafkan kakak mu,'

-

Sae, terpukul dan terluka, hanya bisa memeluk tubuhnya sendiri ketika memar menghiasi tubuhnya yang polos. Bibirnya berdarah, dan lebam-lebam mengerikan memenuhi kulitnya yang sebelumnya bersih. 

Ia merasa seperti hewan yang diperlakukan sebagai pemuas nafsu yang menjijikkan. Tatapannya kosong, dan rasa prihatin terhadap dirinya sendiri menyelinap dalam diri yang terluka.

Dengan langkah hati batu, Sae keluar dari ujung ranjang, tanpa merasakan apapun lagi. 

Di tangannya, ia meraih sebatang garpu dengan tekad yang brutal. Ia mendekati seseorang yang sedang tertidur dengan kejam menusukkan benda itu ke leher orang tersebut. Tanpa belas kasihan, Sae terus melakukannya sampai tubuh korban terlumuri oleh darah yang kental.

Ketika tindakan balas dendam ini berlangsung, kegelapan dalam diri Sae tampaknya telah memuncak. Ia menjadi pembalas dendam yang membawa kekejaman, mengubah penderitaannya menjadi kekuatan untuk menyelesaikan rencana balas dendamnya yang kejam.

Setidaknya ia akan melakukan satu kejahatan untuk mengakhiri semuanya. Untuk dirinya sendiri, dan untuk Itoshi Rin, adik yang begitu di sayanginya.

-

Keluar dari hotel di malam yang telah berganti fajar, langkah Sae terasa kosong menuju rumahnya. Ekspresi wajahnya kehilangan kepedulian, dan matanya menyiratkan kegelapan yang mendalam. 

Ia tidak lagi merasakan apapun, kecuali kehampaan yang membayangi setiap langkahnya.

Sae memasuki rumah, dan di sana, ia menemui adiknya, Rin, yang menatapnya dengan wajah yang penuh kejutan. Meskipun matanya mencerminkan perasaan bersalah, Sae tak lagi memedulikan reaksi adiknya. 

Dengan langkah yang tanpa henti, ia menaiki tangga menuju kamarnya sendiri.

Rin, yang masih berdiri di lantai bawah, merasa beban rasa bersalah semakin menimbun di hatinya. 

Jelas terlihat percikan darah di tubuh bagian dalam Sae, sebuah pemandangan yang mencekam dan memberikan gambaran betapa dalamnya luka yang dialami oleh kakaknya.

"Rin,"

Panggilan itu membuat sang pemilik nama berjengit pelan dalam peluh dingin ketika Sae memanggilnya dari arah tangga. Tidak ada keberanian dalam dirinya untuk menatap orang yang memiliki rupa hampir seperti dirinya.

Sae menarik diri untuk memberikan lengkung senyumnya, tapi rasanya itu sia - sia ketika kedua matanya memncarkan kesedihan yang mendalam.

"apa sekarang kau merasa bisa mengalahkan ku?"

Pertanyaan itu membuka mata Rin dengan lebar, tangannya mengepal erat. Ketik dirinya berbalik, kekosongan yang ada. Punggung itu sudah berlalu hanya untuk menghindari jawaban seorang Itoshi Rin.

Seakan Sae memberikan waktu pada sang adik untuk setidaknya benar - benar memikirkan apa yang akan keluar dari mulutnya.

Namun, hal itu semakin memporak poranda perasaan Rin. Sebenarnya terbuat dari apa seorang Itoshi Sae hingga bahkan ketika berada di titik terendah, dia masih bisa membuat Rin merasa rendah. Merasa dibawah kaki seorang Itoshi Sae sebagai bayangannya.

"aku tidak akan pernah bisa mengalahkan mu, selama kau masih berdiri dengan kedua kaki mu. Dasar kakak berengsek!"

-

To Be Continue>>>

Don't forget to give me vote and comment!!!

Only You Can Beat Me [Brotherhood]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang