CH 11 : Desired Ending

30 5 4
                                    

"I've got what I want, there's no reason for me to stay here."

-

Sae mengenakan kemeja putihnya, celana kain berwarna biru tua memberikan kesan dewasa ketika ia menatap cermin. Kemudian ia memakai blazer kesukaannya, warna hitam yang dipadukan dalam putih dan biru, memberikan kesan masa depan yang baik.

Ia selalu membayangkan suatu saat nanti dirinya akan menjadi seseorang yang penting, kemudian memberikan kehidupan yang terbaik untuk sang adik.

Susah payah semalam ia melakukan serangkaian skin care agar wajahnya terlihat seperti sebelumnya. Cerah dan indah, tentu saja ia tidak akan pernah meragukan ketampanannya sendiri.

"oke, aku siap untuk hari ini."

Diraihnya ransel berisikan beberapa barang, ia keluar dari kamar tanpa menutup jendela. Membiarkan angin masuk ke dalam ruangan, menerbangkan lembaran catatan yang baru selesai setengahnya.

Sampai dikampus, seperti biasa Sae memampang senyum indahnya ketika disapa oleh beberapa gadis yang lewat. Mungkin masih terlalu pagi untuk berada di kampus, tapi Sae tidak bisa menyia - nyiakan waktu.

Sampai di kantin, ia bertemu dengan Aiku dan Ryusei yang sedang berbincang. Sae sudah menghubungi kedua sahabatnya itu untuk datang lebih awal.

Ryusei yang menyadari kedatangan Sae terlebih dahulu berdiri "Sae-chan! sudah lama tidak melihatmu, apa kau baik - baik saja?!"

Pekikan itu membuat Sae tertawa ringan, "seperti yang kau lihat aku baik - baik saja."

Ia mengambil duduk di sebelah Aiku, dengan nyaman memesan sebuah sarapan yang sangat jarang ia pesan. Sebuah fast food, dengan cola, burger double beef, dan french fries.

Aiku yang terkejut pun bertanya, "kau betulan mau makan itu?"

Sae hanya mengedikkan bahu sambil tersenyum, "aku akan mencobanya hari ini, kau ada masalah dengan itu?"

langsung saja Sae melahap burger dengan gigitan pertama yang begitu besar, ia menikmatinya walaupun ia tidak begitu menyukainya. Ryusei dan Aiku saling memandang ketika Itoshi Sae, sang ketua Bem yang begitu menjaga tubuhnya ini melakukan sesuatu diluar kebiasaannya.

Sampailah Sae pada gigitan terakhir pada burgernya, "tumpukan daging ini sangat berlemak, aku tidak menyukainya! bleh!"

'bleh??!' batin Aiku dan Ryusei menatap bingung Sae.

"Sa-sae, sebenarnya ada apa hari ini, kenapa kau bersikap seperti ini?"

Pertanyaan Aiku menghentikan niat Sae untuk memasukkan kentang goreng ke dalam mulutnya, "tidak ada apapun, aku hanya ingin setidaknya sekali merasakan makanan seperti ini. Bleh, rasa potongan karbohidrat ini benar - benar yang terburuk!"

Tapi kemudian Sae tetap menghabiskan setiap potong kentang goreng itu meskipun ada ketidaksukaan dalam wajahnya.

Sampai tiba - tiba ia berdiri, "Ryusei, temani aku untuk melakukan sesuatu di ruang Bem. Aiku, kau sudah menyiapkan yang ku suruh kan?"

Keduanya mengangguk bersama, kemudian mereka mengikuti langkah sang ketua Bem untuk pergi ke ruang Bem dengan pikiran yang masih bertanya - tanya. Kira - kira apa yang terjadi pada Sae setelah beberapa waktu mengambil libur?

-

"kau salah, gunakan ini dan ini kalau seandainya rencana ini tidak berhasil. Tahun depan, ospeknya harus lebih creative dari pada tahun ini."

"yah- aku tidak memikirkannya sekarang. Lagian kenapa kau menyuruhku untuk merancangnya sekarang sih, tuan Sae yang luar biasa?"

Sae sedikit tertawa, "yah agar kau bisa sedikitnya berguna untuk adikku, Aiku."

Only You Can Beat Me [Brotherhood]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang