"Everything here is too flawed for me to make any use of it."
-
Kantin yang seharusnya menjadi tempat bersantai dan menyenangkan, kini berubah menjadi medan tempur suara. Itoshi Rin yang telah menyelesaikan kelasnya hari ini, bergabung dengan geng teman - temannya di sudut kantin.
Mereka bersenda gurau dengan teriakan keras, seolah mereka adalah penguasa mutlak dari tempat itu.
Tidak peduli mau orang terganggu atau tidak, mereka terus melanjutkan perilaku mereka dengan riang gembira. Bodo amat jika mereka dianggap sebagai perusak keharmonisan kampus elite ini.
Jelas saja, banyak yang tidak terima dengan perilaku mereka. Namun tidak ada yang berani menyuarakan, sebab Kumpulan itu adalah orang - orang yang disebut berandalan kampus.
Dan Itoshi Rin termasuk didalamnya.
"padahal adik dari ketua Bem, bagaimana bisa dia bersikap seperti itu?" gumam salah satu mahasiswa yang Tengah memakan mie nya.
"hush! Kau tidak tau rumornya? Mereka itu berbanding terbalik! Aku jauh lebih menyukai Sae dari pada adiknya!"
Seseorang yang lain tersenyum menghina sambil melirik, "kalau aku menjadi orang tua mereka, hanya Sae yang akan kuanggap anak. Dasar sampah keluarga."
Entah sengaja atau tidak, tapi Rin dengan sangat jelas bisa mendengar suara percakapan mereka yang cukup untuk membuatnya naik pitam.
Dengan kemarahan yang meluap, ia bangkit dari kursi dan mengejar sumber komentar menyakitkan yang datang. Berani sekali orang itu berkomentar tentangnya, padahal mereka saja tidak saling mengenal!
Ia langsung meraih kerah dari pemuda yang tidak tau diri itu.
"sialan! Coba ucapkan itu didepan ku secara langsung, keparat pengecut!!"
Pertarungan Meletus begitu saja, Rin memberikan satu pukulan amarah yang cukup untuk membuat lawannya terdorong ke belakang. Tidak terima dengan itu, pemuda tadi melawan.
Kumpulan teman Rin menyaksikan pertarungan itu dengan seruan sorak tawa yang semakin membuat situasi memanas.
"kalahkan dia Rin!! Tunjukkan siapa dirimu sebenarnya!"
Dukungan dari Bachira datang dengan satu kaki yang ada di atas meja. Ia bersiul riang seakan menikmati sahabatnya Tengah memukul seorang mahasiswa anonym yang berani berkomentar.
Tidak ada yang peduli dengan konsekuensi dari kekacauan yang tercipta.
Sampai suasana yang tadinya ricuh, tiba - tiba menghening. Seorang figure dengan tatapan dingin nan tegas muncul diantara kerumunan.
Langsung memisahkan Rin dan lawannya dengan satu tangan menyeret Rin kebelakang.
Itu adalah sang kakak, Itoshi Sae yang seharusnya memberi dukungan pada adiknya kini berdiri dihadapan Rin dengan sikap membeku.
Dengan mudah menghentikan satu pukulan Rin yang hendak dilayangkan Kembali.
"tidakkah kalian punya etika? Apa ini cara kalian untuk menyelesaikan masalah?!"
Bentak Sae tegas, layaknya angin dingin yang bisa dengan mudah menusuk telinga siapapun yang mendengarnya.
Dua teal nya yang sebelumnya penuh akan kekecewaan dan amarah, kini menghujani Rin dengan tatapan dingin dan penuh pertanyaan.
Si bungsu Itoshi kini merasa dirinya seperti seorang anak yang ketahuan berbuat salah oleh kakanya. Pertemuan mereka ditengah kekacauan menjadi momen memilukan. Menyadarkan mereka bahwa konflik yang tercipta bukan hal yang bisa diabaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You Can Beat Me [Brotherhood]
FanfictionIkatan darah memiliki arti yang berbeda dalam setiap kehidupan manusia. Mereka yang menderita olehnya akan menganggap bahwa sebuah ikatan darah merupakan kutukan. Mustahil untuk menghilangkannya kecuali ajal lah yang membebaskan. Atau mungkin membua...