CHAPTER - 04

848 93 8
                                    

Saat ini, keberadaan di kantin begitu ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini, keberadaan di kantin begitu ramai. Karena hari ini adalah hari jum'at. Hari dimana para santri libur mengaji. Jadi, tak heran jika setiap hari Jum'at kantin selalu penuh, karna setelah melaksanakan jumsih, mereka langsung mampir ke kantin untuk sarapan pagi.

Kantin nya memang tidak terlalu besar. Namun, masih bisa muat untuk para santri. Karena sebagian santri ada yang lebih memilih untuk duduk di karpet yang di gelar di bawah. Termasuk Azana dan kedua sahabatnya. Mereka selalu memilih untuk duduk di gelaran karpet, daripada di atas kursi, karna mereka rasa, duduk di karpet lebih adem, bisa selonjoran.

"Bu inaa, nasi goreng nya 3 ya!" ucap Putri sedikit berteriak kepada orang yang baru saja ia sebut 'bu inaa' . Bu inaa adalah pemilik kantin di pesantren ini. Dan Bu inaa juga sudah seperti keluarga dari bagian pesantren.

Sembari menunggu pesanan nya datang. Azana dan kedua sahabatnya memilih untuk mengobrol dan saling bertukar cerita.  Ah, ralat. Yang mengobrol dan bercerita hanyalah Fatimah dan Putri, Azana hanya menyimak saja.

"Katanya emang udah ketauan kyai Basyir," papar Fatimah membuat Azana yang tadinya melamun langsung memperhatikan nya.

"Maksudnya?" tanya Azana kebingungan. Ia penasaran, mereka bicara sepotong-sepotong. Sebenernya bukan sepotong-sepotong si, hanya saja, ia tidak mendengarkan nya dari awal, karna ia sibuk melamun.

"Makanya ya kalo di ajak cerita itu ikutan. Jangan berlagak gamau denger," cibir Putri ke arahnya.

"Ish, iya iya. Udh kasih tau cepet, tadi ketauan kyai Basyir?, Siapa yang ketauan?, Ketauan ngapain?" pertanyaan bertubi-tubi itu keluar dari mulut Azana. Yang berhasil membuat Fatimah geram karena gemas.

"Jadi gini Za, waktu Minggu lalu ada yang ngeliat si Ilham sama si Iza ketemuan. Nah,  ternyata yang liat nya itu ngelaporin ke kyai Basyir. Tapi kyai Basyir nya ga ngehukum mereka. Aneh kan?" jelas Fatimah

Ah, ia baru ingat. Sudah 1 Minggu berlalu sejak pertemuan nya dengan Ilham dan Iza yang sedang bertemu kala itu. Ia tidak pernah melihat Ilham lagi. Bahkan sampai sekarang, ia tidak melihat sama sekali. Padahal biasanya tiap hari Jum'at, Ilham selalu muncul di atas asrama putra untuk melihat kegiatan santri putri yang sedang jumsih, namun tidak dengan hari ini. Ia tidak melihat nya sama sekali.

"Mungkin kyai Basyir udah nasehatin mereka. Tapi ga nge hukum. Kan tugas menghukum para santri itu biasanya ustadz Fahri"

"Iya juga sih"

"Ini nasi goreng nya ya neng," ucap Bu Ina seraya menyodorkan 3 piring berisikan nasi goreng

"Hatur nuhun Bu inaa," ucap ketiganya serentak

do'a dalam sujudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang