Six

51 8 3
                                    

"Mari kita mulai" ucap Niall setelah berada di belakang rumahnya, tentu saja bersama Harry.

Harry menatap Niall yang sedang membuka koper berisi beberapa senjata kecil namun mematikan "Aku ingin kau menjelaskan tentang ini, ini dan ini" ucap Niall seraya memindahkan senjata tanpa peluru itu ke tangan Harry.

Setelah mengangguk Harry menatap lekat lekat pistol yang ada di genggamannya "Pertama yang ini" Harry mengangkat satu pistol yang bewarna hitam pekat itu "HS 2000 asal Kroasia ini merupakan pistol berbingkai polimer semi otomatis. Ini adalah senjata standar yang aku miliki." Lanjutnya setelah Niall mengangguk ia mengambil pistol lagi yang warnanya agak ke abu abuan "Yang ini P250 pistol SIG yang berasal dari Amerika dan Jerman. Ini adalah pistol semi otomatis. Aksinya didasarkan pada operasi mundur dan dilengkapi dengan 17 peluru. Memiliki tampilan besi dengan basis 147 mm." Niall mendengarkan penjelasan Harry dengan serius ia sungguh takjub, semua yang di ucapkan Harry benar. Senyum Niall merekah saat melihat Harry yang memandang senjata satu lagi dengan dahi mengkerut.

"Tidak mengerti, hm?" Tanya Niall dengan nada mengejek.

"Bukan tidak mengerti, tapi tidak ingat" ucap Harry datar yang hanya membuat Niall memutar mata jengah.

"Jika kau mendengar nama Walther P99, apa kau mengingatnya?" tanya Niall yang berhasil membuat Harry semakin mengernyit.

"Wal—apa?" balas Harry bingung.

"Jika tidak tahu katakan saja, tidak usah malu" ejek Niall yang hanya di balas kekehan kecil oleh Harry lalu mengambil pistol yang ada di genggaman Harry "Walther P99 adalah pistol semi otomatis asal Jerman. Pistol ini menembakkan cartridge 9x19mm Parabellum. Dan short recoil operated, locked breech action. Memiliki kecepatan moncong 1339 kaki per detik."

Setelah selesai menjelaskan apa yang Harry butuhkan Niall mengajak Harry untuk bersantai, mereka duduk di atas rumput yang berada di halaman belakang rumah Niall.

"Mengapa kita bersantai? Aku akan mendapat misi satu minggu lagi" protes Harry.

"Bukankah kau mengatakan kepada Bigboss bahwa kau telah membunuh beberapa orang dengan mudahnya, tangan kosong pula?" Tanya Niall heran yang hanya di balas dengusan oleh Harry, Harry berharap ia lebih ahli dari Niall agar gadisnya aman jika bersama dengannya, entah itu kapan?

Niall mendongak, menatap jendela kamar Kayla "Dia cantik bukan?" Ucap Niall datar.

Harry menoleh "Siapa?" Tanya Harry dingin sambil menghapus keringat di dahinya. Berpikir membuatnya seperti mengeluarkan poop, membutuhkan kerja keras.

Niall memutar bola matanya malas "Apa kau dan aku bisa di bilang cantik?"

Harry terkekeh walaupun wajahnya masih datar, hatinya tidak siap jika harus melihat Niall yang senang ketika bersama gadisnya.

"Ku rasa aku menyukainya" gumam Niall.

"Eh, bukankah kau kekasihnya? mengapa baru menyukainya?" Tanya Harry datar.

Niall hanya menoleh ke arah Harry lalu tersenyum misterius, ia berdiri lalu jalan masuk ke dalam rumah meninggalkan Harry yang masih terdiam kebingungan.

Setelah melihat tubuh tegap Niall hilang di balik pintu, Harry mengamati sekelilingnya dengan raut wajah menyesal.

"Mengapa aku harus meletakkannya di sini?" Gumam Harry sambil mengacak rambutnya. Frustasi

Selang beberapa menit Harry masuk ke dalam rumah ingin mandi agar tubuhnya tidak lengket karna keringat.

"Biarkan aku yang memasak untuk malam ini" ucap Harry setelah keluar kamar.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang