Eight

27 4 3
                                    

Melihat Kayla yang baru saja keluar dari kamar membuat Harry menelan ludahnya susah payah, jelas susah! Lihatlah baju yang di kenakan Kayla. Mungkin Kayla sengaja, entahlah. Saat tatapan Harry tidak sengaja melihat perban yang membelit perut indah Kayla entah kenapa ingatannya kembali pada satu bulan yang lalu. Astaga.

Sengaja Harry yang memasak untuk makan malam itu, Harry hanya ingin Kayla mengingat kenangan masa lalu mereka. Harry pikir itu bukanlah masa lalu karna Harry ataupun Kayla tidak pernah mengakhiri hubungan mereka.

Oh tidak..bukan yang buruk tetapi yang indah indah saja, walaupun kemungkinannya amat sangat kecil. Lagipula Harry masih harus menjadi orang tak kenal di depan Niall dan tentu saja gadisnya, tidak ada salahnya kan ia memasak?

Harry memang sengaja membuat minuman yang berbeda untuk Kayla, tentu saja Harry tau kalau Kayla tidak suka pisang. Sedangkan Harry, ia sangat cinta pada pisang.

Tapi mengapa Kayla mencoba minuman milik Niall, dasar. Bukankah Kayla menghindari pisang? Harry sempat mengernyit bingung hingga Harry sadar kalau Kayla sudah penasaran tidak ada yang bisa menghentikan Kayla, mengingat sikap Kayla yang satu itu membuat Harry tersenyum walaupun sangat tipis. Dasar gadis aneh membuat Harry semakin cinta saja.

Perasaan geli itu hilang bergantikan khawatir saat melihat Kayla berlari ke arah kamar mandi lalu memuntahkan semua isi perutnya.

Lima menit Kayla di dalam dengan suara suara yang membuat Harry semakin khawatir "Kayla, apa kau baik baik saja" teriak Niall khawatir.

"Ya, aku tak apa." balasnya dari dalam, selang beberapa detik knop pintu terbuka.

Dan menampilkan wajah seorang gadis yang agak sedikit pucat "Daripada kalian melihatku seperti itu, lebih baik kita lanjutkan makan kembali." ucapnya kikuk.

"Kau..tak apa?" Tanya Harry ragu, takut tak dihiraukan olehnya.

"Hm, ya. Aku baik baik saja." jawabnya sambil tersenyum paksa mungkin.

Mereka melanjutkan makan dengan keadaan hening, mungkin sesekali Kayla berbicara dengan Niall. Tapi Harry bersikap tak peduli, yaa walaupun rasa ingin tahunya meningkat drastis, Harry mencoba untuk menahan semua perasaannya.

Selesai makan, Harry mendapat panggilan dari Liam. Liam mengatakan bahwa Harry harus segera ke apartemennya. Dengan alasan ingin bertemu teman yang masih Harry ingat Harry segera keluar dari rumah Niall.

Di dalam mobil Harry hanya sibuk dengan pikirannya, apa yang akan Kayla lakukan jika hanya berdua dengan Niall?

Harry menggeleng menghilangkan semua pikiran negatif itu, setelah tiba di apartement Liam, Harry langsung duduk sambil memijat pelipisnya.

"Kau terlihat buruk, dude." Sapa Liam dengan nada mengejek.

Harry hanya membalasnya dengan tatapan datar "Ada yang lebih penting dari apa yang kau pikirkan sekarang Harry." tambah Liam kali ini lebih serius.

Harry tersenyum sinis "Tidak ada yang lebih penting selain gadisku, Li." balasnya dingin.

"Apa Louis tidak termasuk?" ucap Liam yang membuat Harry membeku, Louis. Lelaki itu hampir saja tidak terpikirkan.

Louis, apa Louis kembali berulah? Dia tahu bahwa Harry sedang menyamar dan dia tahu bahwa Kayla masih hidup, dia tidak akan berdiam diri melihat Kayla masih hidup seperti saat ini.

"Apa dia kembali berulah?" Tanya Harry kepada Liam.

"Ya, kudengar dia membunuh seorang pria kemarin dan dia menyebut nama gadismu saat membunuh."

Harry begidik mendengarnya, "Sepertinya dia sudah gila." gumamnya.

Liam tersenyum "Kau harus urus dia Harry, sebelum semuanya terlambat."

"Tenang Li, bukan hanya aku yang menjaga Kayla. Ada si pirang yang selalu bersamanya."

"Jangan anggap Louis ringan Harry, kau pikir dia kehabisan akal dalam otak bodohnya, kurasa ia tidak akan pernah kehabisan akal bodohnya Harry apalagi, anak buahnya semakin bertambah setiap harinya." Jawab Liam yang berhasil membuat Harry berpikir, benar juga. Louis tidak akan pernah kehabisan akal dan anak buah.

"Jadi aku harus bagaimana Li? Aku juga mempunyai tugas tersendiri dari kantor."

"Benar, tapi setidaknya kau harus berbicara soal Louis kepada Niall."

"Akan ku bicarakan ini pada saatnya nanti Li."

"Semoga kau masih dapat menjelaskan semua ini kepadanya......nanti."

Setelah berbicara panjang lebar dengan Liam, Harry segera kembali ke rumah Niall. Bisa saja Harry membeli rumah atau apartemen yang dekat dengan rumah Niall, tapi Harry tidak mau tidak tidur sepanjang malam hanya karna membayangkan yang tidak tidak antara Niall dan Kayla saat mereka hanya berdua.

Saat Harry tiba di rumah Niall, Harry masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, untuk apa Harry mengetuk pintu jika Harry telah di anggap keluarga oleh Niall. Kau terlalu pede Harry, batinnya.

Sepi, kesan pertama yang Harry dapatkan. "Kemana semua manusia-ohh tidak tidak" Harry menggelengkan kepalanya "Maksudku satu manusia dan satu bidadari yang tinggal di sini, apa mereka sudah tidur?" gumamnya.

***

Waktu menunjukkan pukul satu dini hari, tapi Kayla masih belum bisa memejamkan matanya yang lelah. Ia masih saja memikirkan apa yang ia lakukan bersama Niall tadi, sungguh memalukan.

Kayla berdiri lalu duduk di depan meja rias, becermin seraya memegang bibir mungilnya. Bibir ini dulu tidak pernah di sentuh siapapun, hanya Harry. Kekasihnya itu selalu memberi kecupan sebelum tidur.

"Apa saat ini adalah saat yang tepat untuk melupakan masa lalu?" Gumamnya "Tapi bagaimana caranya melupakan masa itu jika dia ada di sini?" Tambahnya.

Keyla memijit hidungnya dengan gemas seraya memejamkan matanya "Kurasa, aku akan cepat gila jika seperti ini terus."

Dengan lembut ia membuka pintu lalu berjalan keluar, menyalakan lampu dapur lalu mengambil jus yang Harry buatkan untuknya saat makan malam tadi. Sengaja tidak ia habiskan dan buang agar dapat merasakan nikmatnya jus ini kembali.

Sayangnya jus itu tidak ia temukan di kulkas, tapi ia temukan di meja makan. Saat ia ambil, bau tidak enak ia hirup dari jus itu membuatnya ingin muntah kembali.

"Mengapa aku lupa meletakkannya di dalam kulkas?" Keluhnya sambil menutup hidung dan menjauhkan gelas kaca itu dari wajahnya.

"Sedang apa kau di sini?" suara berat ini berhasil membuat Kayla terlonjak kaget.

Ia menoleh dan mengamati lelaki berambut curly yang sedang menguap lebar di ujung pintu dapur, "Kau ingin memberiku penyakit jantung ya?" Ucap Kayla sebal.

Harry terkekeh "Wow, apa kau baru saja membuat jus? Biar ku coba." ucapnya sambil berjalan mendekat.

"Janga–" tanpa menghiraukan Kayla, Harry meminum jus bau itu.

Burrrrr....semburan keluar dari mulut Harry, dengan kecepatan kilat ia berlari ke arah kamar mandi dan memuntahkan semua jus yang telah ia minum.

"Kau menjijikkan curly?" Gumam Kayla sambil memijit tengkuk Harry lembut.

"Kalau begitu keluarlah, dan HEY! mengapa kau tidak memberitahuku kalau jus itu sangat bau dan tidak enak." Protes Harry lalu mencuci wajahnya.

Aku sangat merindukan sentuhanmu sayang batin Harry tersenyum walaupun dengan keadaan seperti ini.

Kayla terkekeh "Kau yang terlalu rakus sampai sampai ucapanku tidak di dengarkan." dengusan Kayla hanya di balas senyuman kikuk oleh Harry.

Aku merindukan masa ini, sayang. Batin Harry.

Aku merindukanmu Harry, Mengapa masa lalu kita cepat berakhir? Batin Kayla

Ini sungguh.....menyakitkan.

TBC..

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang