8. Resep masakan dan penyakit turun temurun

34 19 4
                                    

Selamat membaca :)

***

Hacimmm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hacimmm....

Rumah yang minim fentilasi membuat Binta terbangun dan bersin karena mencium aroma pedas yang begitu menusuk tajam di indra penciumannya, sepertinya aroma itu bersumber dari dapur.

Binta yang baru tidur jam dua pagi harus terbangun di jam lima pagi karena kamarnya terasa pengap. Ia berjalan mengendap-endap menuju dapur, tangannya kanannya memegang ponsel dan tangan kirinya memegang sembarang benda yang ia ambil sebagai alat pelindungnya kalau saja di dapur ada orang yang tak ia kenal masuk mengancam nyawanya.

"Ibu siapa?" tanya Binta dari jarak dua meter.

Mendengar suara Binta, Wanita tua berdaster dengan motif batik tersebut segera mematikan kompornya ia pun berbalik badan mengukir senyum menyambut kehadiran Binta.

"Saya mbok Minah, non. Saya asisten rumah tangga yang di tugaskan membantu non Binta di rumah ini."

Tarikan napas lega Binta hembuskan. Ia mengingat perkataan Bama semalam yang mana asisten rumah tangga akan datang pagi-pagi, namun Binta tak menyangka jika datangnya sepagi ini.

"Duduk, non. Biar bibi siapkan sarapannya, non Binta sangat suka dengan nasi goreng putih ikan teri kan?"

Bagaimana bisa mbok Minah tau makanan kesukaannya? Bukankah ini kali pertama mereka bertemu?

"Maaf ya, non. Mbok pasti masaknya berisik jadi non kebangun. Padahal habis masak nasi goreng mbok mau buatkan jus tomat kesukaan non Binta juga, habis itu baru bangunin non Binta."

Mata Binta meneliti mbok Minah dari ujung rambut sampai ujung kaki namun tak ada satupun ingatannya yang mengingat kalau ia pernah bertemu dengan wanita yang sekiranya umurnya sudah lebih dari lima puluh tahun itu.

"Nasi goreng teri dan jus tomat. Mbok tau dari mana, kalau itu sarapan favorit Binta?"

Minah menaruh sepiring nasi goreng di hadapan Binta, sembari menuangkan segelas air putih kedalam gelas. Wanita tua itu menjawab dengan santai.

"Mbok cuma nebak aja, karena dulu sarapan favorit non Bianka Ibunya non Binta, adalah nasi goreng teri dan minum jus tomat. Selain parasnya yang mirip mbok merasa kalau selera non Binta pasti juga sama dengan bundanya."

"Ah, iya. Sifat aku memang cenderung mirip sama ayah, tapi minat dan kesukaan aku dominan kaya Bunda, mbok benar."

"Syukur lah non kalo memang benar, berati insting mbok masih bagus. Kalau begitu silahkan dimakan non, mbok permisi buatin jus tomat dulu ya."

Tidak, mbok Minah tidak boleh meninggalkannya, Hal yang paling ia benci adalah makan di meja makan sendirian.
Lantas Binta menarik tangan Minah agar tidak kembali ke dapur.

"Nggak perlu mbok. Mbok temenin Binta duduk di sini aja ya. Sekalian Binta mau tanya-tanya."

Bukannya duduk Minah malah berdiri di samping Binta, enggan duduk Karen merasa tidak sopan jika pembantu duduk di sebelah majikan.

BAMA BINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang