BAB 01

2.6K 211 211
                                    

Matahari nampak nya begitu garang dalam memancarkan sinar nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari nampak nya begitu garang dalam memancarkan sinar nya. Para lelaki yang sedang menjalankan hukuman di halaman sekolah sering kali mengeluh karena merasa terbakar. Saking seringnya mengeluh hingga guru yang sedang berjaga memperhatikan mereka ingin segera pergi dari sana karena merasa pusing dan kesal.

"dehidrasi lama lama gue disini"keluh Destan salah satu siswa yang terlambat.

Mereka di beri hukuman untuk berhormat pada sang merah putih yang sedang berkibar. Hukuman seperti ini lebih baik bagi mereka daripada harus membersihkan dedaunan kering yang hampir menguasai seluruh halaman belakang sekolah. Itu akan membuat mereka sakit pinggang. Jika di suruh menyapu itu lebih baik, tetapi mengambil nya dengan tangan lalu di taruh kedalam trash bag? oh tuhan, itu benar benar menjengkelkan.

"alay lo!"sahut Vegas, teman se-geng nya. Ia memang sering mengeluh tetapi keluhan itu tidak berlebihan.

"anjing, Samsudin tau aja kalo cuaca lagi panas panasnya"Ryder dengan kurang ajar nya mengumpati guru yang sedang menjaga mereka itu. Dikarenakan Bu Tumirah yang menjabat sebagai guru BK sedang berhalangan hadir, jadi Pak Samsudin sebagai guru kesiswaan bersenang hati menggantikan nya.

"yaudah sih wir"celetuk Marko yang sedikit kalem dari mereka.

"PAK, 30 MENIT SUDAH BERJALAN IZIN MENINGGALKAN LAPANGAN!"teriak Destan yang sangat kesal dengan guru itu yang sedang meminum kopi di bangku yang tidak jauh dari sana.

"WAKTUNYA SAYA TAMBAH 30 MENIT LAGI!"balas Pak Samsudin yang ikut ikutan teriak pula. Perkataan nya itu pastinya mendapatkan raut wajah yang tak terima dari para murid murid bandelnya itu. Lihat saja wajah wajah itu yang akan mengomel.

"bajingan!"umpat Ryder sedikit keras. Sengaja memang. Sudah kesal sekali dia itu, tidak peduli lagi dengan reaksi Pak Samsudin nantinya.

"PAK YANG BENER AJA???"protes Destan tidak terima dengan keputusan yang guru itu buat secara mendadak.

"saya tau kalian mengumpati saya, anggap saja itu hukuman karena sudah melanggar peraturan sekolah ini!"Pak Samsudin menyaut kembali. Ia tersenyum miring melihat wajah datar mereka.

"lo sih!"ujar Markus menyalahkan Ryder. Karena lelaki itu yang daritadi menghina nya. Pak Samsudin pasti kerap mendengar makian nya, jarak mereka dengan Pak Samsudin tidak begitu jauh. Jika mereka berbicara jelas akan terdengar. "Pak Samsudin tuh denger waktu lo hina hina"

"ah bangsat!"umpat nya malas. Bukan salah dirinya juga dong, salah kan Pak Samsudin yang menyebalkan. Bibir nya juga reflek mengatakan itu karena merasa kesal juga.

"sialan lo!"ujar Ragas yang sedari tadi diam. Padahal ia sudah menjalankan hukuman dengan khidmat, tetapi semuanya sia sia.

Ryder diam saja karena merasa takut. Jika Ragas sudah berbicara ketus seperti itu, nyawa nya terancam. Ragas kan bos nya mereka, tenaga Ragas jauh lebih besar dari yang lain. Dan Ragas lebih galak dari mereka. Tidak ada yang berani kepadanya kecuali Atlas.

RAGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang