Serba-Serbi Aftercare

133 7 0
                                    

Content Warnings: aftercare, nipple play

"Sakit!"

"Iya Sayang maaf, kan dibersihin dulu. Nanti Mas bantuin pake salepnya."

Saat ini Adrian masih sibuk membasuh tiap inci badan Miwa yang lengket oleh keringat. Keduanya memang tak langsung bersihkan badan karena tak sengaja tertidur selama dua jam lamanya di atas ranjang Adrian yang sama kotornya. Yah, mau bagaimana lagi kalau mereka berdua sama-sama kelelahan?

Miwa berkali-kali mengaduh kesakitan tiap kali Adrian bergerak pelan di antara bongkahan sintalnya, salah siapa Adrian tak mempersiapkan lubangnya dahulu tadi. Tapi salah siapa juga buat Adrian marah sebegitu besarnya. Jadi Miwa tak bisa begitu emosi sekarang, karena ia juga sadar sudah lakukan sebuah kesalahan; Tapi Adrian lebih banyak salahnya.

Badan yang lebih mungil itu kemudian diusap dengan spons mandi yang sudah penuh dengan busa sabun berwangi lembut pilihan Miwa. Si April tampak memejam, menikmati perlakuan lembut Adrian di badannya saat membantunya membersihkan badan. Rambutnya yang sudah bersih itu sesekali dihirup dalam oleh hidung mancung Adrian, sebuah adiksi yang Adrian miliki sejak dirinya mengenal Miwa dan segala macam rekomendasi shamponya.

Setiap jengkal badan Miwa mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki itu dengan telaten Adrian basuh, sembari sesekali dibubuhi kecupan sayang; Bahkan betis dan kakinya juga. Tanpa malu dan tanpa rasa jijik. Toh, tak ada alasan spesifik yang buat Adrian tak boleh bubuhkan kecupannya disana. Masalah kesopanan, lagian Adrian sendiri yang mau. Apa salahnya beri afeksi untuk orang tersayangnya?

Usai dengan badan Miwa, Adrian bergerak cepat bersihkan badannya juga dengan spons mandi yang sama. Kalau untuk badannya sendiri tak membutuhkan waktu lama, kan Adrian bisa bebas beri kekuatan seberapapun. Beda kalau untuk Miwa, Adrian harus bergerak selembut mungkin. Yah, urusan di ranjang beda lagi. Beres membasuh badannya sendiri, Adrian dengan cekatan berpindah tempat untuk posisikan badannya sebagai sandaran untuk Miwa. Kepala yang lebih muda itu tampak menyender nyaman di dada bidang Adrian. Telinganya sesekali tangkap degupan jantung Adrian yang terdengar jelas.

"Mas deg-degan aku senderin gini?" tanya Miwa sembari menoleh ke atas, tatap Adrian yang juga sedang layangkan padangannya kepada dirinya.

"Kalo enggak deg-degan artinya Mas bukan makhluk hidup dong, Sayang?"

"Ish, bukan gitu anjing."

"Words, Sayang..."

"Tau ih, males," dengus Miwa sembari mencebikkan bibirnya kesal.

"I will always salah tingkah sih kalo Miwa senderin atau peluk atau cium, atau kalo baru bantuin Miwa beres-beres setiap abis ngewe gini." Kalimat itu yang Adrian lontarkan itu mengalun lembut di gendang telinga Miwa yang saat ini sudah mengalihkan wajah merahnya ke sembarang arah. Satu kecupan dilayangkan di puncak kepala yang lebih muda.

"Mas sayang Miwa, I'm sorry I'm being too rough."

"Miwa juga sayang Mas dan aku minta maaf juga karena selalu cari masalah padahal Mas udah jelasin dengan jelas, and I like it rough anyway."

"You like it rough tapi marah-marah waktu sakit."

"Ya itu minusnya sih."

Adrian berjalan cepat menuju unit apartemennya setelah mengambil makan malam untuk dirinya dan Miwa. Setelah berhasil buka knop pintu unitnya, Adrian langsung berjalan menuju dapur untuk persiapkan nasi goreng kesukaan Miwa itu. Dengan cekatan, Adrian pindahkan nasi goreng itu dari kertas minyak ke piring berwarna putih. Kakinya melangkah lebar ke arah kamarnya.

Sugar and Spice -  HOONSUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang