Miwa's Kind of Love

136 9 0
                                    

Miwa kembali menggelengkan kepalanya saat melihat Adrian yang masih berkutik dengan laptop di hadapannya— Tak percaya Adrian benar-benar bawa pulang pekerjaannya; Meskipun terpaksa. Beberapa hari lalu Adrian mendadak demam tinggi selama hampir tiga hari, mau tak mau si Maret itu harus beristirahat total dan Miwa juga harus menjaga lelaki yang lebih tua di apartemennya. Tiga hari itu, Miwa hampir terjaga setiap malam karena Adrian yang terus-terusan mengigau dengan suhu badannya yang tinggi. Beberapa kali ganti plester penurun panas di dahi Adrian sembari bubuhkan kecupan sayang di wajah Adrian tampak lemas dan kusam.

"Mas, makan dulu. Mau makan apa?" tanya Miwa sembari melangkahkan kakinya mendekati Adrian yang duduk tak jauh. Pundak yang lebih tua lalu diraih, diberi pijatan lembut. Adrian kemudian menjawab pelan, "Nanti dulu ya, dikit lagi beres." Mendengar jawaban Adrian, Miwa pun mendengus kesal. Pasalnya yang lebih tua baru makan tiga potong roti bakar dan satu gelas susu coklat tadi pagi dan sekarang sudah hampir pukul dua siang. Maka dari itu, Miwa memilih untuk ganti bajunya dengan yang lebih panjang sebelum keluar dari unit apartemen Adrian. Miwa yang pergi dari kediamannya tak disadari oleh sang pemilik rumah karena masih begitu fokus pada layar.

Kira-kira dua puluh menit berselang, suara pintu kamar Adrian yang dibuka terdengar bersamaan dengan indra penciumannya yang hirup aroma familiar. Adrian pun menoleh kebelakang sejenak, lihat Miwa dengan satu piring berisi dengan nasi padang di tangan kanannya dan satu gelas air putih di tangan kirinya. Menggemaskan. Adrian pikir, Miwa hendak makan siang terlebih dahulu. Namun, perkiraannya salah karena Miwa menarik kursi lain untuk mendekat dengan kakinya sebelum duduk di sebelah Adrian. "Mau makan di deket Mas ya, Sayang?" tanya Adrian tanpa lepaskan pandangannya dari laptop dan beberapa berkas di atas meja. Tak ada jawaban yang terlontar dari mulut Miwa.

Sodoran satu suap nasi dan lauk terhenti di depan mulutnya, buat Adrian melirik ke samping. "Aaa," seru Miwa dengan mulutnya yang membuka cukup lebar, praktikkan hal yang ia ingin Adrian lakukan. Adrian pun berpikir beberapa detik, ah, Miwa ingin menyuapinya. Mulutnya lalu terbuka lebar sesuai dengan instruksi yang lebih muda, melahap satu suap penuh nasi padang dari tangan Miwa langsung. Dikunyahnya dengan lahap di hadapan Miwa, buat yang lebih muda tersenyum kecil. Miwa pun berujar pelan, "Lanjutin aja Mas kalo emang belum beres, sambil aku suapin."

Mendengar penuturan Miwa, Adrian pun tampilkan raut wajahnya yang terharu. Tangan kirinya meraih puncak kepala sang kekasih untuk diberi usapan pelan disana. "Makasih ya, Cantik," ujar Adrian lembut sebelum kembali berkutat dengan pekerjaanya. Satu suapan berhasil dicerna, mulut Adrian kembali terbuka— Maka Miwa akan masukkan satu suap lain ke dalam mulut Adrian.

Makan siang Adrian kali ini terasa begitu nikmat. Meskipun ia harus makan sembari bekerja— Namun dengan Miwa yang berada di sampingnya, suapi dirinya, menyayangi dirinya sudah lebih dari cukup. Cukup beri Adrian kekuatan untuk melewati semuanya.

Sugar and Spice -  HOONSUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang