Miwa yang Nyaman Direngkuh

339 20 0
                                    

Content Warnings: kissing

Dinginnya tempat perkemahan di Lembang malam itu buat dua lelaki dewasa sibuk berusaha sekuat tenaga untuk nyalakan api unggun di depan tenda. Adrian menghela napas berat saat kayu bakar yang tak sempat ia simpan dengan benar itu terkena cipratan air hujan, buat lelaki Maret kesusahan untuk nyalakan api disana. Tak jauh dari Adrian yang sedang bersusah payah, ada Miwa yang sedang duduk manis di atas kursi kayu kecil, perhatikan Adrian yang sedang sibuk timbulkan percikan api dengan seksama sembari nikmati sebuah mie instan cup yang Adrian buatkan tadi.

"Mas, kalo susah enggak usah aja gapapa," ujar Miwa setelah teguk kuah panas mie instan di genggamannya, hangatkan kerongkongannya yang saat ini terasa kering karena kedinginan.

"Bisa kok ini, cuma kayu bakarnya emang basah. Aku cari kayu bakar yang kering dulu," jawab Adrian lalu pergi sejenak dari pandangan Miwa, cari kayu bakar kering disekitar tendanya.

Tak memakan waktu lama, Adrian kembali dengan membawa satu ikat kayu bakar yang sepertinya aman dari air hujan. Dengan mudahnya, Adrian nyalakan api unggun dengan kayu-kayu yang baru saja dia ambil itu.

"Wih, keren! Sini, Mas duduk," pekik Miwa girang saat melihat api unggun yang mulai menyala, hangatkan telapak tangan yang ia rentangkan.

"Sebentar ya cuci tangan dulu." Adrian pun berjalan menjauh menuju keran air yang letaknya kira-kira tiga meter dari tempat duduk Miwa.

Adrian pun duduk di space kosong sebelah Miwa duduk, masih sibuk habiskan sisa mie instannya cupnya. Miwa bergetar saat rasakan angin malam yang berhembus melewati mereka berdua, dingin. Adrian yang sadar, kikis jarak mereka, pilih untuk mendekat agar Miwa tak begitu rasakan dingin.

"Dingin banget Mas, aku boleh enggak duduk di bawah aja sambil kamu peluk?" Miwa menatap Adrian sembari mengerjap menunggu persetujuan yang lebih tua.

"Pake aja jaketku, duduk di bawah kotor, Miw."

Miwa mencebik kesal, "kalo aku pake jaket Mas, Mas gimana?"

"Ya gapapa, Miwa, aku pake sweater kok."

Ah, bukan itu maksud Miwa. Padahal Miwa hanya ingin Adrian rengkuh badannya yang bergetar kedinginan itu. Miwa mengerling, tak beri respon terhadap ucapan terakhir yang lebih tua.

"Ya udah sini," ujar Adrian posisikan sepasang sandalnya untuk dijadikan alas duduk yang lebih muda.

Miwa tampak tersenyum lebar sebelum taruh pantatnya di atas sandal Adrian itu, perlahan masuk ke dalam rengkuhan Adrian yang sengaja tutupi badan Miwa menggunakan jaket panjang milik yang lebih tua.

"Suka kaya gini?" tanya Adrian yang direspon dengan anggukan cepat Miwa, buat Adrian reflek beri kecupan di pucuk kepala Miwa.

"Ih... Cium-cium..." goda Miwa kepada pria lebih tua yang sedang rengkuh dirinya erat itu.

"Biarin, lucu sih."

"Kalo lucu, ciumnya disini Mas." Miwa dongakkan kepalanya sembari tunjuk bibirnya yang ia kerucutkan.

Adrian dengan senang hati beri kecupan disana, namun memang realita tak akan selalu terjadi sesuai dengan realita. Miwa tahan dagunya untuk beri lumatan di bibir yang lebih tua sejenak, rasakan sisa rasa mie instan yang Miwa santap tadi. Miwa beri pagutan panjang untuk Adrian di bawah langit Lembang dan api unggun yang susah payah Adrian nyalakan. Bibir Miwa sesap bibir atas dan bibir Adrian bergantian, ciptakan rasa aneh di dalam lubuk hati Adrian yang paling dalam. Rasa yang belum pernah Adrian rasakan saat bibirnya disapa lembut oleh bibir Miwa.

Sugar and Spice -  HOONSUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang