04: Rumor-rumor

22 17 28
                                    

Hari pun sudah berganti, tuan Bulan telah berganti dengan tuan Matahari, sinarnya yang menyengat membuat semua penghuni Bumi bersemangat untuk menjalani hari.

Di salah satu penghuni Bumi, seseorang berambut cokelat dengan pita merah yang selalu dipakainya sedang berjalan di koridor sambil membaca buku.

"Eh... Itu si sombong yang ada di base ya?"

"Dihh... Sok-sokan baca buku. Dikira kayak gitu dikira cool gitu?"

"Caper banget jadi cewek."

"Katanya aja pinter... Tapi malah ikut pergaulan bebas."

Banyak sekali bisik-bisikan yang memekakkan telinga tertuju pada gadis berpita itu, sang empu hanya diam dan masuk ke kelas.

"Eh... Eh... Si sombong udah dateng."

"Gue gak nyangka dia bakal sama si Erlan. Padahal orangnya nakal cuma ketolong sama tampangnya aja."

"Arabella tipenya buruk juga..."

Arabella pun duduk di bangkunya dan melanjutkan membaca buku novel yang dipinjamnya minggu lalu.

Dia sama sekali menghiraukan semua makian atau hinaan yang tidak berbobot. Toh, nanti juga diam sendiri.

Bisik-bisikan yang memuakkan itu masih berlanjut selama beberapa menit hingga bel masuk pun berdering, seketika ruang kelas menjadi senyap.

'Makanya ceritain sama kakak biar kakak ngerti, biar kakak ngerti apa yang adek rasain selama ini. Kakak gak ikut campur kok, kakak hanya pengen adek lebih terbuka sama kakak. Biar kakak gak salah paham, ceritain semua sama kakak. Sekarang adek bisa gak lebih terbuka sama kakak? Kakak gak maksa kok, ini hak adek buat nentuin.'

Perkataan Erlan lah yang sedang berputar-putar di pikirannya Arabella yang membuatnya tidak fokus membaca buku.

Pelajaran pun dimulai, guru sejarah kemudian masuk, "Anak-anak, buka halaman 55-66. Rangkum dan kumpulkan pada saya jika sudah selesai." Ucapnya sambil duduk di kursinya.

'Ini guru punya masalah apa sih? Pagi-pagi udah langsung tugas aja! Halamannya juga gak ngotak!' Mungkin itulah yang ada dipikiran siswa-siswi ini, tapi lain untuk Arabella.

Arabella langsung membuka buku sejarahnya dan mulai mencatat semua tulisan-tulisan membosankan yang ada di buku sejarah itu.

Kelas pun ramai lagi karena ada perdebatan kecil, ghibah, dan ngedumel sama tugasnya.

Tiba-tiba suara notifikasi samar terdengar di ponselnya Arabella, dengan hati-hati dia menunduk ke laci mejanya dan melihat notifikasi itu.

Tiba-tiba suara notifikasi samar terdengar di ponselnya Arabella, dengan hati-hati dia menunduk ke laci mejanya dan melihat notifikasi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia siapa?" Gumam Arabella saat melihat pesan itu.

Arabella pun menekan pesan itu dan membalas nomer yang tidak dikenal itu.

PELINDUNGKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang