02: Jangan sedih, dek!

100 92 83
                                    

"Pengumuman olimpiadenya udah ada tahu! Ayo ke mading sekolah!"

"Mana? Mana?"

"Ayo lihat!"

"Gak keliatan woi!"

Banyak sekali keributan kecil di depan mading sekolah, Arabella yang baru saja datang ke sekolah langsung berlari ke arah kerumunan manusia itu. Dia berdesak-desakan dan akhirnya sampai pada depan mading, Arabella melihat ke atas dan melihat peringkat berapa dia itu.

Deg!

Betapa terkejutnya Arabella saat melihat bukan namanya yang ada di peringkat satu, melainkan di peringkat dua. Untuk orang yang tidak mempedulikan nilai pasti sudah bersyukur mendapatkan peringkat itu, tapi lain dengan Arabella.

DAFTAR PERINGKAT OLIMPIADE IPS

1. Lareina Moonstone
2. Arabella Stellaris

Di seberang, terlihat Lareina si peringkat satu melihat daftar itu dengan senang bahkan banyak orang sekitar yang memberikan ucapan selamat dan beberapa orang juga membandingkan Lareina dan Arabella.

"Selamat ya, Lareina!"

"Aku bakal tahu sih, kalau kamu yang bakal menang!"

"Reina keren banget deh!"

"Bahkan kamu bisa ngalahin si sombong beasiswa itu lho! Keren banget!"

"Memang, ya. Lareina udah cantik, pintar, baik hati, dan rendah hati! Sempurna banget!"

Lareina yang mendengar semua pujian itu tersenyum manis, "Terimakasih semua!"

Tatapan Lareina pun beralih ke Arabella, tanpa disangka gadis yang dianggap polos bak malaikat itu malah menyeringai ke arah Arabella, "Rasain." Dia berbisik.

Arabella kemudian langsung meninggalkan mading sekolah dengan berlari, sebenarnya dia tidak merasa sedih dengan kekalahan itu karena sedari awal dia tidak berharap bahwa dia akan menang. Tapi saat melihat Lareina yang merendahkan dia, berpura-pura polos, dan gaya bicaranya yang dibuat-buat membuatnya semakin jijik.

"Dasar munafik!" Arabella bergumam dan tanpa sadar air matanya pun jatuh, Arabella sama sekali tidak ada niatan untuk menghapus air mata itu.

Arabella terus berlari dan berlari, dia kemudian terhenti di depan pintu evakuasi darurat. Persetan dengan aturan yang ada, Arabella membuka pintu itu dan masuk.

BRAAKK!

Arabella bersandar pada pintu dan merosot dengan lemas, dia terduduk dan merapatkan lututnya. Dia pun menangis dalam diam sambil menyembunyikan wajahnya di lututnya.

📚

Di sisi yang lain, Erlan sedang berjalan ke lorong sekolah itu dengan malas. Masih dengan seragam yang tidak rapi dan rambut yang acak-acakan, entah bagaimana di bisa bebas dari anggota osis yang sedang berjaga di gerbang.

Matanya beralih menatap kerumunan manusia yang sedang berada di depan mading sekolah.

"Mereka ngapain?" Gumam Erlan sambil melangkah ke arah kerumunan manusia.

Tiba-tiba dia menatap ke arah sohibnya yang sedang menatap ke arah mading, Erlan dengan tersenyum menepuk pundak sang sohib.

"Pagi, Kel!"

Bahu yang ditepuk tersentak dan menatap sang empu yang menepuknya, "Lo ngangetin gue aja, njir... Ngomong salam kek. "Assalamualaikum, calon penghuni surga...' gitu."

Siapakah sohibnya si Erlan ini? Dia adalah Kelvin Stewart. sahabatnya Erlan dari kecil, dia adalah orang yang diajak Erlan saat bolos. Kadang-kadang dia akan ikut bolos jika ada mata pelajaran yang tidak ia sukai. Kalau mau deketin, monggo. Dia Islam kok, jadi aman.

PELINDUNGKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang