08: Geram...

2 0 0
                                    

Di pagi hari yang indah ini, ada seseorang yang duduk di jendela dengan wajah yang kesal dan kusut, entah karena apa dia duduk di tepi jendela yang sangat tinggi. Mungkin sedang simulasi percobaan bunuh diri. Dia melihat ke arah lapangan olahraga dan sedang memperhatikan dua sejoli yang duduk di teras lapangan sambil bercerita dengan senang tanpa menyadari ada orang gila duduk di tepi jendela.

"Kenapa mereka terlihat semakin dekat dari hari ke hari...?" Gumam siswa itu dengan kesal sambil menopang dagunya dengan telapak tangannya.

"Lan. Lagi ngapain lu? Udah se-depresi apa sampe duduk di jendela? Tinggi banget lagi." Kelvin menghampirinya dengan tatapan datar.

Ya, orang duduk di jendela adalah Erlan sedang terdiam dengan komentar temannya.

Tatapan Kelvin jatuh pada dua sejoli itu yang ternyata adalah Alex dan Arabella, "Mereka lagi?" Kelvin menghela nafas, "Udah, bro... Mundur yuk. Mereka udah kayak couple goals di AU yang gw baca. Banyak cewek lain kok di dunia ini." Kelvin menepuk bahu Erlan pelan.

"Tapi cewek kayak dia gak ada di dunia ini." Erlan menjawabnya dengan datar.

Kelvin terdiam dengan sikap keras kepalanya.

"Gw cuma mau dia. Only her. Can't I? Ya mungkin lu pikir gw cuma suka orang terus besoknya lupa, tapi dia beda, Vin. Dia satu-satunya orang yang gw pikirin setiap saat. Yang buat hati gw gak karuan padahal cuma ketemu biasa... Dan cemburu padahal kita gak punya hubungan apa-apa... Jujur, gw bingung, Vin... Kenapa gw bisa kayak gini...?" Erlan menghela nafas dan membungkuk hingga hampir membuat tubuhnya jatuh.

Kelvin terkejut, "Heh! Goblok! Jangan mati dulu!" Kelvin dengan panik mengalungkan lengannya di pinggangnya dan menariknya lagi.

(Jangan mikir aneh-aneh.)

Hal itu membuat atensi Alex dan Arabella berganti menatap jendela lantai 3 itu.

"Kak Erlan...?" Gumam Arabella yang tentu saja di dengar oleh Alex.

Alex menatap ke arah jendela yang memperlihatkan pertengkaran kecil mereka dengan kesal dan melirik Arabella yang masih mendongak ke arah jendela.

"Kak Alex, saya pergi dulu, ya. Nanti kita bicara lagi soal bukunya. Kakak boleh pinjam bukunya kok." Arabella berdiri dan berlari pergi meninggalkan Alex yang terlihat kesal.

"Benar-benar pengganggu..." Alex menunduk sambil menggenggam erat buku yang ada di tangannya dan menahan untuk tidak melempar buku itu.

📚

Arabella naik ke lantai tiga dan berlari ke ruangan Erlan dan Kelvin.

Pintu tergeser dengan keras, "Kakak baik-baik saja? Tadi saya melihat kakak jatuh di jendela..." Arabella menatap ke arah mereka yang sedang tetap pada posisi itu, posisi seperti Kelvin memeluk Erlan dari belakang.

"Maaf menganggu..." Arabella spontan menutup pintu yang membuat Erlan berteriak.

"Dek! Tunggu! Adek salah paham! Minggir, goblok!" Erlan melepaskan lengannya Kelvin dan berlari ke pintu.

Arabella menggeser pintunya lagi dan terkekeh, "Saya hanya bercanda. Kalian ngapain peluk-peluk kayak gitu?"

Erlan mengelus tengkuknya dan Kelvin langsung berceletuk, "Tadi si tolol ini mau jatuh dari jendela pas udah nyeritain unek-uneknya." Kelvin berjalan keluar ke arah pintu, "Udah ya, aku tinggal. Erlan, jangan ngelakuin apapun sama Arabella." Kemudian langsung menutup pintu meninggalkan mereka berdua.

Erlan menatap kesal pada Kelvin dan berdehem, "Jadi... Gimana kabarnya...?" Erlan berbalik dan berjalan ke arah jendela dengan canggung.

"Saya baik... Kakak?" Arabella sama canggung nya dan menunduk.

"Tentu saja adek baik, bukan baik lagi pasti bahagia karena sudah memiliki pengganti... Pengganti yang sempurna daripada kakak..." Gumam Erlan dengan sedikit kesal dan pasrah.

"Hah? Kakak bilang sesuatu? Saya tidak bisa mendengarnya..." Arabella mendongak dan menatapnya bingung.

Erlan berbalik ke arah Arabella dan menatapnya datar, "You must be very happy being close to that damn Alex, right? You said that you wanted to quell the rumors about us. But instead you started new rumors... Don't you know how tormented I was when you were with him?" (Kau pasti sangat senang karena dekat dengan Alex sialan itu, kan? Kau bilang kau mau menghilangkan rumor tentang kita. Tapi kau malah membuat rumor baru... Apakah kau tidak tahu seberapa tersiksanya aku saat kau dekat dengannya?)

Jiwa bulenya Erlan kambuh dah.

Mata Arabella melebar saat bertatapan dengan Erlan dan terdiam seribu bahasa.

Erlan tersenyum dan tertawa, "Kakak beneran bodoh... Bersikap cemburu saat kita tidak memiliki hubungan apapun... Jangan pikirin kalimat Inggris ku tadi, ya... Mungkin lebih baik jika adek tidak mengerti yang kakak katakan. Adek kayaknya seneng banget pas dekat sama Alex, ya? Gak apa-apa kok... Kakak seneng pas adek udah nemu temen baru... Tapi jangan terlalu jatuh pada Alex, dek..." Erlan menatap sedih ke arahnya.

'Jatuh padaku saja...'

"Kalau begitu, kakak ke kelas dulu. Udah kangen sama suasana kelas kakak..." Erlan berjalan mendekat ke Arabella dan menepuk kepalanya, "Kakak menunggu waktu pas kita udah kayak dulu lagi..." Kemudian Erlan berjalan pergi dan menutup pintu. Meninggalkan Arabella sendirian dengan segudang pertanyaan.

📚

Arabella berjalan di koridor sambil berperang pada pikirannya.

'Apa maksud dari perkataan Kak Erlan?'

'Kenapa kakak bisa berpikir seperti itu?'

'Apakah hubunganku antara kak Alex sedekat itu?'

'Cemburu? Kenapa kak Erlan itu cemburu padanya?'

'Apa hubungan ku dengan kak Erlan?'

Kira-kira seperti itulah pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalanya.

KRIIIIIINGGGG!! ISTIRAHAT KURANG 5 MENIT LAGI!!

Bel berdering itu membuatnya terkejut dan segera berlari ke kelas.

"Akan kupikirkan lagi nanti..." Gumam Arabella saat berlari.

"Arabella!" Alex memanggilnya dari kejauhan yang membuat Arabella menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" Arabella menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Alex dengan datar.

Entah kenapa dia merasa kesal saat melihat wajah Alex.

"Sebenarnya yang ingin saya bicarakan, bagaimana menurutmu jika—"

"Maaf, kak. Kita bisa bicarakan ini nanti saja. Bel masuk akan segera berbunyi!" Arabella memotong pembicaraan dan berlari pergi.

Tentu saja ini membuat Alex merasa jengkel.

"Apakah ini semua karena si sialan itu?" Gumam Alex sambil menatap punggung Arabella yang semakin menjauh.

📚

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PELINDUNGKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang