Rumah Kosong di Pinggir Hutan

49 4 0
                                    

Pada suatu malam yang berangin dingin, empat teman, Dika, Rina, Edo, dan Fara, memutuskan untuk menjauhi keramaian kota dan berkemah di pinggir hutan. Mereka memasang tenda di dekat sebuah rumah kosong yang konon katanya sudah ditinggalkan bertahun-tahun. Tetapi, malam itu, mereka tidak menyadari bahwa petualangan mereka akan mengubah hidup mereka selamanya.

Dika berceletuk, "Hei kalian, bagaimana kalau kita menjelajah rumah kosong itu malam ini? Katanya ada cerita seram tentang tempat ini, lho."

Rina menutup mulutnya. "Serius, Dik? Jangan bilang lo nyerah sama cerita seram lagi malam ini nanti."

"Ah, biarin aja, Rina. Kita kan mau cari petualangan. Lagian, kan kita bareng-bareng. Enggak bakalan horor juga kalau lengkap gini," ujar Edo.

"Tapi jangan salah, ya. Gue denger-denger, orang-orang bilang rumah ini beneran berhantu," kata Fara.

Mereka pun setuju untuk menjelajah rumah itu malam itu. Begitu hiruk pikuk, mereka pun mulai bersiap-siap. Lampu senter, bekal makanan, dan semangat petualangan membuat mereka merasa tak takut.

Sesampainya di depan rumah itu, mereka merasakan aura yang aneh. Rumah itu berdiri di tengah hutan dengan cat yang terkelupas, membuatnya terlihat seperti hantu di antara pepohonan yang lebih tua daripada waktu itu sendiri.

Dika berdecak. "Gila, ya. Keren banget tempatnya. Kita harus masuk nih, guys."

Rina berkata, "Siap-siap, jangan sampai ada hantu keluar nanti."

Mereka pun masuk ke dalam rumah dengan langkah hati-hati. Udara di dalam rumah terasa dingin dan angin malam yang menusuk. Mereka mendekati ruang tamu, tetapi tiba-tiba terdengar suara langkah kaki.

Edo berbisik, "Siapa itu? Kita kan sendirian di sini, kan?"

Fara memegang bahu Edo sambil berkata setengah berbisik, "Gue merinding gara-gara suara itu, deh. Ayo, kita buruan keluar."

Sesaat kemudian, terdengar suara kaca pecah di lantai atas. Mereka pun bergegas menuju ke atas, mencoba mencari tahu asal suara itu. Di ruang atas, mereka menemukan sebuah kamar yang pintunya terbuka.

Dika bergumam, "Apa ya yang ada di dalam sana?"

"Enggak ada salahnya kita coba lihat, kan?"

Mereka pun masuk ke dalam kamar itu. Di pojok ruangan, mereka menemukan sebuah kotak berkarat yang tertutup dengan rapat. Dika membuka kotak itu, dan di dalamnya terdapat selembar kertas kuno dengan tulisan yang sulit dibaca.

Fara berucap, "Kita harus bawa ini keluar. Ceritanya seru juga nih."

Saat mereka hendak keluar dari rumah, tiba-tiba terdengar suara anak kecil menangis di lorong bawah. Semua hati mereka berdesir kencang dan mereka memutuskan untuk segera meninggalkan rumah itu.

Di tenda, mereka membaca isi kertas yang ada di dalam kotak tersebut:

"Dulu, rumah ini menjadi tempat keluarga muda yang bahagia. Namun, satu peristiwa tragis mengubah semuanya. Anak mereka, Faisal, hilang di dalam hutan. Sejak saat itu, terdengar suara anak menangis di malam hari dan kehadiran yang tak kasatmata. Kami meninggalkan rumah ini dalam keadaan kosong, tetapi keyakinan bahwa hantu anak kami masih berada di dalam rumah ini membuat kami tidak bisa benar-benar pergi."

Mereka terdiam. Malam itu, hantu anak kecil yang misterius semakin membuat mereka merasa takut. Di kejauhan, terdengar suara tarikan karangan yang melintas di atas atap tenda mereka.

Edo menyeletuk. "Kita harus cari tahu apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini, guys."

Rina dengan sontak menolak. "Enggak, deh. Gue udah serem banget malam ini. Kita harus pulang besok pagi."

Mereka pun tidur dengan perasaan campur aduk. Namun, malam setelah malam, mereka terus didatangi oleh kehadiran yang tidak kasatmata. Suara anak menangis, barang-barang yang bergerak sendiri, dan bayangan-bayangan yang muncul di sekeliling mereka.

"Kemarin gue denger suara bisikan di telinga gue. Kayaknya kita harus kembali ke rumah itu, cari tahu apa yang sebenarnya terjadi," ujar Fara.

"Gila aja, Fara. Enggak mungkin gue balik ke sana lagi. Udah serem banget tadi malam," sahut Edo.

"Tapi gimana kalau memang ada sesuatu yang perlu kita selesaikan di sana? Aku setuju, kita kembali ke rumah itu," kata Dika.

Rina membelalak. "Ya Allah, kalian serius?"

Mereka pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah itu. Malam itu, mereka kembali ke hutan dengan hati-hati. Ketika tiba di depan rumah, hampir semua jendela bersinar redup, terpancar sinar yang tertutupi oleh kabut muram yang sama sekali tidak ada ketika mereka berkemah tadi.

Fara bergumam, "Apa yang terjadi, kok jadi makin serem aja?"

Mereka nekat masuk ke dalam rumah. Atmosfir di dalam rumah terasa semakin menakutkan. Mereka pun masuk ke dalam kamar yang tadi dihuni oleh hantu anak kecil.

Edo bingung sekaligus was-was. "Apa yang kita cari sebenarnya, Dik?"

"Aku rasa, ada sesuatu yang harus kita temukan di sini untuk menenangkan arwah anak kecil itu," jawabnya.

Mereka pun mulai meraba-raba sekeliling ruangan, mencari sesuatu yang mungkin bisa menjelaskan kehadiran hantu anak kecil yang misterius. Tiba-tiba, kertas lama yang masih kumal tergeletak di bawah lantai.

Rina berucap, "Pare, coba lo baca ini."

Fara membuka kertas tersebut dan membacanya dengan hati-hati. Tulisan yang terpahat disana membuat mereka terdiam:

"Jika kalian membaca ini, tolong carikan boneka kesayangan Faisal yang hilang dicuri beberapa hari sebelum dia menghilang di hutan. Boneka itu memiliki makna penting baginya dan sejak hilang, kehadiran hantunya semakin tidak terkendali. Tolong, bawalah boneka itu ke tempat peristirahatan akhirnya di dalam hutan."

Mereka pun bergegas kembali ke tenda dan mencari di sekitar area tempat mereka berkemah. Hingga akhirnya, mereka menemukan boneka kumal tergeletak di bawah batang pohon tua.

"Inilah yang kita cari, kita harus bawa ke tempat peristirahatan mereka sekarang juga," kata Dika.

Mereka pun kembali ke rumah dan menaruh boneka di kursi di ruangan tempat bercerita semalam. Setelah itu, suara anak menangis pun mulai memudar. Mereka pun mendengar suara anugerah yang terdengar dari langit, memberi tanda bahwa arwah anak kecil itu akhirnya menemukan kedamaian.

Mereka meninggalkan rumah itu dengan perasaan lega. Dan sejak saat itu, kejadian misterius tidak pernah lagi terjadi pada mereka. Petualangan mereka malam itu membuktikan bahwa kadang-kadang, setiap rumah kosong menyimpan cerita yang tak terduga.

Ghost StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang