…
Pemanis:)
•••
Ketika malam datang, gudang sekolah masih menjadi tempat mereka berada. Tak ada lampu disini, bahkan jendela pun tak mengizinkan cahaya rembulan masuk, berakhir pencahayaan hanya mengandalkan sebuah flash handphone milik Moren.
Pintu yang di ganjal dengan lemari, Gaga bersandar disana terkantuk-kantuk.
"Bentar lagi jadi empat orang yang pingsan dah kalo gini terus. Gue lapeeerrr woy! Ngantuk, pengen mandi, makan, kenyang, bobok. Itu Brian sama Cello kaga bangun-bangun gue ngamuk nih lama-lama!"
Desta berdecak, sekali lagi dia menyiram wajah Brian dan Cello.
"Mata Lo geter anying! Bangun, tuh air udah habis, atau mau pake ludah gue abis ini?"Brian yang bangun lebih dulu, dengan helaan nafas pelan, lelaki itu mencoba menghilangkan kegugupannya yang jelas terlihat.
"Gue udah kayak gini, Lo merasa belum impas?!"
Ary terkekeh, berjongkok dengan menumpukan sikunya di lutut, dia memiringkan kepalanya guna menengok wajah genius Brian yang menunduk dalam.
"Gue ga pernah punya urusan sama Lo, kalo soal Nuri, mau kiamat kurang dua hari pun! Gue ga bisa maksain hati gue buat suka sama dia. Tentang gue yang ngajak adek Lo jalan itu, Instagram gue di hack, anjing! So... Gue ga akan pernah ngerasa bersalah soal itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Past For The Future
RandomHal yang kau lakukan sekarang, jangan sampai membuatmu menyesal di masa yang akan datang.