15

209 11 0
                                    

Kursi roda itu berjalan seiring pemuda berambut hitam terus mendorongnya dengan perlahan, mengantarkan pemuda diatas kursi roda tersebut ke sebuah taman

"Hyung emangnya kita mau ngapain ditaman? Mending balik aja ga sih kitaa?" Jimin membujuk Yoongi untuk balik ke kamar.

"Hushh, kau cepat dorong kursi ini kita harus keluar hari ini Jiminn~"  Yoongi yang orangnya tidak mau diatur, dia tetap ingin keluar hari ini juga.

"Aah baiklah" lawan kata yang mau ngebujuk Yoongi jadi pasrah karena dia juga ingin membuat Yoongi senang.

Langkah demi langkah, pemuda mendorong kursi roda dengan pemuda diatas kursi tersebut akhirnya sampai di taman samping rumah sakit.

"Jimin liatt! Ada banyak kupu-kupu di bunga sanaa, arahkan aku kesana Jim" Suara heboh Yoongi sambil menunjukkan arah bunga yang ia ingin hampiri.

"Sebentar, pelan-pelan hyung" Jimin mendorong kembali kursi roda dan mengarahkan ke bunga yang dihinggapi kupu-kupu tadi. Untungnya disamping bunga itu ada kursi taman yang bisa Jimin duduki dan beristirahat.

"Apa kau senang hyung ?"

"Tentu saja senanggg sekali" sambil merentangkan tangan menandakan bahwa ia senang.

"Oh iya ada yang mau aku katakan sesuatu Jim" hembusan nafas yang dikeluarkan Yoongi dan bersiap untuk memberitahukan suatu hal.

"Terima kasih sudah mau berteman denganku, terima kasih sudah mau menolong ku, mungkin kita baru sebentar kenalan tapi aku merasa seolah kita udah kenalan sejak lama, aku tahu bahwa aku banyak menyusahkan mu, aku tahu umurku tidak panjang lagi, aku sangat menyayangimu Jim..."

Tangan Yoongi mulai meraih tangan Jimin dan mulai menautkan jari mereka, seolah tidak ingin ada memisahkan mereka.

"Jimin... Aku harap hari ini dan esok, kau jangan datang ketempat ku lagi"

Bagaikan petir di siang bolong, Jimin mematung mendengar perkataan dari Yoongi yang menyuruhnya pergi dari hidupnya.

"Hyung! Apa yang kau bicarakan?" Jimin protes dan ini tidak masuk akal baginya, ia tidak terima kalau dia tidak dibolehkan lagi buat bertemu dengan Yoongi.

"Aku ada salah apa hyung?!" suara Jimin mulai meninggi tandanya bahwa dia mulai emosi.

"Jimin tolong tenang!" Kepala Yoongi mulai sakit dan dengar suara tinggi dari Jimin mulai bikin hatinya sakit.

"Pokoknya aku tidak mau bertemu dengan mu, tolong lupain aku. Tolong jaga dirimu dengan baik-baik, dan jaga pacarmu yang samanya sakit dengan aku rawatlah dia sampai dia sembuh..." Yoongi udah tidak mau melihat Jimin lagi.

"Sebentar hyung, ku mohon kasihkan aku penjelasan, ini tidak masuk akal hyung... wanita siapa yang kau maksud? Irene?" Jimin turun dari kursi tamannya dan mulai berjongkok dihapan Yoongi.

"Irene itu bukan pacarku lagi hyung, kami emang dulu pernah berpacaran, tapi karena dia meninggalkan ku, dan kami putus kontak.. hubungan kami berakhir hyung, siapa yang gila melihat wanita dulu ia sayangi tiba-tiba menghilang beberapa tahun, dan akhirnya jumpa di rumah sakit ini dan bersama pria lain ?" Penjelasan Jimin menbuat bola mata Yoongi terbuka, ia tidak tahu hubungan dialami Jimin sangatlah tidak harmonis.

"Pria siapa yang bersama pacarmu itu?"

"Saat aku kembali dan ingin berjumpa Irene di kamarnya, aku melihat ada pria yang menjaganya diluar, aku bertanya apakah pria itu adalah saudaranya atau bukan, yang aku tahu terakhir berhubungan keluarganya dan keluarga aku sangatlah dekat, tapi pria yang menjaga Irene itu tidak pernah aku nampak siapa"

"Jadi aku bertanya dia siapa, kau tahu apa jawabannya.. Pria itu adalah tunangan Irene, mereka dijodohkan karena bisnis keluarga" Jimin merasakan sesak hatinya mengingat sakit hati terbuka kembali.

Jimin tidak tahu kenapa ia merasa sakit melihat Irene sudah bersama pria lain, apa ia sakit hati karena masih punya perasaan terhadap Irene atau sakit karena ditinggalkan oleh perempuan yang sudah lama menemaninya.

"Maafkan aku..." Yoongi menundukkan kepalanya menandakan bahwa ia menyesali dengan perkataannya

"Tidak apa... Aku lega dapat menjelaskan kepadamu" Jimin sambil merapikan rambut Yoongi yang berantakan sedikit kena angin.

Kepala Yoongi mulai berat, matanya mulai berkunang-kunang, kesadarannya mulai menipis, ia tahu udah saatnya berpamitan sama Jimin

"Jimin tolong peluk aku" sambil mensayu kan matanya dan mengangkat tangannya dengan lemah meminta pelukan terakhir Jimin.

"Tolong habis ini jangan sedih, hidup lah bersama orang yang kau cintai, hidup dengan tenang, maaf aku mencintaimu" Suara Yoongi semakin terdengar kecil dan tubuhnya perlahan lemas.

"Aku mencintaimu juga hyung" suara kecup manis yang Jimin berikan ke kepala Yoongi, bahwa cinta dari kedua belah pihak ternyata terbalaskan namun hanya sesaat sebelum terpisah oleh beda dunia.

Yoongi tersenyum mendengar kalimat terakhir yang ia dengar. Tidak ada lagi gerakan yang Jimin rasakan.

"Kau sudah tidur dulu hyung? Tidur yang nyenyak, tolong hampiri di mimpiku setelah ini ya, jangan bosan-bosan, kalau tidak aku akan marah dan tidak mau bicara mu lagi.." Jimin sambil ketawa dan menahan nangisnya agar tidak terlihat lemah ke hyung nya ini.

"Selamat jalan hyung"

.
.
.
.
.
.
.
.
.

End

Akhirnya ending jugaa 😆 semoga suka dengan endingnya yaaa, coba kasih komentar enak dan kurangnya cerita ini dari awal dan terakhir☺️ habis ini mau buat cerita apa lagi yaa, kasih saran jugaa please mau buat couple siapaa🤔 lov you readers setia ku💗 sampai jupaaa 👋🏻

9800 detik [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang