4

5.5K 413 23
                                    

Jimin menyesal apa yang sudah ia perbuat, penyesalan datang terakhir bukan?  itu yang dirasakan Jimin sekarang. selang beberapa lama Namjoon keluar dari bilik pintu ICU, Jimin pun berdiri dan menanyakan keadaan namja yang berada didalam sana.

Namjoon yang sudah tidak mau melihat wajah namja didepan ini, namun ia harus melakukan tugas nya sebagai dokter

"Gimana keadaan dia? maaf kalau aku sudah buat hal salah, aku tidak tahu, sungguh aku sangat menyesal ini semua dipengaruhi alkohol" Jimin menunduk dengan wajah menyesal.

"Alkohol kata kau?!" jari kuku Namjoon memutih saking menahan emosi.

"Iya! Aku ngaku salah! kau puas!" Jimin membalas dengan bentakkan, membuat seluruh pasang mata mengalihkan pandangannya ke sumber suara tersebut.

Mendengar keributan, seorang namja menghampiri mereka berdua dan menenangkan Namjoon

"Yak! Kim Nam Joon please stop it! Kau tahu kau itu dokter disini, jangan buat keributan" ucap dokter itu sambil memegang pundak Namjoon.

Namjoon kembali menghadap Jimin memperhatikan seluruh pergerakannya.

"Namja didalam itu, terbaring lemah tidak sadarkan diri diperkirakan ia tidak sadar dalam 2 hari atau bisa lebih dari itu" ucap Namjoon menghela napas keadaan sekarang

Sungguh di dalam hati Jimin ia merasa iba dan kasihan yang telah ia lakukan kepada namja malang didalam sana

"Kalau boleh tahu, dia sakit apa? siapa namanya?" beribu pertanyaan Jimin ingin menanyakan ke Namjoon yang sepertinya tahu lebih banyak tentang namja terbaring disana.

"Namanya Min Yoongi sakit yang diderita nya yaitu kanker otak, dan yang perlu kau ketahui hidupnya cuman tinggal 5 bulan lagi, dan kau sudah mengurangi hari nya berharga itu!" Namjoon berusaha menstabilkan kemarahannya terhadap Jimin.

Jimin membisu, ia tidak tahu harus berbuat apa. Namjoon yang melihat perubahan wajah Jimin yang seolah dirinya menyesal, ia menghela nafas panjang.

"Kau tahu kan? nasi telah jadi bubur? aku harap kau tidak mengulangi hal yang sama" Namjoon menepuk pundak Jimin

"Aku minta maaf" Jimin menunduk tidak kuat menegakkan wajahnya ia merasa dirinya tidak lebih dari seorang bajingan

"Kalau begitu, aku pergi dulu aku harap kau bisa mempertanggung jawab ulah kau sendiri" Namjoon pergi begitu saja meninggalkan Jimin duduk termenung.

"Apa yang aku perbuat..." mata Jimin mulai berkaca kaca sungguh Jimin masih mempunyai hati nurani.

keesokkan harinya

"Jimin" panggil seorang dokter yang tidak lain Namjoon, "Kau menjenguk Yoongi?" ucap nya. "Apa aneh aku menjenguk nya?" Jimin merasa kesal ucapan dari Namjoon, "Bukan begitu, lupakan haha" ucap cengir Namjoon.

"Gimana keadaanya sekarang?" ucap Jimin, "Kau tahu? mukjizat dari Tuhan itu benar ada, sekarang Yoongi sudah sadar dia udah pindah ke ruang inap" saking bahagianya Namjoon ngucap itu sekeras mungkin.

"Benarkah?" balas antusias Jimin, "No berapa ruangnya??" "1309, temui dia sekarang dan jangan lupa kau harus minta maaf" Namjoon menepuk pundak dan melanjutkan perjalanannya.

"Good luck bro" Namjoon melambaikan tangan kiri nya. Jimin tersenyum dan ia berlari menuju ruang inap 1309. Dia tidak sabar menemui Yoongi

tap tap tap

Jimin menemukan ruang inap 1309, ia berhenti di depan pintu, ia takut senang perasaannya campur aduk begitu saja. Dengan keberanian Jimin membuka knop pintu dan terlihat wajah namja menoleh ke hadap jendela.

Wajah namja itu bercahaya sinar begitu saja, bibirnya mungil pink itu, semuanya begitu perfect. Namja itu tidak merasa kehadiran Jimin disamping nya.

Jimin meneguk saliva nya saking grogi nya. "Hmm" Gerutu Jimin, Yoongi mendengar suara itu segera menoleh. Ia terkejut badannya bergetar melihat namja didepannya.  "K...au" ucap Yoongi terbata bata, bayangan kejadian tidak menyenangkan diantara ia dengan Jimin begitu melintas dipikirannya.

Jimin tahu Yoongi pasti takut atas kehadirannya, ia mendekat Yoongi mundur, mendekat lagi Yoongi sudah merasa terpojok dinding kasurnya. "JANGAN MENDEKAT!!" bentakkan Yoongi, air mata Yoongi keluar begitu saja.

"Aku mohon maafkan aku, aku salah aku meyesal" Jimin menyesal

"Kau bisa masukkan aku ke penjara sebagai pelecehan seksual" Jimin menutup mata siap menerima hukuman apapun dari Yoongi

Yoongi merasa kasian dan tidak tega, ia meraih wajah Jimin dan meneggakkan menatap wajahnya.

"Tidak papa, aku senang kau merasa bersalah, aku harap kau tidak melakukan itu lagi" Yoongi senyum, melihat itu hati Jimin deg degan berdetak kencang, oh shit gerutu Jimin didalam hati.

"Gimana keadaan kau sekarang?" Jimin cemas berharap namja didepan ini baik baik saja. "Kau tidak perlu cemas, aku baik saja" bohong semua itu bohong, Yoongi masih sakit kepala nya teramat berat, mungkin kanker nya menjalar hingga sel selnya, tapi Yoongi berusaha terlihat baik saja.

Ia senyum ketawa seakan dirinya terlihat sehat tidak ada penyakit disarang tubuhnya. Jimin melihat senyum itu ia pun ikut tersenyum.

"Ngomong-ngomong siapa namamu?" Yoongi bertanya, "Oh iya aku lupa mengenalkan diriku, namaku Park Jimin dan aku tahu namamu Min Yoongi"

"Wah hebat, kau stalker yaa?" Yoongi menggoda Jimin, Jimin ketawa mendengar itu. "Hahaha aku stalker terhadap namja manis seperti mu" Jimin membalas goda Yoongi.

Mereka tertawa bersama dan mengobrol lebih banyak.







Next or deleted?

9800 detik [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang