6

4.5K 342 19
                                    

Bacanya sambil dengerin lagu Jonghyun - Lonely ya biar dapat feel bapernya, dan buat kalian mewek seketika😢 dan 1 permohonan dari author jangan lupakan Jonghyun, ingatlah terus dia itu ada walaupun beda dunia sama kita

♤♤♤♤

Cahaya matahari masuk melalui celah jendela rumah sakit, aku membuka mataku, namun kembali menutupnya karena sinar matahari membuatku perih, ku balikkan tubuhku ke kiri, dengan setengah sadar aku mendapati seorang wajah tampan tersenyum kepadaku. Aku membuka mataku, sambil mengejap-ngejap untuk memastikan apa yang didepan aku ini nyata atau halusinasi saja.

Aku meraih wajahnya, memegang wajah lembutnya, benar ini nyata. Orang yang dipegang pun tidak merasa risih ia malah senang hati wajahnya dipegang.

"Sebegitu kah kau suka dengan wajahku? aku tahu aku tampan" Goda nya ke Yoongi.

Yoongi mendadak langsung melepaskan tangan nya dari wajah Jimin.

"Kau sangat percaya diri, kenapa kau datang kemari?" Tanya Yoongi

"Aku merindukan mu" Jawab Jimin pelan nyaris tidak terdengar.

"Apa?" Yoongi tidak mendengar kata barusan dari Jimin.

Bukannya Jimin menjawab pertanyaan dari Yoongi, ia malah memperhatikan wajah Yoongi.

Kenapa dengan matanya?
apa ia semalam menangis?

Jimin menangkup pipi nya yang chubby itu dengan kedua tangannya.

Matanya menatap penuh arti

"Apa semalam kau menangis?"

Yoongi terdiam dengan perilaku Jimin yang memegang wajahnya sekarang, Semburat merah menghiasi pipi Yoongi saat Jimin tengah menatapnya. Pikiran Yoongi berhenti seketika.

"Aku emang bajingan, tapi maafkan aku"

Waktu seolah membeku saat Jimin mulai mengikis jarak antara Yoongi dengannya. Kedua tangannya menyetuh kedua pipi Yoongi dengan sangat lembut. Bibir mereka berdua bertemu, sebuah ciuman tanpa nafsu, melainkan ciuman yang sangat lembut, seakan akan Jimin tidak tega menyakiti benda rapuh itu, ciuman mereka berlangsung beberapa detik.

Jimin menjauh kan wajahnya dari Yoongi.

Plak Bunyi tamparan keras dari Yoongi dilayangkan ke pipi Jimin, Jimin yang tahu terjadinya bakal kayak gini ia diam pasrah.

"Kau!!!" Teriakan Yoongi menggema diruang kamar itu.

"Maafkan aku, aku..." Sebelum Jimin sempat nyelesain kata-kata, Yoongi mendorong kasar Jimin untuk keluar dari kamar nya.

"Aku tidak mau dengar penjelasan kau lagi!! pergi sana!!" kemarahan Yoongi hilang terkendali.

Jimin pun beranjak dari tempat duduk dengan muka sedih, menuju pintu keluar.

"Sungguh maafkan aku Hyung" Jimin meraih knop pintu dan meninggalkan Yoongi termenung sendiri.

"arggggh sialan!" Yoongi memegangi kepalanya yang berdenyut sakit, kali ini rasa sakit kepalanya lebih parah dari yang sebelumnya. Yoongi meringkukkan badannya berharap rasa sakitnya hilang.

"Seseorang selamatkan aku.." pandangannya Yoongi mulai mengabur dan  beberapa lama ia pingsan.

Setelah Jimin keluar dari kamar itu, perasaan dia sedikit resah, seakan akan Yoongi minta pertolongan nya sekarang, firasat Jimin semakin kuat. Tidak berapa lama Jimin mendengar suara teriakan di dalam kamar yang baru saja ia tinggali.

Jimin berbalik arah, dan berlari ingin berjumpa orang yang sudah ngambil perhatiannya. Jimin berharap Yoongi baik-baik saja.

Jimin meraih knop pintu dan perlahan membuka pintu kamar Yoongi, ia terkejut mendapati seseorang meringkukkan badannya begitu rapuh pingsan disana.

"Dokter!!! tolong!!!" Teriakan Jimin seperti kerasukan makhluk halus.

Dokter yang mendengar suara pertolongan dari Jimin, langsung bergegas  menuju lokasi.

Jimin memeluk erat Yoongi, berharap Yoongi membuka matanya.

"Hyung bangun, hei udah pagi" Jimin menggoyangkan badan Yoongi, namun tidak ada balasan yang ia dapat.

Dokter Namjoon tiba dan langsung memisahkan tubuh Jimin dengan Yoongi.

"Sebaiknya kau menunggu diluar, biar aku dan perawat meriksa nya"

Dengan lunglai Jimin berjalan keluar dari ruangan itu, dengan perasaan khawatir, dia takut kalau orang yang begitu ia cintai pergi meninggalkannya. Anggap saja Jimin itu bodoh, sebab orang yang baru saja ia kenal udah sangat berarti bagi dirinya.

Jimin menyadarkan tubuhnya dengan dinding, ia berdoa menautkan kedua telapak tangan "Tuhan aku mohon selamatkan dia, hilangkan rasa sakit yang diderita nya, aku mohon.."

1 Jam berlalu, pintu kamar itu terbuka dan menampilkan Namjoon keluar bersama perawat lainnya.

"Gimana kabarnya?" Tanyanya khawatir. "Maaf.." Namjoon menunduk dengan raut wajah yang teramat sedih.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Love Kim Jonghyun
OT5 Shinee


9800 detik [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang