Ulang tahun permaisuri

150 15 4
                                    

"Kau mencari ku." Bisik suara yang sangat ku kenali, lalu aku berbalik menatapnya.

"Enggak tuh, siapa lagi yang nyari anda tuan duke yang terhormat." Ujarku memalingkan wajahku yang memerah.

"Wajahmu merah tuh." Ucap zean sambil terus menggodaku.

Baru aku hendak menjawab tanganku sudah ditarik oleh nya untuk masuk kekaisaran ini, kekaisaran sangat besar dan mewah tapi kaisar nya seorang munafik jika aku bertemu dengan nya aku pasti akan membunuhnya. Sabar jangan terbawa emosi wahai diriku yang cantik, aku pun memasuki kawasan kekaisaran sampai aku melihat dua orang yang sangat dihormati di Kekaisaran ini menyambut kedatangan ku dan zean.

"Salam pada matahari kekaisaran remosia semoga dewa zeus memberkati anda." Ujarku dan zean secara bersamaan sambil membungkukkan tubuhku.

"Iya semoga dewa zeus memberkati kalian." Katanya dengan wajah angkuh.

Kalau seandainya dia bukan kaisar negeri ini aku tak akan segan-segan untuk memukul wajah songongnya itu.

"Duchess anda sangat cantik dengan gaun yang anda pakai itu." Ujar permaisuri Kate.

Aku hanya tersenyum sebagai balasannya, malas sekali rasanya berbasa basi dengan orang yang akan memenggalku nanti.

Mereka pun menyuruh aku dan duke untuk pergi ke ruang tamu yang sudah di sediakan kekaisaran ini, aku pun langsung menidurkan badanku yang terasa remuk karena terlalu lama berada di kereta kuda.

"Ah rasanya ini sangat enak." Ujarku sambil telentang diatas kasur dan tak lama aku pun tertidur.

Malam pun tiba aku sudah bersiap dengan gaunku yang berwarna kuning, tak lupa aku memakai topi untuk aksesoris nya.

"Perfect." Ucapku.

Terdengar langkah kaki yang mendekat ke arah ku, aku sudah tau siapa orang nya.

"Istriku kau sangat lama sekali, untung aku suami yang sabar menunggu istrinya. " Ujarnya dramatis lagi.

"Stop, jangan membuat ku kesal hari ini wahai duke yang terhormat." Aku pun melangkahkan kakiku lalu tanganku diapit oleh lengan kekarnya.

Aku dan zean pun berjalan bergandengan tangan lalu kami pun sudah sampai di aula tempat pesta berlangsung, Tiba-tiba saja prajurit di dekatku berteriak menyerukan namaku dan zean.

"Duke zean of born dan duchess zoya of born memasuki ruangan." Teriaknya, tolonglah kupingku bisa sakit kalau begini.

Aku pun memasuki aula yang begitu mewah, lalu aku dan zean pun menghampiri kaisar dan permaisuri negeri ini.

"Salam pada matahari kekaisaran remosia semoga dewa zeus memberkati anda." Ujarku dan zean secara bersamaan sambil membungkukkan tubuhku.

"Hm, semoga dewa zeus memberkati kalian juga." Ujar kaisar itu.

"Selamat ulang tahun permaisuri, ini hadiah dari ku dan zean semoga anda suka." Ucapku sambil menyerahkan sebuah kotak kepada permaisuri.

"Terimakasih atas hadiah nya." Ucap permaisuri itu.

Pesta pun berlangsung meriah sampai ada seseorang menawarkan ku berdansa bersamanya, aku tau pria ini siapa dia adalah archduke yang nanti akan memenggalku.

"Duchess maukah anda berdansa dengan saya." Ujar archduke itu dengan begitu lembut.

"Maafkan saya tuan archduke yang terhormat tapi saya akan berdansa dengan suami saya." Ucapku sambil menekankan kata suami saya.

"Ah begitu kah, baiklah kalau begitu saya pergi dulu permisi." Katanya dengan raut kesal.

"Bermuka dua." Celetukku sambil menatap benci kearahnya.

"Siapa yang bermuka dua." Tanya seseorang dibelakang tubuhku.

"Entahlah siapa kali." Jawabku melantur, lalu duke yang tak lain orang yang bertanya tadi pun memeluk pinggangku.

"Kau bilang ingin berdansa dengan ku kan." Ucapnya di telingaku rasanya sangat merinding kala aroma mint itu menyapu leher ku.

"Hm." Lalu tubuhku ditarik menuju aula tempat dansa berlangsung.

*************

Setelah pesta selesai aku pun memutuskan untuk ke taman kekaisaran, aku ingin menikmati udara dimalam hari.

Tamannya sangat indah aku pun duduk di kursi taman yang sudah tersedia disitu.

"Disini sangat sejuk." Ucapku sambil memejamkan mataku.

"Salam pada duchess zoya of born semoga dewa zeus memberkati anda." Ucap seorang wanita yang sepertinya tidak asing, siapa dia.

"Hm, salam juga untuk anda archduchess anna of scat." Ya dia adalah istri archduke yaitu anna of scat, yang akan kehilangan anaknya karena diracuni oleh orang misterius dan menuduhku telah meracuninya.

Jika mengingat hal ini membuat kesal, dan aku tak menyukai wajah sok polos anna itu.

"Boleh saya duduk duchess." Katanya meminta izin padaku.

"Hm." Ucapku malas sekali menanggapinya.

"Duchess maafkan aku, karena aku archduke meninggalkanmu." Ujarnya dengan raut sedih.

"Itu sudah takdir." Ucapku lalu mengibaskan tanganku seolah itu tak masalah bagiku.

"Tapi anda sangat mencintai suami saya duchess." Ucapnya lagi.

"Kata siapa aku mencintai suamimu itu, ingat satu hal archduchess yang terhormat saya hanya mencintai suami saya bukan suami orang." Ujarku kesal  aku pun beranjak pergi meninggalkannya tanpa pamit, persetan dengan sopan santun atau pun tatakrama bangsawan aku sudah sangat kesal padanya.

Dia sepertinya sedang memancing diriku supaya terbawa emosi lalu mencakarnya itu tidak akan pernah terjadi.

"Sial dia sudah berhasil merusak mood ku." Ujarku lalu tidur terlentang di kasur.

"Mood apa itu mood." Tanya seseorang yang tak lain dan tak bukan suamiku.

"Akhhhh apalagi ini ya tuhan." Teriakku sambil menggulingkan tubuhku kesana kemari.

"Kau kenapa istriku." Ucapnya lalu mendekatiku.

"Aku tidak papa." Ujarku lalu menegakkan tubuhku menghadap ke arah nya.

"Kau kenapa menatapku seperti itu." Ucap zean waspada.

"Aku kesal dan aku membutuhkan pelampiasan amarahku, sebagai suami yang baik kau mau kan menjadi samsak ku." Ucapku sambil menyeringai menatap zean.

"Aku ada urusan dengan kaisar, jadi aku kesini mau minta izin padamu." Ujarnya lalu mengecup singkat keningku.

Setelah nya dia pergi meninggalkanku sendiri dikamar, aku sedikit merasa kesepian disini jujur aku merindukan orang tuaku dan adikku. Apa mereka menangis karena kehilangan ku yang beban ini, aku merindukan omelanmu ibu.

Jika tuhan mengizinkanku untuk pergi kembali ke dunia ku aku akan sangat bersyukur, tapi jika aku terjebak di sini selamanya aku tak masalah.

Aku menerima apapun yang terjadi karena diberikan kesempatan kedua, jadi aku harus menjalani kehidupan ku yang sekarang.

"Ayah ibu aku sangat merindukan kalian, tapi aku bersyukur aku diberikan kesempatan kedua untuk hidup walaupun aku tak bisa bertemu dengan kalian." Lirihku tanpa terasa aku meneteskan air mata yang terjatuh di pipiku.

Malam ini aku menangis sepuasnya dan menyuarakan rasa rinduku pada orang tuaku, aku hanya berharap apapun yang terjadi aku harus bertahan.

"Yang tidak merasakan apa yang ku alami tidak akan paham dan yang tidak mengalami tidak akan mengerti apa yang kurasakan." Ucapku sambil memejamkan mataku yang sudah memberat karena mengantuk.

Zoya benar yang tidak merasakan tidak akan paham dan yang tidak mengalami tidak akan mengerti, tapi zoya lupa bahwa manusia diberikan ujian yang berbeda-beda.

*****************

Hai readers author cuma mau ngomong jangan lupa vote komen and follow akun wp author.

Ada yang mau ngomong gak sama author, kasih author saran, kritikan dari kalian author akan menerimanya dengan senang hati.

See you all.

I'am Duchess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang