Entah apa yang harus kulakukan, aku jadi semakin bingung dengan teka-teki dibuku sejarah ini. Jika dipikirkan lagi ada yang aneh dengan kisah ini, setelah pertemuanku dengan nenek itu aku jadi tidak bisa tidur dan rasanya otak udangku tidak akan mampu untuk menampung semuanya.
Tapi aku harus tetap hati-hati karena bisa saja orang yang ku anggap baik dan menyayangiku adalah dalang dari semua ini, tapi siapa dalang dibalik kisah sejarah ini.
Aku tidak tahu harus melakukan apa lagi, aku ingin bertemu jiwa asli pemilik tubuh ini. Aku ingin sekali bertanya kenapa aku dilemparkan ke dimensi yang berbeda dengan duniaku, dunia yang pernah tercatat ada di duniaku dulu dan tiba-tiba menghilang dan hanya meninggalkan jejak keberadaan Kekaisaran ini.
Rasanya aku ingin berteriak pada dunia bahwa aku ingin kembali ke duniaku, aku sangat capek disini apalagi hidup sebagai zoya yang memiliki banyak teka-teki.
Apa aku harus kembali menyelidiki siapa jiwa asing yang pernah memasuki tubuh ini, ya aku harus mencari tahu itu pasti ada beberapa jejak yang jiwa asing itu tinggalkan.
Aku menelusuri kamar ini terlebih dahulu, tidak ada apa-apa disini. Aku pun terus mencari sampai aku menemukan sesuatu yang membuatku tidak percaya dengan apa yang kulihat.
Sebuah foto dengan tulisan yang membuat ku bingung dengan artinya.
"Selamat datang jiwa baru, ini adalah yang terakhir yang bisa mengubah kisah ini." Ucapku membaca tulisan yang ada foto diriku, iya fotoku waktu aku sedang di pantai.
Kok bisa fotoku ada disini, aku sendiri bingung dengan apa yang kulihat. Jadi perpindahan jiwaku sudah direncanakan, gila berarti aku sudah dipantau dari dulu.
"Ini semua bisa membuatku gila, jadi semua ini sudah direncanakan. Kenapa harus gua njir, kenapa gak yang lain aja."
"Karena ini semua sudah takdirmu zeya." Ujar seseorang yang tidak bisa kulihat keberadaannya.
Aku ingin menangis rasanya, Tuhan benar-benar tidak adil. Aku ingin pulang, aku ingin kembali ke keluargaku.
"Semua akan baik-baik saja zeya, kamu hanya tinggal merubah semuanya saja. Ini kesempatanmu yang terakhir kalinya." Ucap suara itu lagi, dia seperti menjawab semua pertanyaanku.
"Kau hanya tinggal menjalaninya saja, teguhkan hatimu zeya. Percayalah tuhan tidak pernah meninggalkanmu, dan tuhan itu adil zeya. Semuanya tergantung apakah kita mampu untuk menjalaninya, kecuali tuhan tahu bahwa pundakmu tidak kuat untuk menjalaninya zeya. Aku tahu dunia ini tidak adil, tapi dunia tahu caranya membuat kita kuat. Kau dilempar kesini karena kau mampu menjalaninya, jalani saja dulu zeya. Jangan takut gagal, karena sebuah keberhasilan itu ada karena sebuah kegagalan." Ucap suara wanita yang tidak bisa ku lihat.
Aku tahu aku harus ikhlas, bagaimanapun juga aku tidak boleh terlalu percaya dengan apapun yang ku lihat. Bisa saja yang ku lihat ilusi sama seperti yang perempuan itu katakan.
Bagaimana jika aku hanya melihat yang seharusnya aku tahu itu semua salah, aku tidak tahu apakah aku bisa kembali lagi?
Aku tidak bisa apa yang harus kulakukan, jika aku ingin melakukan sesuatu pasti aku butuh seseorang untuk membantuku.
Hidup ini memang terlalu sulit, memahami atau dipahami sama saja itu tidak sama seperti apa yang aku inginkan.
Ini hanya dunia yang dimana dunia ini hanya sebuah fiktif belaka, dan semua yang aku lihat hanya ingin membuatku membenci apa yang seharusnya tidak aku lakukan.
"Apa yang harus kulakukan ya tuhan, aku ingin kembali. Aku rindu ibu dan ayah. Aku ingin pulang ya tuhan." Ucapku sambil terisak, akhirnya aku pun menangis.
***************
Hari ini aku tidak tahu harus melakukan apa, jujur kali ini aku butuh seseorang untuk bisa membuatku merasakan bahwa aku tidak sendirian disini.
Ku lihat sebuah danau yang sangat indah dan sejuk aku sangat menyukainya, ini sangat menenangkan.
"Hah, liana aku haus." Ucapku pada liana.
"Nyonya duchess saya akan mengambilkan minum untuk nyonya." Ujarnya lalu pergi meninggalkanku sendirian.
"Ibu." Lirih sambil menatap danau, bagaimanapun aku juga hanya manusia biasa yang kadang saja pasti merasakan lelah. Apalagi disini aku hanya sendirian, aku tidak tahu harus apa.
"Kenapa hm." Ujar zean menatapku sambil menarik kepalaku untuk bersandar di bahunya.
"Aku ingin kembali." Ucapku yang entah apakah aku sadar mengatakannya.
"Kembali kemana." Tanyanya sambil mengelus suraiku.
"Ke rumahku, ke duniaku. Ini bukan duniaku, aku bukan zoya aku zeya." Ucapku tapi hanya bisa ku ucapkan dalam hatiku saja, yang ku jawab malah.
"Aku merindukan ibuku." Itulah yang keluar dari mulutku ini."Syutt, jangan mengatakannya seperti itu. Jika kau pergi aku disini sama siapa, aku bertahan hanya untuk dirimu. Ku mohon jangan pernah mengatakan hal itu lagi zoya." Ucapnya sambil mengecup keningku.
Aku bukan zoya aku zeya, apakah setelah kau tahu semuanya apakah kamu akan membenciku.
Aku tahu kau mencintai zoya tapi kenapa rasanya sakit kala kau mengucap nama tubuh yang ku tempati kenapa bukan namaku, bolehkah aku egois aku tidak ingin memecahkan teka-teki kehidupan zoya aku hanya ingin hidup bahagia bersama zean apakah boleh ya tuhan.
Jika seandainya aku tidak kembali ke duniaku, aku ingin hidup bahagia bersama zean di dunia ini apakah bisa.
"Zoya kenapa kau melamun." Tanyanya padaku.
"Ah tidak, aku tidak papa." Ujarku sambil menatap netra biru milik zean.
"Danau ini sangat bagus." Ucapku setelah mengalihkan pandanganku.
"Apakah kau akan percaya bahwa danau ini buatan manusia bukan buatan alam." Tanya zean.
"Percaya." Ucapku.
"Kenapa kau percaya jika ini buatan manusia." Tanyanya.
"Karena terlihat tidak mungkin jika ada danau di taman kediamanku pastinya danau ini buatan manusia, jika danau buatan alam pasti adanya di hutan atau tidak dimana yang pastinya bukan di tempat tinggal seperti ini. Dan juga danau buatan manusia ini sangat kecil sedangkan danu buatan alam sangat tidak mungkin sekecil ini." Ucapku padanya, bagaimana tidak di duniaku saja sudah ada matahari buatan jadi bagaimana aku tidak percaya dengan danau buatan manusia ini. Walaupun disini masih sangat jauh dari kata peradaban, karena di dunia ini kan sebelum Masehi otomatis mereka pasti tidak akan percaya danau ini bukan buatan alam melainkan danau buatan manusia.
"Ternyata istriku ini sangat cerdas." Ucapnya sambil menatapku.
Akh, tolong jangan puji aku. Ah, wajahku pasti sekarang sudah memerah tolonglah aku salting.
"Kenapa wajahmu memerah, apakah kamu sakit." Tanyanya sambil mengarahkan telapak tangannya ke dahiku.
"Ah, aku tidak papa." Ucapku sambil mengibaskan tanganku lalu berdiri.
Sebelum pergi aku harus berpamitan bukan, jujur rasanya perutku seperti ada kupu-kupu yang sedang menggelitik diriku.
***************
Oh Hai readers kesayangan author, apa kabar semoga kita selalu dilindungi oleh Allah SWT.
Yang nungguin author up makasih banyak loh ini, bukannya author gak mau up author mau. Tapi author gak bisa masuk ke akun wp author, dan waktu author up pasti ada bacaan harus di revisi ulang atau enggak telah di publik diakun lain. Ya gimana author gak bingung, dan author juga masih pemula wajar author gak ngerti.
Kalau kalian nggak suka novel author tolong tinggalkan saja oke, tapi kalo yang suka jangan lupa vote dan komen.
Jangan lupa tandai bila ada typo di setiap paragraf.
See you all.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Duchess
FantasyJangan lupa follow IG author Follow sebelum membaca "Sial, masa mati gua gak elit banget. Mati gara-gara diseruduk kuda." Lirih zeya gadis yang mati karena diseruduk kuda. ************ Aku dimana itulah pertanyaan yan...