kaisar munafik.

61 10 7
                                    

Hari ini aku sedang bersama ayah pemilik tubuh ini, ayah dari pemilik tubuh yang ku tempati ini sangat tampan walaupun sudah termakan usia.

Aku ingin bertanya pada ayah tentang sejarah yang sudah dituliskan ini, aku masih penasaran.

"Putriku apakah kamu ingin mengatakan sesuatu." Ujar alzen.

"Yah aku ingin bertanya, siapa ibu ayah aku tak pernah melihat lukisan nenek." Ucapku dengan raut dibuat sedih.

"Ayah sudah bilang jangan membahas itu lagi zoya." Ujar alzen.

"Ayah aku hanya penasaran, cobalah cerita siapa nenek aku yah." Kataku masih memaksanya.

"Ayo ikut ayah, ingat jangan banyak bertanya." Ucap alzen lalu menarik tanganku.

Aku dan ayah menulusuri lorong demi lorong kekaisaran ini, sampai pada akhirnya tibalah di sebuah gudang yang berada di paling ujung kekaisaran. Disini juga tidak ada pelayan atau pun penjaga, aku dan ayah memasuki gudang itu.

Kret

"Ayah kita dimana." Tanyaku lalu tetap memegang tangan ayah.

Tiba-tiba saja lilin-lilin menyala, dan aku melihat gudang ini sangat terawat dan aku melihat banyak lukisan tapi tertutup kain putih.

"Ayah akan ceritakan siapa sebenarnya nenekmu." Ujar alzen menghela nafas, lalu membuka satu persatu kain yang menutupi lukisan itu.

What the fuck itu kan wajahku di dunia ku dulu.

"Yah ini wajah nenekmu putriku hanya saja berbeda dari warna bola mata saja, dulu ribuan tahun yang lalu dewi hera bereinkarnasi menjadi manusia. Tapi bersamaan dengan itu nenekmu lahir dan nenekmu adalah reinkarnasi dewi hera, dan kenapa dulu nenekmu menolak menikah karena nenekmu sudah menikah dengan dewa zeus yang berwujud sebagai prajurit kekaisaran moran. Dan masalah nenekmu berhubungan badan dengan kaisar itu semua hanya kebohongan belaka, nenekmu waktu itu sedang bersama dewa zeus sedangkan wanita yang bersama kaisar adalah seorang pelayan yang diubah wajahnya jadi nenekmu oleh dewa zeus."ujar alzen dengan mengelus lukisan tersebut.

"Dan untuk kelahiranku, aku adalah anak dari reinkarnasi dewi hera dan dewa zeus. Sedangkan kematian nenekmu itu sudah ditakdirkan oleh dewa kematian sendiri dan yang meminta kematiannya adalah nenekmu sendiri."Lanjutnya lalu menghadap diriku.

"Dan untuk kisah sejarah kekaisaran remosia ini sudah dikutuk oleh seorang ibu yang kehilangan anaknya, karena sang kaisar terdahulu membunuh anak dari grand duke wil of lies Dan sang ibu mengutuk kekaisaran ini dengan sumpah yang sampai saat masih terngiang ditelinga rakyat ataupun keluarga kekaisaran." Ujar alzen.

"Untuk semua yang sudah terjadi padamu itu sudah ditakdirkan oleh dewa kehidupan dan dewa waktu, yang melemparmu ke dimensi sebelum masehi. Kau tidak usah merubah alurnya biarkan waktu yang mengubahnya, yang harus kau lakukan adalah  ............"

************

Fakta yang baru saja ku dengar tadi sangat membuatku terkejut, aku tidak perlu mengubah alurnya biarkan waktu yang mengubah alurnya itu yang ayah pemilik tubuh ini katakan.

Aku juga terkejut dengan fakta bahwa permaisuri tidak pernah menikah dengan kaisar dan juga permaisuri tak pernah berhubungan badan, apalagi fakta bahwa permaisuri adalah reinkarnasi dewi hera.

Aku pun kembali ke kamar, tapi aku melihat kaisar sedang berbicara dengan permaisurinya sepertinya sangat serius terlihat dari wajah mereka berdua.

Karena aku orangnya suka penasaran jadi aku menguping pembicaraan permaisuri dan kaisar, uh aku tau ini salah tapi aku tak bisa tidur jika aku penasaran.

"Suamiku kita harus cepat menyingkirkan zoya aku tidak mau jika bukan putraku yang memimpin  kekaisaran ini nanti, kau tau suamiku aku sangat membenci ibunya zoya karena dia adalah anak haram dari ayahku dan pelayan." Ucap permaisuri dengan wajah yang sudah memerah sepertinya menahan amarah.

"Aku sudah melakukan berbagai cara untuk membunuhnya sedari dia dari masih bayi tapi apa dia tetap saja masih hidup, aku juga tidak mau pewaris dari alzen menjadi kaisar selanjutnya." Ujarnya dengan raut begitu serius.

"Bagaimana kalau kita kasih racun untuk makan malam nanti, sepertinya racun yang menyebarnya lambat bagus untuk membunuh zoya." Ucap permaisuri dengan senyuman yang begitu membuatku kesal.

"Ide bagus permaisuriku, jadi mereka tidak akan ada yang mengetahui bahwa kitalah yang meracuninya." Kata kaisar sambil mengelus surai rambut permaisuri.

Jadi mereka ingin membunuhku dengan racun yang menyebar dengan sangat lambat supaya nanti aku mati berada di kediaman ku sendiri, sungguh pasangan yang sangat licik dan itu tidak akan pernah berhasil.

Aku pun pura-pura berjalan kearah menuju taman yang harus melewati mereka berdua, tapi sungguh kedua pasangan ini sangat bodoh jika ada yang mendengar pembicaraan mereka berdua pasti mereka berdua akan dalam masalah.

Mendengar langkah kakiku mereka berdua menghentikan pembicaraan mereka lalu menatapku dengan senyuman palsu, lalu aku memberikan salam kepada mereka berdua.

"Salam pada matahari kekaisaran semoga dewa zeus memberkati anda." Ucapku lalu sedikit membungkukkan tubuhku, ah rasanya aku sangat muak dengan wajah mereka berdua.

"Hm, semoga dewa zeus juga memberkati anda." Ujarnya dengan senyuman yang begitu memuakkan.

Kaisar munafik batinku menatap jijik kearahnya.

"Duchess anda dari mana dan hendak kemana." Tanya permaisuri.

"Aku habis bersama ayahku dan aku hendak ketaman." Ujarku menjawab pertanyaannya.

"Ah apakah grand duke ada disini, aku tak melihatnya." Tanya Kaisar.

"Ayah kemari untuk menjemput ku, mungkin ayah lupa untuk memberikan salam dulu kepada anda Kaisar." Ujarku dengan wajah sesopan mungkin.

"Begitukah, mungkin sepertinya grand duke lupa untuk mengabariku." Ujar Kaisar.

"Ah duchess sebaiknya anda makan malam bersama kami dulu, setelah itu anda baru pulang." Ujar permaisuri, aku sudah mengetahui dia pasti akan memaksaku makan malam bersama mereka.

"Permaisuri saya sangat ingin makan malam bersama anda tapi ayah saya menyuruh saya pulang ke kediamannya hari ini, karena ayah saya ingin makan malam bersama saya dan juga suami saya." Ujarku dengan raut wajah tak enak.

"Kau menolak permintaan permaisuriku duchess, kau tau ayahmu hanya seorang grand duke bukan Kaisar negeri ini." Bentak Kaisar dengan wajah sombongnya.

"Ada apa ini." Ujar seseorang berjalan kearah kami.

"Ayah." Ucapku spontan.

"Saya bertanya ada apa ini kaisar, kenapa anda sampai membentak putri saya." Ujar alzen sambil mengelus suraiku.

"Grand duke putri anda berani menolak permintaan saya untuk makan malam disini, dan kaisar tidak membentaknya." Bela permaisuri.

"Tapi tadi saya mendengar kaisar berkata ayahmu hanya seorang grand duke dan bukan kaisar negeri ini bukan, kenapa anda berbicara sambil membentak putri saya putriku dari kecil tidak pernah saya bentak." Ucap alzen hal itu membuat kaisar berkeringat dingin, bagaimana tidak alzen bisa saja membuatnya kehilangan jabatannya sebagai kaisar karena dialah yang lebih tinggi kekuasaannya walaupun jabatannya hanya sebagai grand duke.

"Maafkan saya grand duke, saya tidak bermaksud membentaknya dan masalah tadi lupakan saja." Ujar kaisar meminta maaf sambil membungkukkan kepalanya.

*****************

Hai readers apa kabar, maaf banget kalo bab ini kurang nyambung. Maaf juga author baru up, oh iya jangan lupa vote komen and follow akun WP author.

See you next time.

I'am Duchess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang