bagian 30

3.4K 277 72
                                    

𝐄𝐍𝐇𝐘𝐏𝐄𝐍 - 𝐒𝐭𝐢𝐥𝐥 𝐌𝐨𝐧𝐬𝐭𝐞𝐫
____________

"Tuan muda. Sudah tak ada harapan. Sebaiknya, pencarian sudahi saja sampai disini."

Zafran menatap tajam Joshua atas perkataannya. Hari sudah petang. Anak buahnya kini sudah berkumpul lagi di titik tempat Berlian kecelakaan. Hampir sebulan pencarian dilakukan dan tak mendapatkan hasil apa-apa.

Polisi bahkan sudah berhenti mencari sejak seminggu lalu. Penyelidikan kecelakaan sudah dihentikan karena memang tak hal janggal yang harus diselidiki lebih lanjut. Meski, ada kecurigaan mobil Berlian seperti di tabrak keras dari arah belakang, yang akhirnya, tak bisa menjadi bukti kuat bahwa ada yang mencelakai Berlian. Kasus mulai ditutup dengan hasil kecelakaan murni kesalahan Berlian sendiri.

Tapi, Zafran tak peduli jika polisi tak mau ikut campur. Toh, masih ada anak buahnya yang mencari istrinya. Zafran hanya ingin setidaknya jasad istrinya ditemukan. Karena Zafran tau, istrinya memang tak ada kemungkinan untuk hidup.

"Maksud lo, apa Josh? Bukannya masih ada harapan? Setidaknya kita temukan jasadnya. Seperti yang lo bilang ke gue dulu,"

"Tapi, ini sudah terlalu lama tuan muda. Mungkin saja jasad Berlian memang sudah hancur. Bisa jadi sudah dimakan binatang. Sebaiknya memang dihentikan karena memang sudah tak ada harapan,"

"Kalau lo dan lo semua gak mau nyari silahkan. Biar gue aja yang nyari sendiri," Zafran menggeram marah pada Joshua dan anak buahnya. Yang saat ini menatap kasihan padanya.

"Zafran. Ikhlaskan. Mungkin, jasad Berlian memang tak akan pernah ditemukan. Ini sudah berminggu-minggu, dan sudah tak ada harapan lagi," dari arah belakang, Surya ikut bersuara. Di sisinya ada anak bungsunya Ruby yang menatap datar. Di dalam dekapan Aidan yang akhir-akhir ini selalu hadir untuk memberi kekuatan pada Ruby. Ya, anak bungsunya yang tadinya susah ikhlas akan kepergian kakaknya, sekarang sudah tegar dan menerima. Ada campur tangan Aidan juga yang membuat Ruby mengikhlaskannya.

Berbalik. Zafran menatap tak percaya pada ayah mertuanya yang berbicara demikian. Apa hanya dirinya yang masih optimis Berlian bisa ditemukan?

"Maksud papa, papa setuju sama si Joshua buat menghentikan pencarian Berlian? Pa..." Zafran tak sanggup melanjutkan perkataannya. Saat ini dirinya ingin menangis sekerasnya. Ketika orang-orang terdekatnya pun ingin menghentikan pencarian istrinya.

Tapi, Zafran berjanji untuk tak lagi menangis. Yang akhirnya Zafran tahan dengan mendongak ke atas. Menatap langit yang sebentar lagi berubah jadi gelap yang suram.

"Besok kita shalat jenazah ghaib untuk penghormatan terakhir bagi Berlian. Mendoakannya juga. Kita sudah ikhtiar dan ini hasilnya,"

Zafran diam. Tak menanggapi perkataan ayah mertuanya. Lalu tertunduk lesu. Dengan air mata yang mulai menetes, tapi dengan segera Zafran hapus air matanya.

"Ya, kita akan melakukannya. Tapi, Zafran akan tetap mencari Berlian. Meskipun seorang diri."

"Jangan keras kepala Zafran! Hentikan. Biarkan Berlian tenang di alamnya sekarang. Kamu mau nyari kemana lagi? Kita udah nyari sampai menyelam ke dasar sungai Berlian tetap tak ditemukan. Sepanjang sungai sampai ke hilir apa yang kita dapatkan? Apa?! Tak ada. Ikhlaskan. Dan lanjutkan kembali hidupmu. Ya...meski tanpa Berlian," Surya sudah berbesar hati dengan mengikhlaskan anak sulungnya. Meski kabut sedih dan tak rela masih melingkupi hatinya.

"Benar kata mertua lo bang Zaf. Kita memang harusnya sudah mengikhlaskan kepergian Berlian. Ya, meski jasadnya tak ditemukan," Satya ikut bersuara. Lalu mendekati Zafran. Menepuk pundaknya berusaha menguatkan. Menatap perihatin raut kusut bosnya yang belakangan ini terus mencari keberadaan ibu bos Berlian.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang