27- Go To Hell!

16.7K 916 340
                                    

SPAM KISSEU DI SINI💋

tiba-tiba udah seratus ribuan viewers ajaaa🤧

Big thanks to you wirr❤️

-happy reading-

🚫🚫🚫🚫


“Elemen, tunggu!”

Baik Elemen maupun teman-temannya— Sangkara, Galing, Gen dan Tegar serentak menoleh ke sumber suara, di mana Livy tampak berlari kecil menghampiri mereka, tepatnya menghampiri Elemen.

Elemen memutar tubuhnya hingga berhadapan langsung dengan cewek itu.

“Kenapa?” Cowok itu membenarkan letak tas yang disampirkan di pundaknya.

“Bukannya aku yang harusnya tanya kenapa?” tanya Livy.

Teman-teman Elemen seketika berdehem kaku. “Kita duluan aja kali ya?” celetuk Gen curi-curi lirik.

“Lah ngapa?” timpal Tegar.

Galing kontan meraih pundak cowok itu dan menepuk-nepuknya. “Lo mau liat perang dunia ketiga?” bisiknya diselingi kekehan kaku.

“Hah?” cengo Tegar namun langsung ditarik oleh Galing agar pergi dari sana.

“Kita duluan El!” teriak Galing, Elemen dapat melihat cowok itu memunggunginya sambil melambaikan tangan. Di belakangnya,  disusul oleh Gen dan Sangkara, namun sebelum benar-benar pergi, Sangkara sempat bersitatap beberapa saat dengan Elemen tanpa saling mengatakan apapun, sebelum akhirnya Elemen memberinya kode untuk segera pergi.

Why did you hit Theo?tanya Livy setelah mereka pergi.

[Kenapa lo mukulin Theo?]

“Dia dulu yang mulai, Liv.”

“Karena Aldara?” tuduh Livy.

Elemen hanya terdiam beberapa detik. “Aku bener ternyata,” decih Livy.

I'm jealous because you're still with him.”

[Gue cemburu karena lo masih sama dia]

Livy tampak sedikit tercengang dengan kalimat yang keluar dalam sekali tarikan napas itu. Benarkah?

“What?”

Elemen berdecak kesal. “Lo beneran suka sama Theo?” tanyanya.

He's my boyfriend, of course,” kata Livy.

Elemen tersenyum sinis. "Harusnya gue bunuh dia tadi malem.” Livy terhenyak kaget dengan ucapan Elemen tadi.

“Elemen, wait!

Elemen berhenti melangkah, kembali berbalik sehingga mereka kembali bertatapan dalam beberapa jarak.

“Jangan hubungin gue sebelum lo putusin dia.”

★★★★

Aldara berjalan gontai menuju kelasnya, mengabaikan sapaan riang dari Rania yang menyambutnya.

Walaupun masih pagi, cewek itu tampak begitu lesu.

Rania mendekat, ketika melihat Aldara yang langsung duduk dan membenamkan wajahnya di sela-sela lipatan tangannya di meja.

ELEMEN; BAD FIANCÉ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang