Vani, nama seorang Gadis remaja yang telah duduk di bangku SMP, Vani tidak memiliki banyak teman, dia berteman sama orang-orang yang mau berteman dengannya saja atau yang mau mendekatinya. Dia memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat amat menyayanginya, tetapi tidak dengan kedua orang tuanya. Orang tua Vani selalu sibuk bekerja hingga dia berpikir bahwa orang tuanya tidak sayang kepada dirinya dan selalu membuat dia merasa kesepian.
Karena orang tuanya sibuk bekerja dan kakaknya sibuk dengan dunianya, Vani selalu keluar rumah untuk bermain dengan teman-temannya dari sore hari sampai malam hari.
"Vanii Vanii Main yuuk!!!"seru Gadis yang berdiri sambil membawa sepeda ontelnya.
"Ayok kita main sepeda, Gue yang jalanin deh truss lo tinggal duduk di belakang"seru Elena. Gue pun segera menaiki dan duduk di sepedanya Elena, lalu mereka berjalan ke arah taman.
"Btw Van, Lo berat juga YAKK!"seru Elena sambil mengatur nafasnya yang tidak beraturan. "Lo tau ga, van? Tadi gue liat di taman ada anak-anak baru, kayaknya lebih tua dari kita deh, ini antara gue yang baru nyadar atau mereka yang udah lama di situ. Jujur gue ga begitu merhatiin sih, tapi gue denger-denger mereka anak Tarakanita otomatis mereka non Islam."Setelah sampai di taman, Elena dan Gue turun dari sepeda. Elena langsung berjalan ke arah warmur (warung murah) untuk membeli air.Setelah membeli air, Elena memegang pundak gue dan memberikan isyarat dengan matanya agar gue segera melihat ke arah anak-anak baru itu.
"Itu mereka, Van, yang tadi gue liat,"ujar Elena.Kemudia saat gue melihat ke arah segerombolan anak-anak baru itu, Salah satu dari anak-anak baru tersebut melihat ke arah kita berdua
"Kayak gue kenal tuh orang,"jawab Vani sambil memasang mimik wajah yang sangat heran.
"Yang mana? Ngigo kali lo, orang jelas-jelas lu baru pertama kali liat mereka, udah sih kalo naksir bilang aja Aahahahha,"tawa Elena puas setelah meledek teman dekatnya.
Gue hanya dapat meringgis, Gue tak bisa mengelak ucapan Elena karena memang benar gue belum pernah bertemu dengan anak-anak baru itu. Jujur mata gue selalu berfokus pada satu titik, yaitu salah satu orang yang ada di gerombolan anak-anak baru itu.
Di dalam pikiran gw banyak hal yang dipertanyakan.
"Dia siapa ya?"
"Kayak pernah liat, tapi dimana?"
"Dia Mirip seseorang."
Akhh! Sudahlah, memang terkadang setiap orang punya wajah yang sangat pasaran."Heh! Bengong mulu, mikirn siapa sih? Cerita sinii dari pada lu pikirin sambil bengong entar jiwa lu ketuker sama tuyul, yang ada gue yang repot," ujar Elena yang pengen tau banget tentang isi pikiran gue.
"Nanti aja dah, kalo gue udh siap, kalo cerita sekarang entar yang ada gue di cak-cakin sama lo," jawab Vani. Lalu mereka menghabiskan waktu bersama seperti bermain, berbincang hal-hal random yang pernah mereka alami.
Matahari pun mulai redup. Elena mulai bosan, dan bingung harus ngapain lagi. "Eh Van, lu udh siap buat cerita yang tadi lo pikirin belom?" ujar Elena yang memulai topik pembicaraan terlebih dahulu agar tidak merasa bosan.
"Udah, tapi janji ya lo jangan cak-cakin gue. Lu liat ga sih? Yang di perkumpulan anak-anak baru itu, yang rambutnya gondrong sendiri. Sumpah yakk! Gue kira itu bokapnya temen gue, ternyata bukan, Gue kan jadi shock," jawab Vani.
"Lu naksir ya ama dia? Ngaku aja deh soalnya dari tadi gue liat lu merhatiin tu orang mulu" tanya Elena sambil memasangkan wajah curiga
Tentu saja gue tidak menjawab pertanyaan Elena, ya elah mana mungkin sih gue suka sama orang random terus udah gitu beda Agama, menurut gue itu hal bodoh sih.
Karena waktu sudah larut malam, Gue dan Elena pulang ke rumah masing-masing. Saat Vani hendak pulang, Gue sempat berpapasan dan eye contact dengan cowok yang tadi dibahas dengan Elena, setelah saling menatap satu sama lain gue langsung memalingkan wajah. tapi anehnya jantung gue malah berdebar kencang, apakah ini yang dianamakan cinta pada pandangan pertama?
semoga saja Gue tidak jatuh cinta dengan orang yang berbeda agama
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Hati, Dua Agama
Non-FictionVani Seorang Gadis yang Menyukai Cowok katolik, mereka pertama kali bertemu Di Taman yang sering mereka kunjungi, Cowok katolik tersebut Bernama Damian, Damian Merupakan cowok yang penuh pesona dan perhatian kepadanya, di bandingkan dengan cowok² la...