Reaksi Ibu

63 5 0
                                    

Gue segera masuk ke kamar untuk beristirahat, jujur pikiran gue campur aduk, jujur gue bingung dan gue merasa tidak tenang, pada akhirnya gue memutuskan untuk mandi sampai gue merasa tenang.

gue menghabiskan waktu selama 2 jam di kamar mandi, pikiran gue masih kacau, tak lama ada yang mengetok pintu kamar mandi, ternyata itu ibu, ibu menghawatirkan keadaan gue
"nak, kamu lama banget di kamar mandi, kamu kenapa? kamu di kamar mandi sudah 2 jam loh, ga baik buat kesehatan nanti kamu masuk angin, cerita sini sama ibu, ibu takut kamu kenapa-kenapa"

setelah mendengar suara ibu, gue langsung merapihkan diri, dan membukakan pintu
"kamu kenapa nak?"

"gapapa kok bu, aku ga kenapa-kenapa"

"jangan bohong, jelas jelas muka kamu kayak orang banyak pikiran, ayok sini cerita sama ibu, ibu juga ada hal yang mau di tanyain ke kamu"

Gue langsung meng iyakan perkataan ibu, dan kami duduk di tempat tidur ku, tanpa berbasa basi gue langsung ngomong ke ibu tentang semuanya

"bu, aku mau minta maaf, tapi kalo ibu ga setuju aku bisa menjauh kok, aku lagi deket sama orang yang beda agama, tadi dia bilang kalo dia suka sama aku bu."

"terus kamu juga suka sama dia?"tanya ibu

"jujur iya bu, cuman kita beda agama, dia selalu bilang jalanin aja dulu, cuman aku masih takut bu, kalo ibu ga setuju aku bakal ngejauhin dia"

"ibu juga kaget tadi, tiba-tiba ada orang ga kenal nge bell rumah habis itu dia bilang assalamu'alaikum sambil ngenalin diri, namanya siapa ya? ibu lupa, seingat ibu durian ya?trus dia pake kalung salib, agama dia apa nak?"

"damian bu, bukan durian, dia beragama katolik"

"ohh, damian toh, ibu kira durian, yaudah mau kamu gimana?, ibu setuju aja, karena ibu dulu juga pernah ngalamin hal yang sama kayak kamu, cuman ga bertahan lama karena orang tua dia ga setuju sama ibu."

"gapapa bu? beneran gapapa?"

"gapapa, besok suruh dia kerumah ya, terus kamu sekarang istirahat, jangan tidur kemaleman

"iya bu, makasih banyak ya bu, besok aku suruh dia dateng"

sebelum tidur gue langsung ngabarin Kak Damian lewat chat

setelah itu gw langsung tertidur karena badan gue kecapean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah itu gw langsung tertidur karena badan gue kecapean.
gue tidur terlalu lelap, gue terbangun karena ibu yang bangunin

"nak bangun, Kak Damian udah dateng, kamu siap siap gih, ibu mau ngomong sama kalian berdua"

tak lama ibu menyuruh Kak Damian untuk ke kamar gue, hanya untuk melihat diri gue yang baru bangun

"Hai, baru bangun nih yaa" ujar Kak Damian

gue hanya tersenyum sebagai tanda respon, lalu gue segera mempersiapkan diri dan duduk di ruang tamu bersama ibu dan Kak Damian.

jujur perasaan gue tegang, udah kayak mau tunangan aje, padahal masih bocah

"kamu kenapa suka sama anak saya? padahal tau sendiri kamu sama anak saya umurnya beda 8 tahun dan kalian ini beda agama, apakah kamu yakin mau sama anak saya?"tanya ibu dengan menunjukkan ekspresi ragu

"bismillahirrahmanirrahim, walaupun saya katolik dan anak ibu islam, saya tidak berniat jahat ke anak ibu, saya mau minta izin buat deket sama anak ibu, mau nemenin dia kemana pun dia pergi, saya bakal jagain anak ibu kok."

"Yakin deket doang? anak saya udah mandiri kok, ga perlu kamu temenin lagi!" jawab ibu dengan nada yang mulai membentak

"kalo ibu izinin saya buat pacaran sama anak ibu saya bakal seneng banget, anak ibu belom begitu mandiri dan masih ada rasa takut di dalam dirinya, asal ibu tau, anak ibu sebenarnya gampang panikan, dan dia sering ketakutan kalo kemana-mana sendiri, saya mau minta izin ke ibu buat nemenin dia kemana pun dia pergi, mudah- mudahan kalo berjalan dengan baik dan bertahan lama, saya akan pindah agama untuk ke jenjang yang lebih serius " jawab kak damian

seketika gue dan ibu shock dengan perkataan yang di ucap oleh Kak Damian

"Kamu serius? memangnya keluarga kamu setuju kalo kamu pindah agama?" tanya ibu

"serius bu, dan udah pasti keluarga saya ga bakalan setuju kalo saya pindah agama, tapi kalo dia jodoh saya? mau gimana lagi" jawab Kak Damian

"okee, saya setuju kamu sama anak saya, tapi ada satu hal, kalo kamu sampai bikin anak saya sakit hati dan nangis awas kamu ya!"

"Terimakasih bu atas izinnya, saya akan menerima semua balasannya jika saya bikin anak ibu nangis dan sakit hati" Jawab Kak Damian dengan mengeluarkan ekspresi senang

ibu langsung pamit untuk pergi ke dapur dan melanjutkan masak untuk makan siang, gue dan Kak Damian saling melihat satu sama lain dan mulai tersenyum, lalu kami berpelukan
"makasih ya Kak atas semuanya"

"iya, sama sama kita jalanin bareng bareng ya, kita mulai dari 0"

Satu Hati, Dua AgamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang