Anak tak berguna

59 35 27
                                    

"ELLENA!!"

Merasa dipanggil, aku langsung menoleh ke sumber suara. Sial, aku ketahuan lagi.

"Sampai kapan kamu mau merokok di lingkungan sekolah? Ibu lelah menegurmu" ucap bu indah, selaku wali kelasku.

Aku membuang wajahku, jika sudah ketahuan begini, pasti...

"Panggil orang tuamu besok, ibu ingin bicara dengan kedua orang tuamu" ucap bu indah.

ANC : ELLENA





PLAKK!!
satu tamparan keras mendarat di pipiku setelah keluar dari ruang BK.

"MAU SAMPAI KAPAN KAU MEMPERMALUKAN KAMI!!! KAU HANYA BISA MEMBUAT KAMI MALU!! DASAR ANAK TAK BERGUNA!"

Aku hanya diam saat ayahnya menghinaku, padahal saat itu ruang BK sedang ramai karena jam istirahat.

Entah bagaimana, aku merasa diriku mati rasa, aku tidak marah karena dimaki di depan umum,aku  tidak malu menjadi bahan tontonan, aku juga tidak sedih saat orang tua kandungku sendiri mengatakan diriku 'anak tak berguna'.

Aku mengelus pipinku yang memerah sampai-sampai ujung bibirku berdarah,   sakit? Tentu, namun aku sudah biasa.

"Jadilah anak yang berguna ellena. contoh adikmu, Dia berhasil loncat kelas, dia juga mendapat beasiswa kuliah di inggris, dan menjadi lulusan terbaik disana" ucap ibuku lembut, nada bicaranya memang lembut namun ucapannya setajam pisau.

"Trimakasih sudah datang, setidaknya kalian masih ingat memiliki putri lain selain Viona" ucapku sebelum pergi meninggalkan kedua orang tuannya.

"YAK!! ANAK SIALAN, AYAH BELUM SELESAI BICARA!!"

Ellena masuk ke dalam kelasnya dan melangkah masuk ke meja ujung paling belakang.

"Lihat, dia bermasalah lagi dengan BK"

"Aku dengar orang tuannya menyebutnya 'Anak tak berguna' dan 'anak sialan' "

"Wah, benarkah. Jika orang tuannya sampai mengatakan itu berati ellena lah yang bermasalah"

Kira-kira begitu bisikan-bisikan yang terdengar di telinga Ellena saat masuk ke dalam kelasnya. persetanan tanggapan orang-orang.

10 menit kemudian, bel istirahat telah usai. Kini semua murid sudah masuk ke dalam kelas.

Aku langsung menidurkan kepalaku ke meja saat bu indah masuk dengan membawa seorang anak dibelakangnya. Pasti siswa baru.

"Selamat siang anak-anak, bagaimana kabarnya?" Tanya bu indah

"Baik buu" jawab seluruh siswa-siswi kompak.

"Baikk, kali ini ibu bawa murid pindahan. Dia dari bandung" bu indah beralih menatap siswa laki-laki yang ada disampingnya "perkenalkan dirimu nak" ucapnya.

"Baik bu"

"Perkenalkan nama saya Marvin putra Antariksa, temen-temen bisa panggil saya marvin atau putra, seenaknya kalian aja. Untuk kedepannya, mohon bantuannya" ucap marvin menatap seluruh isi kelas yang akan menjadi teman, dan tempat barunya belajar.

"Baik, karena sudah perkenalan kamu boleh duduk marvin, cari tempat duduk yang kosong ya" ucap bu indah.

"Baik bu"

marvin berjalan mencari tempat duduk kosong, namun semua tempat sudah terisi kecuali...satu kursi di samping gadis yang sedang menidurkan kepalanya di meja.

Saat marvin ingin meminta izin duduk disampingnya, tiba-tiba tangan marvin ditarik
"Duduk disini vin, sama gw aja" ucap seorang siswa di samping mejaku.

"Tapi entar meja kamu jadi sempit" ucap marvin.

"Woles lah, dari pada duduk sama tu anak" siswa itu menarik marvin supaya duduk disampingnya, alhasil 1 meja untuk 3 anak.

"Maaf ya jadi sempit" ucap marvin sekali lagi.

"Santai bro, kenalin gw gibran" ucap siswa yang sebelumnya menarik marvin.

"Gw azka" ucap siswa disamping gibran.

"Marvin, tapi...kalo boleh tau, kenapa aku ngga boleh duduk di sana?" Tanya marvin menatapa gibran dan azka.

Gibran dan azka saling pandang, dan itu membuat marvin semakin penasaran.

"Kenapa malah pada diam?"

"Jadi, cewe itu...dulu pernah membunuh gurunya saat SMP" ucap gibran.

"Hah, membunuh. Gadis itu?


"Cih, sok tau" aku mengerakan kepalaku mendengar percakapan gibran dan murid baru itu














"Cih, sok tau" aku mengerakan kepalaku mendengar percakapan gibran dan murid baru itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marvin Putra Antariksa





Tbc

ATAS NAMA CINTA : ELLENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang