Cemburu

48 30 11
                                    

"Zam, balik yok" bisikku ditelinga azzam yang sedang sibuk mengobrol dengan adik marvin.

Emang dasar azzam budeg, dia tidak menggubris bisikanku. Dia asik ngobrol dengan adik marvin, sepertinya azzam menemukan teman untuk diajak nonton kartun kesukaannya.

"Ish, tu botak mulu dari tadi" aku memukul bahu azzam pelan, kalian tau lah kartun kaka beradik yang botak itu kan, nah si azzam ni suka bet sama tu kartun.

"Biar, wlee" ucapnya sekilas menatapku disampingnya.

Melihatku yang merasa kesal, marvin yang ada disampingku membisikan sesuatu
"Pacarmu?" bisiknya padaku.

Aku langsung menatap marvin sekilas
"Bukan"

"Kenapa?" Tanya marvin

"Dia suka sama tuyul(upin-ipin)" ucapku.

"Namanya upin-ipin, kampret" protes azzam saat aku menyebut upin-ipin tuyul, intinya bagi azzam upin-ipin tu nomer satu, sedangkan ellena tu nomer satu setengah.

Aku mengumpat pelan pada azzam. kalo dah ngomongin upin-ipin, si azzam ngga bisa diberhentiin.

"Cantik" gumam marvin saat melihatku mengumpat pelan.

"Ha?" Aku mengerutkuan dahiku menatap marvin.

"Cantik" ucap marvin sekali lagi, namun kali ini sedikit keras hingga terdengar oleh azzam.

Untung saja ortu marvin sedang pergi, jadi aku tak terlalu malu.

"Ngomong apa lo bro" tanya azzam menatap marvin yang ada disampingku.

"Cantik" Ucap marvin santai.

Saat azzam hendak menghampiri marvin, aku langsung memegang lengan azzam
"Anterin gw pulang zam" ucapku.

"Entar, gw mau ngomong sama temen lo" ucap azzam

"Kenapa? Aku salah?" Tanya marvin kebingungan melihat wajah kesal azzam.

"Ngga papa, gw balik dulu" aku menarik tangan azzam. "Ayo zam, ortu gw lagi dirumah" ucapku.

Mendengar orang tua ellena ada di rumah membuat azzam mau tak mau harus pergi dari sana.














Azzam membantuku melepaskan helm yang ada di kepalaku, wajahnya masih terlihat kesal sejak tadi.

"Kenapa si lo" tanyaku.

"Itu beneran temen kelas lo?"

"Anak baru, pindahan dari bandung" jawabku.

"Gw ngga suka sama tu anak" ucap azzam.

"Tadi yang narik gw supaya duduk di sana siapa?" Tanyaku mengingatkan, bisa-bisanya azzam langsung menarik tangganku supaya gabung dengan keluarga marvin, padahal aku tidak mau tadi.

"Yaaa, gw ngga tau kalo tu anak suka sama lo" ucap azzam.

"Kaya ngga kenal gw aja, gw ngga mudah buat suka sama orang". Aku menjeda kalimatku, sembari menatap wajah azzam yang kesal di depannya. "Dah lah, napa gw jadi kaya gini" lanjutku

"Kaya gini gimana?" Tanya azzam.

"Kaya gw ngebujuk lo supaya ngga cembu-"

"Cemburu?" Azzam langsung memotong ucapanku.

"Iyaa"

"Gw emang cemburu len" ucap azzam menatap wajahku lekat.

Aku terdiam, kenapa...kenapa jadi begini.

"Cieee kaka avin"

Marvin menatap adik laki-lakinya lalu tersenyum
"Cantik ya kaka tadi" ucap marvin.

"Kaka cewe yang duduk disamping kaka avin?"

"Iya, namanya ka ellena"

"Kaka suka ka ellena yaa" adik marvin menggoda kakanya.

Marvin hanya tersenyum, akhirnya dia menemukan wanita yang ada di mimpinya.
"Iya, suka...sangat suka" ucapnya sambil tersenyum.


Aku langsung masuk kedalam kamarku, untunglah kedua orang tuaku sudah tidur.

Aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur sembari menatap langit-langit kamarku yang gelap
"Marvin, Marvin Putra Antariksa" gumamku terucap begitu saja.

"Anjir" aku langsung duduk saat sadar kalau aku tiba-tiba menyebut nama marvin. "Apa-apaan sih lo len, napa nyebut nama dia".


Memasuki ruang makan, aku melihat kedua orang tuaku sedang sarapan di ruang makan.

"Duduk" pinta ayahku

Bukannya duduk, aku lebih memilih pergi dari sana. Karena apa? Karena jika aku duduk disana pasti orang tuaku hanya akan memaki-makiku

Terdengar teriakan, umpatan dari ayahku saat aku memilih pergi dari ruang makan.



Aku sengaja datang ke sekolah sangat pagi, supaya aku tidak mendengar umpatan dari orang-orang sekolah. Saat aku sampai di kelasku, aku melihat sudah ada murid yang duduk di kursiku.
"Pergi" usirku pada murid yang duduk di kursiku.

"Pagi, ellena" sapa murid itu sambil tersenyum manis menatapku.

"Meja lo kan disebelah marvin, ngapain duduk disini" ucapku.

"Disana sudah penuh"

"Ya terus" tanyaku

"Karena disini masih ada kursi kosong, jadi aku duduk disini ya ellena" ucap marvin.

Ellena menghela nafasnya panjang, terserah lah.
Aku mengambil bungkus rokok yang tersimpan di tasku, lalu mengambil salah satu puntung rokok.
"Mau?" Tawarku memberikan bungkus rokok pada marvin

Marvin menggeleng pelan sembari tersenyum menatapku.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Aku tidak suka baunya"

"Asma?" Tanyaku.

Marvin menggeleng
"Tidak, hanya tidak suka"

"Owh" aku menyalakan puntung rokokku.

"Semalam...dia siapa kamu ellena?" Tanya marvin disela-sela merokokku.

"Mantan"

"Mantan apa?" Tanya marvin polos.

Aku menatap marvin kesal, aktivitas merokok paginya terganggu.
"Mantan pacar, kenapa?"

"Berarti hanya masa lalu?"

"Iyalah bego, nama lainya mantan" jawabku sedikit kesal. "Kenapa si! Lo suka sama gw?" Tanyaku lagi.

"Iya, aku suka kamu ellena" ucap marvin menatap wajahku lekat.

"Ini...Lo confess ke gw?" Tanyaku bingung.

"Iya" jawab marvin



Terobos aja ya vin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terobos aja ya vin

Tbc

ATAS NAMA CINTA : ELLENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang