Dia Kembali

41 27 12
                                    

Jam pelajaran pertama dan kedua sudah berlalu, sudah waktunya jam istirahat pertama.
Saat aku hendak berdiri tanggan marvin tiba-tiba meraih pergelangan tanganku "mau kemana?" Tanyanya sembari menatapku.

"Ro-"

"Vin, kantin yok" ajak gibran menyelaku. "Gw traktir dah" tambah azka yang kini berdiri disamping meja marvin.

Bukannya menjawab ajakan gibran. marvin justru menatapku dulu, menuntut jawaban atas pertanyaannya sebelumnya padaku. Melihat itu, gibran dan azka menatapku dengan tatapan tak suka.

"Bukan urusan lo" aku menepis tangan marvin, bisa dilihat gibran dan azka tidak senang jika marvin dekat denganku tadi.

Marvin menatap kepergianku keluar kelas dengan tatapan sedih. "Kenapa si lo tanya cewe yang kasar kaya gitu vin" tanya gibran. "Ngga tau diri, untung ada yang nanyain. Malah kasar gitu" sarkas azka.

●●●

Berjalan dilorong kelas, banyak sekali siswa-siswi yang menatapnya tak suka. Aku mencoba acuh sampai tiba-tiba seseorang melempariku telur busuk.

"DASAR PEMBUNUH!!"

Teriakan itu, terdengar jelas dikepalaku. aku hanya menatap bajuku yang kotor karena telur busuk dengan tatapan datar seakan sudah biasa.

Belum cukup dengan telur busuk, tiba-tiba ada yang melempariku dengan air pel kotor hingga seluruh tubuhku basah.

Aku menatap siapa pelaku yang menyiramku dengan Air pel kotor, dia Vani.

Tatapan datarku bertemu dengan tatapan tajam vina setelah sekian lama.

●●●

"Vina dah pulang ke indonesia"

"Tadi pagi gw liat dia dah diruang guru malah"

"Seru banget kalau misal vina balik ke sekolah ini"

"Hahahaha iya, abis si anak pembunuh itu"

Kira-kira begitu bisikan-bisikan yang marvin dengar selama di lorong
"Vina? Siapa vina?" Tanya marvin pada gibran disampingnya.

"Vina itu siswi lama disini, dia sempet dispen 1 tahun di kelas 11" jelas gibran.

"Lalu kenapa mereka membicarakan soal vina yang kembali?" Tanya marvin bingung.

"Vina itu putri dari guru yang dibunuh temen sebangku lo" jelas azka.

●●●

Vina mendekatiku lalu tersenyum melihat keadaanku yang berantakan dan kotor. "Hai, gw dateng lagi buat lo. Denger-denger lo kesepian ya selama 1 tahun ini?" Ucap vina.

Aku tetap diam sembari menundukan kepalaku, merasa tak berdaya.

Dengan tiba-tiba vina langsung menjambak rambut kepalaku "kalo gw ngomong, liat gw. tolol" ucapnya kesal menatapku.

Aku menatap wajah kesal vina, vina semakin keras menjambak rambutku. Dia memang tidak akan berhenti sebelum melihatku kesakitan.

Tak ada yang melerai, dari banyaknya orang dikerumunan itu...tidak ada satupun yang melerai. Bahkan beberapa kali ada guru dan pegawai sekolah yang melihatku dibully oleh vina hanya melihatku dari kejauhan.

Tak ada yang berani melerai vina.

"Masih kuat ya lo disini, cepet mati deh. Terus minta maaf ke bokap gw" ucap vina.

Aku menatap mata vina tajam "lo sendiri tau ceritanya, mau sampe kapan tutup mata soal bokap lo yang bajingan itu" gumamku sepelan mungkin hingga hanya aku dan vina yang bisa mendengarnya.

ATAS NAMA CINTA : ELLENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang