bagian 31

3.3K 254 71
                                    

𝐄𝐗𝐎 - 𝐁𝐢𝐫𝐝
______

"Mas Zafran aku rindu kamu..."
"Mas Zafran aku rindu kamu......"
"Mas Zafran aku rindu kamu........"

Dengungan suara yang berulang terus terputar di kepala Zafran. Zafran ingin sekali membuka matanya, hanya saja ketakutan bahwa suara itu akan menghilang mengurungkan keinginan Zafran.

Tapi, ketika suara itu makin jelas terdengar Zafran segera membuka mata. Dengan hembusan udara tak beraturan keluar dari rongga pernafasannya. Zafran terasa habis lari marathon padahal dirinya baru saja bangun dari tidur panjangnya. Setelah semalam kelabakan mendapat telpon dari istrinya.

Benar. Dimana ponselnya? Zafran ingin memastikan apa semalam hanya mimpinya saja.

Mencari ponselnya. Yang tak Zafran temukan meski sudah mengacak-acak tempat tidurnya. Sampai matanya berkeliling ke seluruh sudut di ruang kerjanya dan akhirnya menangkap keberadaan ponselnya yang tetap di meja kerjanya. Padahal semalam bukannya sudah Zafran ambil dan dirinya bawa ke tempat tidurnya.

Tak ambil pusing, Zafran segera membuka ponselnya begitu benda persegi panjang itu sudah di tangannya. Melihat riwayat panggilan semalam yang ternyata tidak ada. Yang Zafran temukan hanyalah nomor asing yang masuk dalam panggilan. Dan itu pun sekali pada saat dirinya makan siang dengan Satya.

Itu berarti suara itu benar istrinya. Tapi hanya dalam mimpinya saja. Karena Berlian memang sudah pergi. Jika keberadaannya terasa sekalipun itu hanyalah dalam ilusi Zafran.

"Saking kangen dan berharapnya kamu kembali, aku sampai mimpiin kamu..." gumam Zafran setelah menutup layar ponselnya.

Lalu duduk di kursi kerjanya. Merebahkan diri dengan bersandar pada kursi. Menutup mata dengan pikiran berkelana.

Mengingat kejadian dimana untuk pertama kalinya, Zafran dengan lancang menyuruh istrinya untuk duduk di pangkuannya.

Zafran jadi tersenyum sendiri. Karena setelah itu dirinya benar-benar memiliki Berlian seutuhnya.

Tapi, sekarang Zafran jadi ingin menangis lagi. Berliannya kan sudah pergi. Mana lupa jalan pulang lagi. Sampai sekarang belum juga pulang.

Dalam matanya yang terpejam, setitik air mata mulai meluncur turun. Zafran menangis lagi saking tak kuat menahan rasa rindunya. Ini juga untuk pertama kalinya Zafran memimpikan istrinya setelah sekian lama.

"Mau nyusulin kamu aja rasanya. Berlian sekarang ada dimana? Aku mau nyusul nih," Zafran tetiba bicara melantur. Dengan gila yang hampir merenggut kewarasannya.

Bangkit. Zafran dengan tubuh yang mulai mengurus itu mulai berjalan ke arah dapur. Mencari benda paling tajam.

Setelah mendapatkan benda itu, Zafran tersenyum senang. Melihat begitu mengkilatnya benda itu Zafran segera mengarahkan pada hal ingin dirinya tusuk sekarang juga.

Dan.......

Suara pisau menancap pada benda berdaging itu membuat Zafran segera mencabut kembali pisau yang menancap pada daging ayam itu. Ditusuk-tusuknya pisau itu pada dada dan paha ayam sampai benyek. Setelah puas Zafran segera mencincangnya. Lalu membumbuinya dengan bumbu instan.

Rutinitas pagi Zafran sekarang adalah memasak dahulu sebelum masuk kerja. Untuk mengobati kerinduan pada istrinya Zafran juga melampiaskannya pada belajar memasak. Tapi, dengan masakan yang sangat buruk dalam tampilan. Zafran hanya memastikan asal rasanya enak. Tak peduli hancur sekalipun bentuk yang di masaknya.

Menunggu bumbunya meresap pada ayamnya sebelum digoreng, Zafran segera mencuci beras lalu memasaknya lewat penanak nasi.

Dan pagi itu Zafran habiskan waktu dengan memasak lalu memakannya seorang diri di apartemennya. Atau Zafran hanya memasak lalu melupakannya begitu saja. Hal yang beberapa bulan ini sering dirinya lakukan. Tapi begitu masuk kerja, Zafran bahkan lupa untuk pulang ke apartemennya. Seringnya setelah mengunjungi lokasi Berlian kecelakaan Zafran kembali ke kantornya. Menepis sepi dengan bergelut kembali pada pekerjaannya.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang