》Celah dan Darah

1.4K 93 0
                                    

Bacalah dengan tenang dan teliti. Mohon dibantu apabila terdapat typo mohon diberitahukan 🙏 Book, ini memiliki unsur BxB dan Shipper dari Naruto dan Boruto. Kim hanya meminjam karakter dari Anime tersebut. Karakter tetaplah milik Kishimoto - san seorang. Berikan Vote dan Comment kalian. Biar Kim semangat nulisnya. So, lechugo!

••••••••••■■■■■■■■■■••••••••••

Boruto kembali menatap ke arah hutan dan berjalan kembali menuju pintu keluar Desa Konoha. Boruto meringis kecil dengan tangan perlahan menyentuh perutnya sendiri. Sialan ! Ia harus segera pergi dari sini. Kawaki menajamkan pandangannya.

"Ada apa, Kawaki ?," tanya Shikadai saat menyadari bahwa Kawaki menajamkan pandangannya. Kawaki melangkahkan kakinya beberapa langkah dengan kepala yang ia miringkan ke kanan.

"Langkah Boru memelan. Boru !," ucap Kawaki kemudian melebarkan matanya dengan nada yang meninggi di akhir ketika tubuh Boruto ambruk ke tanah.

Semua orang ikut berteriak saat Kawaki dengan cepat berlari ke arah Boruto. Ia mengangkat tubuh Boruto dan menyandarkannya ke pundak. Kawaki berkedip beberapa kali lalu mengangkat tangan kanannya.

"Darah !," teriak Chocho mengundang para petinggi menoleh ke arah mereka bersamaan dengan suara teriakan yang keras dari Kawaki.

Boruto kehilangan kesadaran dengan cepat Kawaki menggendongnya dan melesat pergi dari sana diikuti oleh semua teman temannya dan petinggi desa yang ikut pula mengejarnya.

Sesampainya di rumah sakit dengan tergesa gesa Kawaki meletakkan tubuh Boru ke kasur.

"Kawaki, aku mohon tunggu di depan," ucap Sakura kepada Kawaki yang memegang erat tangan Boruto. Kawaki menatap tajam Sakura dengan segel karma yang aktif dan dalam mode Otsutsukinya.

Sakura tidak bergeming sama sekali meskipun jujur rasa takut itu ada. Mitsuki masuk ke dalam ruang gawat darurat itu.

"Ayo, kita keluar Kawaki. Apa kau ingin memperlambat pengobatan Boruto ?!," ucap Mitsuki sedikit membentak Kawaki. Kawaki seketika terdiam dan menonaktifkan mode Otsutsuki nya lalu menundukkan kepalanya.

Mitsuki mengusap punggung Kawaki. Ia menolehkan kepalanya menatap Boruto kemudian membungkukkan badannya.

"Maaf," ucap Kawaki kemudian mengecup pelan kening Boruto yang tak sadarkan diri dengan air mata yang menetes ke pipi Boruto.

Kawaki menjauhkan wajahnya dan membiarkan tubuhnya dibopong oleh Mitsuki ke luar ruangan yang dibatasi kaca besar. Pengobatan Boruto pun akhirnya dilakukan oleh Sakura. 

Semua orang menatap Kawaki yang terus mondar mandir dengan kuku yang ia gigit. Kawaki berhenti kemudian mengacak acak rambutnya sendiri. Tak ada satupun orang yang berani mendekati Kawaki saat ini.

Mereka hanya melihat sosok Kawaki yang terus mondar mandir, sesekali mengusap gusar wajahnya, menggigit kukunya lalu mereka melebarkan matanya.

Shikamaru menarik tubuh Kawaki dan memeluknya erat saat Kawaki membenturkan kepalanya ke dinding. Bahkan, Sai memegang kedua tangan Kawaki agar Kawaki tidak menyakiti dirinya sendiri.

Salah satu suster yang ada di dekat Sakura menyuruh nya untuk memberikan obat penenang dengan air mata yang mengalir dari kedua matanya. Suster itu menganggukkan kepalanya.

Suster itu mendekat ke arah Kawaki lalu menyuntikan obat penenang di leher Kawaki. Tubuh Kawaki perlahan melemah dan akhirnya membiarkan tubuhnya kini berada dalam pelukan Shikamaru dengan air mata yang terus mengalir di matanya.

Shikamaru mendudukkan diri Kawaki ke kursi panjang. Efek dari obat penenang itu mengarah langsung ke otot bagian kaki. 

Pengobatan Boruto pun berjalan dengan baik. Kondisi Kawaki yang kini sudah jauh lebih tenang dari sebelumnya dan efek penenang yang mulai hilang membuatnya kini berdiri lalu mendekati Sakura yang baru saja keluar dari ruang gawat darurat.

Kawaki berdiri di hadapan Sakura dengan tatapan menuntut penjelasan tentang apa yang terjadi dengan Boruto. Sakura menganggukkan kepalanya.

執着。(Obsession)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang